Jangan Terlambat Menangani, Ini 5 Tanda Anakmu Alami Overstimulated

Setiap anak punya batasan dalam menghadapi rangsangan dari dunia di sekitarnya. Ada kalanya mereka merasa kewalahan dan tak bisa lagi mengelola semua stimulus yang datang. Saat itulah mereka bisa mengalami overstimulation.
Kondisi ini biasanya gak tampak jelas di luar, tapi dampaknya bisa langsung terasa pada emosi dan perilaku anak. Yuk, kenali lima tanda anak kamu sering overstimulated, agar kamu bisa segera membantu mereka mengatasi keadaan ini dengan cara yang tepat.
1. Anak tiba-tiba jadi sangat mudah marah atau kesal

Biasanya, anak yang overstimulated cenderung lebih mudah tersulut emosinya. Hal-hal kecil yang biasanya gak jadi masalah bisa bikin mereka marah besar atau menangis tanpa bisa dijelaskan kenapa. Ketika rangsangan berlebihan datang, seperti suara keras, keramaian, atau aktivitas yang terlalu banyak, mereka jadi kesulitan mengendalikan perasaan.
Sebagai orang tua, kamu bisa merasa bingung, tapi ini adalah tanda penting bahwa mereka membutuhkan waktu untuk menenangkan diri.
2. Anak terlihat sangat lelah, meski baru sebentar beraktivitas

Meskipun mereka belum banyak bergerak atau bermain, anak yang overstimulated biasanya merasa sangat lelah. Mereka bisa terlihat kehabisan energi atau kelelahan secara tiba-tiba. Ini karena sistem saraf mereka bekerja lebih keras untuk memproses semua rangsangan yang diterima, bahkan jika mereka hanya berada di lingkungan yang ramai atau penuh warna.
Jika anak kamu mulai tampak kelelahan meski aktivitasnya gak seberat itu, bisa jadi mereka sedang berada dalam kondisi overstimulated.
3. Tiba-tiba menjadi sangat diam atau menarik diri

Anak yang biasanya aktif bisa tiba-tiba menjadi sangat diam, bahkan menghindari kontak mata atau menarik diri dari interaksi sosial. Ini adalah cara mereka mengatur diri dan mereset emosi mereka setelah terlalu banyak rangsangan.
Jika anak kamu mulai menjauh atau enggan berinteraksi, ini adalah sinyal bahwa mereka sedang mencoba menenangkan diri dari overstimulation.
4. Kesulitan fokus atau tampak bingung

Ketika anak mengalami overstimulated, mereka mungkin kesulitan untuk fokus pada satu hal saja. Mereka bisa terlihat bingung, gak tahu apa yang harus dilakukan, atau bahkan kesulitan mengikuti instruksi sederhana.
Hal ini terjadi karena otak mereka sedang bekerja keras untuk mengatasi terlalu banyak informasi yang masuk sekaligus. Jika kamu melihat anakmu kesulitan berfokus, bisa jadi itu karena mereka sudah merasa jenuh.
5. Perubahan perilaku yang drastis dan gak biasa

Perilaku anak bisa berubah drastis ketika mereka overstimulated. Mereka yang biasanya sabar bisa tiba-tiba sangat rewel atau bahkan menampilkan perilaku yang lebih agresif dari biasanya. Anak yang lebih pemalu atau pendiam bisa menjadi lebih cemas atau gelisah.
Tanda-tanda ini penting untuk diperhatikan, karena bisa menunjukkan bahwa mereka merasa kewalahan dan membutuhkan waktu untuk menenangkan diri.
Dengan memahami tanda-tanda ini, kamu bisa lebih cepat bertindak untuk mengurangi overstimulation pada anak. Ingat, perhatian dan ketenangan dari orang tua adalah hal yang paling dibutuhkan anak di saat-saat seperti ini. Jadi, jika kamu melihat tanda-tanda tersebut, jangan ragu untuk memberikan ruang bagi mereka agar bisa kembali merasa nyaman.



















