7 Januari 1962: Sukarno Selamat dari Upaya Pembunuhan di Makassar
Wali Kota Patompo sempat menyamar sebagai Bung Besar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Hari ini 59 tahun lalu, tepatnya 7 Januari 1962, tokoh proklamator sekaligus presiden pertama Republik Indonesia, Ir Sukarno, lolos dari upaya pembunuhan. Peristiwa itu terjadi di Jalan Cendrawasih Makassar, Sulawesi Selatan.
Pada Minggu malam itu, Bung Karno yang sedang dalam iring-iringan mobil menuju Gelanggang Olahraga (GOR) Mattoanging, dilempari granat. Bung Besar beruntung, sebab ledakan granat meleset dari mobil yang dia ditumpangi. Tapi tidak demikian dengan puluhan orang di tepi jalan yang dikabarkan terluka akibat kejadian itu.
Peristiwa pelemparan granat diceritakan mantan pengawal Bung Karno, Bambang Widjanarko dalam buku Sewindu Dekat Bung Karno (1988). Bambang menulis bahwa saat kejadian, waktu menunjukkan pukul 18.55 Wita dan matahari sudah terbenam satu jam lalu.
"Penerangan jalan saat itu memang masih kurang, kegelapan malam menutup remang kanan kiri jalan. Dengan sangat tiba-tiba terlihat cahaya berkilat bersamaan dengan terdengarnya ledakan dahsyat dekat di depan mobil yang kami naiki. Langsung saya mengerti bahwa itu adalah ledakan sebuah granat," kata Bambang di buku itu.
Baca Juga: 6 Potret Makam Pangeran Diponegoro, Menengok Sejarah Perjuangan Bangsa
1. Pelemparan terjadi dalam perjalanan dari gubernuran
Bambang mengisahkan, pada malam kejadian Bung Karno sedang dalam perjalanan dari rumah jabatan gubernur untuk berpidato di depan ribuan massa di GOR Mattoanging (kini Stadion Andi Mattalatta). Lokasinya ratusan meter dari ledakan di Jalan Cendrawasih.
Bung Karno menumpang mobil didampingi Gubernur Sulsel AA Rivai. Urutan iring-iringan terdiri dari sepeda motor sebagai voor rijders, sebuah jip Dewan Kawal Pribadi (DKP), mobil Indonesia 1, sebuah jip lagi diisi DKP, dan ditutup sepeda motor. Di dalam mobil, Bung Karno duduk di kursi kanan belakang dan Gubernur di kirinya. Pengemudi di depan kanan, sedangkan Bambang di sebelah kirinya.
Jarak dari gubernuran ke GOR Mattoanging tidak jauh, namun rombongan mengambil jalur memutar. Dari gubernuran, mobil menembus sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, lalu belok menuju gedung RRI di tepi pantai, lalu melintasi Jalan Cendrawasih menuju GOR.