BMKG: Gempa Sulbar Pernah Memicu Tsunami pada 1967 dan 1969
Sesar Naik Mamuju diduga jadi pemicu gempa M6,2 Jumat lalu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat, Jumat 15 Januari 2021, menimbulkan korban jiwa dan kerusakan parah. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa berjenis kerak dangkal yang diduga karena aktivitas Sesar Naik Mamuju.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono mengatakan, aktivitas Sesar Naik Mamuju ada di laut. Tapi robekan atau bidang sesarnya bergerak ke Timur, yakni arah Majene dan Mamuju.
"Ini mirip sekali dengan pembangkit gempa Lombok 2018," kata Daryono pada siaran pers yang ditayangkan kanal YouTube BMKG Jumat, dan dikutip IDN Times Sabtu (16/1/2021).
Menurut data BMKG, Sesar Naik Mamuju bisa berkekuatan hingga magnitudo 7,0 dengan laju geser sesar 2 milimeter (mm) per tahun. Alhasil, selalu ada potensi gempa kuat yang harus diwaspadai.
Baca Juga: Gempa Susulan Terjadi di Majene, BMKG Imbau Masyarakat Waspada
1. Sulbar dilanda gempa dan tsunami pada 1969
Episenter gempa di Majene terletak berdekatan dengan titik gempa puluhan tahun silam di Sulbar. Beberapa gempa tercatat berdampak kerusakan parah, bahkan hingga memicu gelombang tsunami.
Menurut catatan BMKG, pada 23 Februari 1969, terjadi gempa Sesar Naik Mamuju dengan kekuatan 6,9 pada kedalaman 13 kilometer di laut. Gempa menyebabkan 64 orang meninggal, 97 orang luka-luka, dan 1.287 rumah serta masjid rusak. Saat itu, dermaga pelabuhan pecah, timbul tsunami dengan ketinggian 4 meter di Pelattoang dan 1,5 meter di Parasangan dan Palili.
"Sebenarnya apa yang terjadi di Majene saat ini berkaitan dengan perulangan gempa yang terjadi di wilayah sana," kata Daryono.
Sebelumnya pada 11 April 1967, gempa mengguncang Tinambung, Polewali Mandar. Gempa memicu tsunami dan menewaskan 13 orang.
Baca Juga: BMKG Peringatkan Ada Potensi Gempa Susulan di Sulbar Hingga M 6,2