Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

[FOTO] Kehidupan Warga Tionghoa di Kota Makassar Seabad Silam

Seorang anak Tionghoa di Kota Makassar bersama kendaraan pawai untuk perayaan Cap Go Meh pada tahun 1880. Dipotret oleh Walter Bentley Woodbury dan James Page. (Woodbury & Page (Batavia), Chinese kinderen op het Tjap-Gomehfeest te Makassar, KITLV 32179, CC BY 4.0)
Intinya sih...
  • Kawasan Pecinan adalah bukti sejarah perkembangan Makassar sejak abad ke-18
  • Letaknya dekat dengan pelabuhan membuat kawasan ini menjadi pusat perdagangan Makassar
  • Dalam waktu satu abad, deretan rumah kayu sederhana berubah menjadi bangunan bertingkat

Makassar, IDN Times - Kawasan Pecinan adalah bukti sejarah perkembangan Makassar sejak abad ke-18. Dengan luas mencapai 44 hektar, wilayah yang dikenal sebagai China Town ini mencakup Kecamatan Wajo dan Kecamatan Ujung Pandang.

Letaknya yang dekat dengan pelabuhan membuat kawasan ini menjadi pusat perdagangan Makassar, sebuah peran yang masih bertahan hingga saat ini. Geliat ekonomi masih terasa di Jalan Sulawesi, Jalan Jampea, hingga Jalan Sangir.

Berikut IDN Times menyajikan foto-foto kehidupan komunitas Tionghoa di Pecinan Makassar seabad silam yang dihimpun dari Lembaga Ilmu Bahasa, Negara dan Antropologi Kerajaan Belanda (KITLV).

1. Ini adalah suasana Muurstraat yang kini dikenal sebagai Jalan Timor pada tahun 1915. Dalam keterangan foto, terdapat Losmen Weng Hing Hak Tjang di sebelah kiri dan tempat praktik dokter gigi Tan Gim Tek di bagian kanan

Suasana kawasan Muurstraat di Kota Makassar pada tahun 1915. (AnonymousUnknown author, Muurstraat te Makassar, KITLV 34215, CC BY 4.0)

2. Seperti namanya, Passerstraat (kini Jalan Nusantara) adalah pusat perniagaan termahsyur. Di kawasan ini pula pernah menjadi markas salah satu surat kabar Tionghoa berbahasa Melayu pertama di Makassar yakni Sin Hwa Po

Suasana Passerstraat di Kota Makassar pada tahun 1905. (AnonymousUnknown author, KITLV A685 - Passerstraat te Makassar, KITLV 81994, CC BY 4.0)

3. Salah satu sudut lain kawasan Passerstraat. Letak kawasan ini bisa dibilang strategis sebab sangat dekat dari pelabuhan Makassar yang menjadi tempat lalu lintas barang

Suasana Passerstraat di Kota Makassar pada dekade 1930-an. (AnonymousUnknown author, Passerstraat Makassar., KITLV 1403257, CC BY 4.0)

4. Tepat di sebelah Passerstraat adalah Tempelstraat (kini Jalan Sulawesi). Suasananya lebih tenang sebab merupakan kawasan pemukiman Tionghoa dari berbagai macam profesi

Suasana Tempelstraat di Kota Makassar pada tahun 1905. (AnonymousUnknown author, KITLV A30 - Tempelstraat te Makassar, KITLV 11587, CC BY 4.0)

5. Di Tempelstraat terdapat Klenteng Xian Ma. Ini merupakan salah satu yang tertua di Makassar sebab berdiri pada dekade 1860-an. Dalam kawasan Jalan Sulawesi juga terdapat klenteng bersejarah lainnya yakni Kwan Kong

Suasana Klenteng Xian Ma di Tempelstraat pada tahun 1910. (Celebes Drukkerij (Macassar), Macassar. Chinese tempel. Chineesche tempel., KITLV 1403281, CC BY 4.0)

6. Dalam keterangan yang disediakan oleh KITLV, yang berada dalam foto ini adalah seorang perempuan Tionghoa. Meski namanya tak diketahui, yang menarik ternyata ia mengenakan sarung tradisional Makassar

Seorang perempuan Tionghoa di Kota Makassar pada tahun 1900. (AnonymousUnknown author, Chinese vrouw te Makassar, KITLV 3899, CC BY 4.0)

7. Dalam hasil jepretan studio foto pertama di Makassar, H. Leonidas & Co., ini adalah seorang laki-laki Tionghoa bernama Yo Hoai Giok. Ia mengenakan pakaian tradisional sarat motif

Seorang laki-laki Tionghoa di Kota Makassar bernama Yo Hoai Giok pada tahun 1880. (H. Leonidas & Co, Yo Hoai Giok te Makassar, KITLV 91261, CC BY 4.0)

8. Jika kini orang mengenalnya sebagai hal wajib di perayaan di bulan Agustus, dulu lomba panjat pinang diadakan sebagai bagian dari kemeriahan Tahun Baru Imlek di Kota Makassar

Meriahnya perayaan Tahun Baru Imlek di Kota Makassar pada dekade 1920-an. (AnonymousUnknown author, Festiviteiten ter gelegenheid van de viering van Chinees Nieuwjaar te Makassar, KITLV 153482, CC BY 4.0)

9. Dalam perjalanan ke Makassar pada 1880, duo fotografer asal Inggris yakni Walter Bentley Woodbury dan James Page menyempatkan diri memotret kemeriahan perayaan Cap Go Meh. Salah satunya yakni kendaraan pawai nan unik dari bocah Tionghoa ini

Seorang anak Tionghoa di Kota Makassar bersama kendaraan pawai untuk perayaan Cap Go Meh pada tahun 1880. Dipotret oleh Walter Bentley Woodbury dan James Page. (Woodbury & Page (Batavia), Chinese kinderen op het Tjap-Gomehfeest te Makassar, KITLV 32179, CC BY 4.0)

10. Masih dipotret oleh Walter B. Woodbury dan James Page, foto ini menunjukkan persiapan pawai perayaan Cap Go Meh di Makassar pada tahun 1880. Terlihat beberapa penduduk lokal ikut berpartisipasi

Persiapan pawai perayaan Cap Go Meh di Kota Makassar pada tahun 1880. Dipotret oleh Walter Bentley Woodbury dan James Page. (Woodbury & Page (Batavia), Optocht ter gelegenheid van het Tjap-Gomehfeest, vermoedelijk te Makassar, KITLV 2597, CC BY 4.0)

Dalam waktu satu abad, deretan rumah kayu yang sederhana itu berubah menjadi bangunan-bangunan bertingkat. Sebagian masih terawat dengan baik, sementara sebagian lainnya terbengkalai dan tak terurus. Meskipun demikian, jika masih jeli, pengunjung masih bisa menyaksikan mozaik bersejarah di sejumlah sudut kawasan Pecinan Makassar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
Ach. Hidayat Alsair
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us