Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mirip Beruang, 10 Fakta Bubutu Sulawesi Kerabat Kanguru yang Santai

bubutu sulawesi
bubutu sulawesi (Sakurai Midori, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Pernah dengar tentang satwa yang mukanya mirip beruang tapi badannya seperti kuskus raksasa? Kenalan, yuk, sama bubutu sulawesi (Ailurops ursinus), salah satu kekayaan hayati paling unik yang hanya bisa kamu temui di Pulau Sulawesi dan sekitarnya. Hewan ini sering banget bikin salah sangka karena penampilannya yang gagah, padahal sifatnya pemalu dan gerakannya super santai.

Keberadaannya di puncak-puncak pohon hutan hujan tropis menjadikan bubutu sulawesi sebagai penjaga ekosistem yang misterius. Sayangnya, satwa karismatik ini menghadapi berbagai ancaman serius yang membuat populasinya makin tertekan. Inilah kenapa penting banget buat kita untuk kenal lebih dekat dengan bubutu sulawesi, karena makin kenal, makin tumbuh rasa sayang untuk ikut melestarikannya.

1. Bukan beruang, tapi kerabat purba kanguru dari Sulawesi

bubutu sulawesi
bubutu sulawesi (Sakurai Midori, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Meski namanya Kuskus Beruang atau bubutu sulawesi, jangan bayangkan ia segarang beruang grizzly, ya. Dilansir Animal Diversity Web, bubutu sulawesi adalah seekor marsupialia, yang berarti ia mamalia berkantung seperti kanguru dan koala. Betinanya memiliki kantung di perut untuk membawa dan menyusui anaknya yang lahir dalam kondisi sangat muda.

Bubutu sulawesi bahkan dianggap sebagai salah satu anggota paling primitif dari famili Phalangeridae (kuskus), yang menunjukkan bahwa garis keturunannya sudah terpisah dari kerabatnya sejak jutaan tahun lalu.

2. Punya wajah mirip monyet dengan ekor super kuat

bubutu sulawesi
bubutu sulawesi (Mark Bolnik, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Secara fisik, bubutu sulawesi memang unik. Wajahnya pendek dengan telinga kecil berbulu, membuatnya sekilas mirip monyet atau beruang kecil. Bulunya tebal dan kasar, warnanya bervariasi dari abu-abu, cokelat, hingga hitam.

Salah satu fitur andalannya adalah ekor prehensile yang panjangnya hampir sama dengan panjang tubuhnya. Ekor ini sangat kuat dan bagian ujungnya tidak berbulu, berfungsi sebagai "tangan kelima" untuk berpegangan erat di dahan-dahan pohon saat ia bergerak perlahan di kanopi hutan.

3. Seluruh hidupnya dihabiskan di atas pohon

bubutu sulawesi
bubutu sulawesi (Riefza Vebriansyah, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Bubutu sulawesi adalah hewan arboreal sejati, artinya ia menghabiskan hampir seluruh hidupnya di pepohonan. Dari makan, tidur, hingga berkembang biak, semuanya dilakukan di kanopi hutan hujan tropis dataran rendah.

Kakinya yang memiliki cakar tajam dan dua jari saling berhadapan di tangan depan dirancang sempurna untuk mencengkeram dahan. Jadi, jangan harap bisa menemuinya sedang berjalan-jalan santai di tanah, ya!

4. Pola makannya sangat spesifik dan rendah kalori

bubutu sulawesi
bubutu sulawesi (SYAMSUL RIVAI, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Hewan ini adalah seorang folivore atau pemakan daun. Menurut studi yang dipublikasikan di Journal of Mammalogy dan dikutip oleh Animal Diversity Web, menu utamanya adalah daun-daun muda dari spesies pohon tertentu. Daun muda dipilih karena lebih mudah dicerna dan toksinnya lebih sedikit.

Meski begitu, bubutu sulawesi juga menyantap bunga, kuncup, dan buah yang belum matang karena kandungan proteinnya lebih tinggi. Pola makan rendah nutrisi inilah yang menjadi alasan mengapa bubutu sulawesi harus banyak beristirahat untuk mencerna makanannya.

5. Hidup berpasangan atau berkelompok kecil

bubutu sulawesi
bubutu sulawesi (Cendrawasih14, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Berbeda dari banyak jenis kuskus lain yang soliter, bubutu sulawesi lebih sosial. Mereka sering ditemukan hidup berpasangan atau dalam kelompok keluarga kecil yang terdiri dari tiga hingga empat ekor.

