TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Buaya di Palu 4 Tahun Berkalung Ban, Panji Pun Gagal Membebaskan

BKSDA Sulteng sempat membuka sayembara untuk penyelamatan

Seekor buaya liar berkalung ban bekas, berjemur di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (15/1/2020). ANTARA FOTO/Basri Marzuki

Makassar, IDN Times - Seekor buaya liar dilaporkan muncul di Sungai Palu, Kota Palu, Sulawesi Tengah, beberapa hari terakhir. Kemunculan satwa liar itu mendapat perhatian warga karena badannya berkalung ban bekas sepeda motor.

Buaya berkalung ban kerap jadi tontonan warga dan pengendara yang melintas, jika muncul di sekitar jembatan II Kota Palu. Konon, buaya itu sudah terlihat di Sungai Palu sejak 2016 atau empat tahun silam. Namun hingga kini badannya belum bisa lepas dari jeratan ban.

“Sebelumnya sering terlihat berkeliaran di wilayah muara hingga pantai Teluk Palu, kini berpindah-pindah, mungkin setelah habitatnya rusak terkena bencana lalu,” kata Yulis, 45 tahun, warga Palu yang diwawancarai Antara baru-baru ini.

1. BKSDA membuka sayembara, tapi tidak ada peminat

Seekor buaya liar yang terjerat ban sepeda motor saat muncul ke permukaan sungai di Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (2/2/2020). ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Tengah pada Januari 2020, membuka sayembara bagi masyarakat untuk membebaskan buaya dari jeratan ban bekas. BKSDA menjanjikan imbalan uang bagi orang yang berhasil membebaskan buaya.

Kepala BKSDA Sulteng Hasmuni Hasmar mengatakan, sayembara dibuka karena pihaknya tidak punya cukup personel untuk menemukan buaya itu. Namun sayembara akhirnya ditutup pada akhir Januari karena tidak ada pendaftar.

“Iya, sayembaranya kita tutup,” kata Hasmar dikutip dari Antara, Senin (3/2).

Baca Juga: Sayembara Menolong Buaya Terlilit Ban di Teluk Palu, Berani Coba?

2. Panji Petualang dan NGO Australia sudah berupaya menolong

Instagram.com/panjipetualang_real/

Hasmar mengungkapkan, selama ini sejumlah pemerhati satwa liar sudah berupaya menolong buaya malang. Termasuk Muhammad Panji atau yang dikenal dengan Panji Petualang, yang datang pada awal Januari 2018. Namun berbagai upaya belum membuahkan hasil.

BKSDA Sulteng, juga sempat bekerja sama dengan lembaga swadaya masyakat atau NGO asal Australia. namun juga gagal. “Organisasi itu sudah dua kali menolong, tapi gagal,” Hasmar mengatakan.

3. BKSDA kini berharap bantuan Kementerian LHK

Seekor buaya liar yang terjerat ban sepeda motor saat muncul ke permukaan sungai di Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (2/2/2020). ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Setelah upaya sayembara gagal, BKSDA Sulsel menyiapkan langkah lain. Hasmar menyatakan pihaknya telah berkonsultasi dengan Direktur Jenderal Konservasi Keanekaragaman Hayati di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Kementerian disebut akan menyiapkan tim khusus, serta peralatannya ke Kota Palu.

Rencananya, tim penyelamat buaya yang akan dikerahkan oleh KemenLHK akan tiba di Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada Selasa (4/2).

''Saya sudah berkonsultasi dengan Pak Direktur. Pokoknya BKSDA tidak akan menyerah. Tim yang dibentuk peralatan telah disiapkan,'' ucapnya.

Baca Juga: Seorang Perempuan Tewas Diterkam Buaya di Sulawesi Tenggara

Berita Terkini Lainnya