5 Fakta Menarik Leopardus, Genus Kucing Liar yang Mirip Macan Tutul!

- Genus Leopardus memiliki kemampuan memanjat dan melompat yang sangat ulung
- Corak tutul berwarna hitam dan tubuh cokelat menjadi ciri fisik khas dari Leopardus
- Populasi sebagian spesies Leopardus terancam punah akibat perburuan liar, deforestasi, dan aktivitas manusia
Sejatinya, kucing tak melulu lucu, berukuran kecil, dan punya warna-warni seperti yang terlihat pada kucing domestik atau kucing peliharaan. Selain kucing peliharaan ada juga kucing liar yang berukuran besar, bercorak tutul, dan sangat ganas seperti kucing-kucing yang berasal dari genus Leopardus. Karena merupakan kucing liar, genus Leopardus juga terkenal akan kemampuan-kemampuan yang luar biasa.
Tercatat, hewan ini mampu memanjat dengan sangat baik, punya kecepatan dan kelincahan yang luar biasa, mampu hidup di berbagai tipe habitat, dan bisa memakan berbagai jenis hewan. Genus ini juga punya penyebarannya yang sempit karena hanya bisa ditemukan di benua Amerika. Selain itu, genus Leopardus juga punya berbagai fakta menarik dan beberapa diantaranya akan segera kita bahas!
1. Merupakan pemanjat yang ulung

Dilansir NatureWorks, genus Leopardus merupakan pemanjat dan pelompat yang sangat ulung. Dengan kemampuan tersebut Leopardus mampu naik ke bebatuan sampai ke pohon yang tinggi dan lebat. Di atas batu atau pohon, kucing ini kerap terlihat mengejar mangsa, kabur dari predator, bersembunyi, atau sekadar bersantai dan beristirahat. Kemampuan memanjat ini sangat penting dan membuat Leopardus bisa beradaptasi dengan baik di hutan dan pegunungan yang jadi habitatnya.
Tercatat, ada empat hal yang membuat mamalia ini sangat ahli memanjat. Pertama, ia punya cakar yang tajam dan kaki kuat yang digunakan untuk mencengkeram batu dan batang pohon. Kedua, ekor hewan ini juga panjang dan bisa digunakan untuk menyeimbangkan tubuh saat memanjat. Ketiga, tubuhnya ramping dan ringan yang bisa digunakan untuk bergerak dengan gesit dan lincah. Terakhir, corak di tubuhnya bisa digunakan sebagai kamuflase di pepohonan.
2. Punya corak tutul yang mirip dengan kucing besar

Jika berbicara mengenai ciri fisik, genus Leopardus punya corak tutul berwarna hitam dan tubuh dengan warna cokelat atau jingga yang mudah dikenali. Corak tutul tersebut dapat terlihat di seluruh tubuh, mulai dari kepala, leher, badan, kaki, sampai ekor. Ekornya sendiri panjang, kepalanya membulat, badannya ramping, dan kakinya panjang. Nah, karena corak dan warna tersebut perawakan Leopardus mirip dengan kucing besar seperti cheetah, jaguar, atau macan tutul.
Tapi ada juga spesies dengan corak yang tidak terlalu mencolok, seperti Leopardus colocola dan Leopardus pajeros. Daripada corak tutul, mereka justru punya tubuh berwarna cokelat, jingga, atau krem yang ditemani corak garis tipis. Ukuran Leopardus juga bervariasi, ada spesies yang ukurannya setara kucing peliharaan, namun ada juga yang punya panjang mencapai 1 meter. Karenanya, genus Leopardus digolongkan ke kategori kucing berukuran kecil sampai menengah.
3. Hanya bisa ditemukan di benua Amerika

Dilansir Animal Diversity Web, Leopardus adalah satwa endemik benua Amerika. Tercatat, kucing ini hanya menghuni dua wilayah, yaitu Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Oleh karena itu, genus Leopardus juga disebut sebagai american small cats atau kucing kecil amerika. Secara umum, kebanyakan spesies Leopardus sangat suka tinggal di hutan, kebun, atau daerah dengan vegetasi rapat. Namun ada juga beberapa spesies yang justru bisa ditemukan di dataran tinggi, daerah berbatu, dan pegunungan. Alhasil dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan kalau kucing ini merupakan kucing yang sangat adaptif.
4. Ungulata, burung, mamalia kecil, dan primata jadi makanan utamanya

Laman iNaturalist menjelaskan kalau genus Leopardus punya makanan yang bervariasi tergantung spesies dan lingkungannya. Dalam hal ini, spesies yang hidup di hutan seperti Leopardus pardalis dan Leopardus wiedii sering memakan ungulata, reptil, hewan pengerat, sampai primata seperti monyet. Mereka juga bisa memakan hewan bertubuh keras seperti armadillo. Di sisi lain, spesies yang hidup di pegunungan seperti Leopardus jacobita justru lebih suka memakan hewan kecil seperti burung, kadal, dan tikus.
Namun sebagaimana kucing dan predator lain Leopardus adalah predator ganas yang punya banyak kelebihan. Sebagai contoh, L. pardalis mampu mengejar mangsa di berbagai medan, mau itu semak-semak, daerah lembab, atau pepohonan. L. jacobita yang hidup di pegunungan dan bebatuan juga sangat lincah dan bisa mengejar mangsa dengan gesit. Ditambah cakar tajam dan gigitan yang kuat kucing ini sanggup memburu mangsa dimanapun mereka berada.
5. Populasinya terus menurun dan banyak spesies yang merupakan hewan terancam punah

Jika berbicara populasi, sebenarnya hampir semua spesies Leopardus punya populasi yang terus menurun. Saking menurunnya, beberapa spesies seperti L. colocolo, L. wiedii, Leopardus guttulus, L. jacobita, Leopardus tigrinus, dan Leopardus guigna masuk ke kategori hewan yang terancam punah, jelas IUCN Red List. Tentunya hal ini sangat mengkhawatirkan dan jika dibiarkan bukan tidak mungkin kalau mereka bisa punah dalam waktu dekat.
Jika diulik ada beberapa faktor yang mendorong kucing ini ke jurang kepunahan. Pertama, perburuan liar yang merajalela membuat eksistensi hewan ini terus terancam. Deforestasi hutan juga momok yang berbahaya. Tak hanya itu, aktivitas manusia seperti indutrialisasi, pertanian, dan alih fungsi lahan juga sangat berbahaya. Terakhir, pencemaran dan penyebaran yang sempit juga jadi penyumbang kepunahan.
Tak mau kalah dari kucing lain, ternyata genus Leopardus juga punya banyak hal menarik. Hal-hal menarik tersebut tercermin dari beberapa aspek, mulai dari kebiasaannya, makanannya, penyebarannya, populasinya, sampai ciri fisiknya. Oleh karena itu, kamu tak boleh meremehkan kucing ini hanya karena ia merupakan kucing liar. Sebaliknya, kamu harus menjaga, menghormati, mengenal, dan melindungi eksistensinya.