6 Adab Makan bagi Suku Bugis yang Sarat Makna, Anak Muda Wajib Tahu

Dari memuliakan tamu dan pantangan menyisa makanan

Makassar, IDN Times - Dengan beragam suku yang mendiami Indonesia, sudah pasti adat istiadat akan berbeda satu sama lain. Kebiasaan ini merupakan warisan leluhur, dan tetap dipelihara hingga sekarang. Sebagai bagian dari budaya, aspek kebiasaan memiliki nilai-nilai luhurnya sendiri.

Di sisi lain, kebiasaan ini kemudian menjadi sebuah aturan tak tertulis dan bagian dari norma suatu masyarakat. Tindak-tanduk seseorang bisa dinilai dari perangai dan kepatuhannya pada adat istiadat.

Unsur lokalitas kemudian menyatu dalam banyak momen. Tak cuma acara penting seperti pesta adat dan pernikahan, tapi juga terlihat dalam aktivitas kehidupan sehari-hari seperti saat makan.

Suku Bugis - Makassar yang mendiami Sulawesi Selatan, punya beberapa tata krama yang berlaku saat bersantap. Semua punya makna mendalam, dan masih setia diajarkan secara turun temurun. Nah, berikut IDN Times menjelaskan untuk kamu.

1. Utamakan tamu atau orang yang berusia lebih tua

6 Adab Makan bagi Suku Bugis yang Sarat Makna, Anak Muda Wajib TahuIlustrasi makan bersama orang tua. (Pexels.com/Askar Abayev)

Bagi masyarakat Bugis-Makassar, orang tua dalam keluarga atau orang dengan umur uzur (tomatoa) adalah kelompok yang harus dihargai. Ini tak lepas dari pandangan umum bahwa mereka telah mengecap asam-garam kehidupan, sehingga dari merekalah generasi lebih muda bisa belajar.

Penghargaan pada tomatoa juga dibawa ke atas meja makan. Mereka disuguhi hidangan lebih dulu, dipersilakan memilih makanan yang tersedia dan harus menjadi orang yang paling terakhir selesai makan. Ini dilakukan untuk menjaga suasana, sebab dianggap tak sopan jika semeja dengan mereka dan lebiu duluan selesai. Bahkan jika orang berusia lebih tua ini sengaja menambah makanan pada piring yang lebih muda, makanan tersebur harus dihabiskan.

Tak cuma kepada tomatoa, masyarakat Bugis - Makassar juga melakukan hal ini kepada tamu yang datang berkunjung. Semuanya berasal dari budaya "sipakatau" yang bermakna "memanusiakan manusia."

2. Tamu tak boleh menolak sajian dari tuan rumah

6 Adab Makan bagi Suku Bugis yang Sarat Makna, Anak Muda Wajib Tahufreepik.com/rawpixel.com

Nah, ini berhubungan dengan poin sebelumnya. Tamu yang datang, meski sedang terburu-buru, tak boleh menolak hidangan yang disajikan si tuan rumah. Entah itu berupa makanan, kue atau minuman.

Banyak orang tua masih percaya tak memakan sajian dari si empunya rumah bisa mengundang bala di tengah perjalanan. Ini berasal dari sebuah pepesan leluhur Bugis yang berbunyi :

"Pemmali saleiwi inanre iyarega uwae pella iya puraE ipatala nasabaq mabisai nakenna abalaq."

Terjemahan : Dilarang meninggalkan makanan atau minuman yang sudah dihidangkan karena bisa mengundang bencana.

Sejatinya, menyantap sajian tuan rumah merupakan cara tamu menghargai pemilik tempat, senada takwil makna "sipakatau" yakni untuk menjalin hubungan baik dengan semua orang.

3. Makan bersama jadi hal yang wajib

6 Adab Makan bagi Suku Bugis yang Sarat Makna, Anak Muda Wajib TahuUnsplash.com/Spencer Davis

Meja makan, bagi masyarakat Bugis, adalah tempat merekatkan hubungan kekeluargaan atau pertemanan. Percakapan sebelum, saat, dan setelah menyantap disebut sangat membantu satu sama lain saling mengenal lebih dalam.

Bagi keluarga, percakapan di meja makan adalah sarana mendekatkan diri dan mengetahui hari-hari anak tercinta atau pasangan. Semua bermuara pada kehidupan harmonis dan rukun satu sama lain.

Masyarakat Bugis percaya bahwa orang-orang yang makan bersama di satu meja atau majelis takkan saling menyakiti. Ini berasal dari anggapan bahwa kepercayaan bahwa makan bersama adalah bentuk membangun rasa percaya dengan yang diajak.

4. Peralatan makan saat lesehan dan untuk tamu

6 Adab Makan bagi Suku Bugis yang Sarat Makna, Anak Muda Wajib TahuTradisi "mabbaca-baca" milik masyarakat Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan. (Instagram.com/indahpurnamasari564

Jika tadi berbicara tentang makna filosofis, ini sudah masuk tataran teknis. Semua lauk pauk dan sayuran diusahakan terkumpul dalam satu tatakan besi yang biasa disebut "kappara" (baki). Sedangkan wadah untuk nasi berada di luar kappara. Ini lazim dilakukan dalam situasi makan lesehan, utamanya saat ada hajatan.

Lebih jauh, tamu atau orang tua diberi piring dan alat makan paling bagus. Adat Bugis sendiri mengenal "bosara", sebuah piring satu kaki dengan tudung saji khusus (biasa disebut pattongko') berisi kue-kue yang diletakkan dekat dari pengisi barisan kehormatan sebuah acara.

5. Tak boleh memegang alas piring saat menyantap

6 Adab Makan bagi Suku Bugis yang Sarat Makna, Anak Muda Wajib TahuPexels/Engin Akyurt

Punya kebiasaan mengangkat piring, dengan tangan menyentuh bagian alas, saat sedang menyantap? Ternyata, masyarakat Bugis menganggapnya sebagai pemmali atau pantangan yang harus dihindari karena bisa mendatangkan kesialan.

Banyak yang percaya ini untuk menghindari hawa panas dari piring agar tak terkena tangan si penyantap. Namun, kebiasaan ini berlanjut dan bahkan berlaku untuk hidangan yang disajikan dalam keadaan dingin.

Baca Juga: 5 Model Baju Bodo Modern, Anggun bak Putri Bangsawan Bugis-Makassar

6. Pantang hukumnya untuk menyisakan makanan

6 Adab Makan bagi Suku Bugis yang Sarat Makna, Anak Muda Wajib TahuIlustrasi menu buka bersama (IDN Times/Anata)

Mubazir dan menyisakan makanan adalah hal yang paling tidak disukai banyak orang tua masyarakat Bugis. Hal tersebut dianggap menyia-nyiakan pemberian Tuhan. Makanya, aturan ini diterapkan secara ketat kepada anak-anaknya. Sejak kecil, semua diajari untuk menaruh nasi dan lauk yang kira-kira bisa dihabiskan. 

Jika ingin menambah, masyarakat Bugis biasanya menyisakan sedikit nasi dan lauk sebelum kembali mengisi piring. Ini dilakukan sebab menghabiskan isi piring sampai bersih umumnya diartikan sebagai orang tersebut telah selesai makan.

Nah, itu tadi adab-adab makan masyarakat Bugis yang tetap dipegang hingga kini. Apa ada beberapa poin di atas yang masih dipraktikkan keluargamu?

Baca Juga: 7 Kosakata Bugis-Makassar Ini Sudah Masuk KBBI, Kamu Tahu?

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya