Inflasi Sulsel Melandai di Tengah Pandemik COVID-19
Permintaan masyarakat rendah seiring penerapan PSBB
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Bank Indonesia mencatat inflasi di Sulawesi Selatan hingga April 2020 melambat atau melandai seiring rendahnya permintaan masyarakat selama pandemik COVID-19. Kondisi itu seperti yang terjadi pada inflasi skala nasional.
Direktur Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Sulsel, Endang Kurnia Saputra mengatakan, rendahnya inflasi di Sulsel turut dirasakan daerah lain di seluruh Indonesia. Secara nasional, inflasi Januari-April tercatat 2,67 persen.
"Demikian juga dengan inflasi di Sulsel, juga menurun jadi 2,96 persen dari target 3 persen," kata Endang Kurnia atau akrab disapa Adang, Rabu (20/5).
Baca Juga: Tidak Biasa, Inflasi di April 2020 yang Melambat ke 0,08 Persen
1. Inflasi melandai dipengaruhi rendahnya permintaan masyarakat di tengah pandemik COVID-19
Adang menjelaskan, melandainya inflasi ini terjadi seiring rendahnya permintaan masyarakat terhadap barang. Itu juga dipengaruhi pertumbuhan ekonomi saat ini yang juga melambat seiring dengan pandemik COVID-19.
"Akibatnya, karena permintaan menurun otomatis para produsen yang menjual barang dan jasa juga menurunkan harganya. Yang penting bagi mereka misalnya, barangnya sekarang laku walau pun keuntungannya sedikit, bahkan mungkin mereka berani untuk bisa segera menjual barang-barangnya agar tidak menumpuk," katanya.
Kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan termasuk yang mengalami penurunan harga seiring dengan adanya pembatasan. Transportasi rata-rata hanya mengangkut tenaga medis atau otoriras. Sedangkan masyarakat umum memang belum terangkut karena masih ada larangan mudik.