Interaksi sosialnya memang tidak terlalu aktif, karena sebagian besar waktunya dihabiskan untuk istirahat. Namun, kebiasaan hidup bersama ini menunjukkan adanya ikatan sosial yang cukup kuat di antara mereka.

6. Punya metabolisme lambat, jadi gerakannya pun santai

bubutu sulawesi
bubutu sulawesi (Sakurai Midori, CC BY 3.0, via Wikimedia Commons)

Jika kamu melihat bubutu sulawesi, kamu akan sadar kalau gerakannya sangat lambat dan penuh kehati-hatian. Dilansir Animalia.bio, bubutu sulawesi menghabiskan sebagian besar harinya untuk beristirahat atau tidur, dan hanya sedikit waktu untuk makan dan aktivitas lainnya.

Ini bukan karena ia malas, tapi merupakan strategi adaptasi terhadap dietnya yang rendah energi. Dengan bergerak lambat, ia bisa menghemat tenaga secara maksimal, mirip seperti kungkang di benua Amerika.

7. Aktif di siang hari, tak seperti kerabat kuskus lainnya

bubutu sulawesi
bubutu sulawesi (Sakurai Midori, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Satu lagi keunikan bubutu sulawesi adalah ia merupakan hewan diurnal atau aktif di siang hari. Ini cukup berbeda dari kebanyakan spesies kuskus lain yang cenderung nokturnal atau aktif di malam hari.

Kebiasaan ini membuatnya lebih mudah diamati di habitat aslinya, seperti yang dilaporkan oleh Murex Resorts, di mana beberapa ekor bubutu sulawesi terlihat beraktivitas di sekitar pepohonan resor pada siang hari.

8. Komunikasinya misterius, lebih andalkan aroma

bubutu sulawesi
bubutu sulawesi (Ariefrahman, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Hingga saat ini, para peneliti belum mengetahui banyak tentang sistem perkawinan dan komunikasinya. Namun, para ahli di Animal Diversity Web menduga bahwa bubutu sulawesi mengandalkan komunikasi kimiawi, seperti meninggalkan jejak aroma untuk menandai wilayah atau memberi sinyal pada pasangannya.

Satu pengamatan mencatat adanya suara klik dan obrolan pendek yang keras, namun makna pastinya masih menjadi misteri.

9. Populasinya terancam akibat perburuan dan alih fungsi lahan

ilustrasi deforestasi
ilustrasi deforestasi (pexels.com/Timothy Jordan)

Status konservasi bubutu sulawesi saat ini adalah Vulnerable atau Rentan menurut Daftar Merah IUCN. Ancaman terbesarnya adalah hilangnya habitat akibat deforestasi untuk perkebunan dan permukiman.

Selain itu, perburuan untuk diambil daging dan bulunya juga masih marak terjadi di beberapa wilayah. Tingkat reproduksinya yang rendah, yakni hanya melahirkan satu atau dua anak per tahun, membuat populasinya sangat sulit untuk pulih dari tekanan-tekanan ini.

10. Sudah dilindungi hukum, tapi butuh kepedulian kita semua

bubutu sulawesi
bubutu sulawesi (Sakurai Midori, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Secara hukum, bubutu sulawesi adalah satwa yang dilindungi di Indonesia. Namun, penegakan hukum di lapangan seringkali masih menjadi tantangan besar. Untungnya, sudah ada upaya positif dari berbagai pihak, termasuk program edukasi bagi para petani untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Upaya ini dilaporkan telah membantu menstabilkan populasi bubutu di beberapa area.

Bubutu sulawesi adalah bukti nyata betapa luar biasanya keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia. Keberadaannya bukan hanya penting bagi keseimbangan ekosistem hutan, tetapi juga menjadi warisan alam yang tak ternilai harganya. Mari kita ikut berkontribusi dalam upaya konservasi, sekecil apa pun itu, agar generasi mendatang masih bisa mendengar cerita tentang si pemalu penghuni kanopi hutan Sulawesi ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us

Latest Life Sulawesi Selatan

See More

5 Pelajaran Berharga dari Prinsip Hidup YOLO

26 Des 2025, 14:39 WIBLife