[FOTO] Kehidupan Warga Tionghoa di Kota Makassar Seabad Silam

- Kawasan Pecinan adalah bukti sejarah perkembangan Makassar sejak abad ke-18
- Letaknya dekat dengan pelabuhan membuat kawasan ini menjadi pusat perdagangan Makassar
- Dalam waktu satu abad, deretan rumah kayu sederhana berubah menjadi bangunan bertingkat
Makassar, IDN Times - Kawasan Pecinan adalah bukti sejarah perkembangan Makassar sejak abad ke-18. Dengan luas mencapai 44 hektar, wilayah yang dikenal sebagai China Town ini mencakup Kecamatan Wajo dan Kecamatan Ujung Pandang.
Letaknya yang dekat dengan pelabuhan membuat kawasan ini menjadi pusat perdagangan Makassar, sebuah peran yang masih bertahan hingga saat ini. Geliat ekonomi masih terasa di Jalan Sulawesi, Jalan Jampea, hingga Jalan Sangir.
Berikut IDN Times menyajikan foto-foto kehidupan komunitas Tionghoa di Pecinan Makassar seabad silam yang dihimpun dari Lembaga Ilmu Bahasa, Negara dan Antropologi Kerajaan Belanda (KITLV).
1. Ini adalah suasana Muurstraat yang kini dikenal sebagai Jalan Timor pada tahun 1915. Dalam keterangan foto, terdapat Losmen Weng Hing Hak Tjang di sebelah kiri dan tempat praktik dokter gigi Tan Gim Tek di bagian kanan

2. Seperti namanya, Passerstraat (kini Jalan Nusantara) adalah pusat perniagaan termahsyur. Di kawasan ini pula pernah menjadi markas salah satu surat kabar Tionghoa berbahasa Melayu pertama di Makassar yakni Sin Hwa Po

3. Salah satu sudut lain kawasan Passerstraat. Letak kawasan ini bisa dibilang strategis sebab sangat dekat dari pelabuhan Makassar yang menjadi tempat lalu lintas barang

4. Tepat di sebelah Passerstraat adalah Tempelstraat (kini Jalan Sulawesi). Suasananya lebih tenang sebab merupakan kawasan pemukiman Tionghoa dari berbagai macam profesi

5. Di Tempelstraat terdapat Klenteng Xian Ma. Ini merupakan salah satu yang tertua di Makassar sebab berdiri pada dekade 1860-an. Dalam kawasan Jalan Sulawesi juga terdapat klenteng bersejarah lainnya yakni Kwan Kong

6. Dalam keterangan yang disediakan oleh KITLV, yang berada dalam foto ini adalah seorang perempuan Tionghoa. Meski namanya tak diketahui, yang menarik ternyata ia mengenakan sarung tradisional Makassar

7. Dalam hasil jepretan studio foto pertama di Makassar, H. Leonidas & Co., ini adalah seorang laki-laki Tionghoa bernama Yo Hoai Giok. Ia mengenakan pakaian tradisional sarat motif

8. Jika kini orang mengenalnya sebagai hal wajib di perayaan di bulan Agustus, dulu lomba panjat pinang diadakan sebagai bagian dari kemeriahan Tahun Baru Imlek di Kota Makassar

9. Dalam perjalanan ke Makassar pada 1880, duo fotografer asal Inggris yakni Walter Bentley Woodbury dan James Page menyempatkan diri memotret kemeriahan perayaan Cap Go Meh. Salah satunya yakni kendaraan pawai nan unik dari bocah Tionghoa ini

10. Masih dipotret oleh Walter B. Woodbury dan James Page, foto ini menunjukkan persiapan pawai perayaan Cap Go Meh di Makassar pada tahun 1880. Terlihat beberapa penduduk lokal ikut berpartisipasi

Dalam waktu satu abad, deretan rumah kayu yang sederhana itu berubah menjadi bangunan-bangunan bertingkat. Sebagian masih terawat dengan baik, sementara sebagian lainnya terbengkalai dan tak terurus. Meskipun demikian, jika masih jeli, pengunjung masih bisa menyaksikan mozaik bersejarah di sejumlah sudut kawasan Pecinan Makassar.