Makassar Biennale 2021: Pengobatan Tradisional Jadi Nyawa Seni

Digelar di enam kota, akan berlangsung selama dua bulan

Makassar, IDN Times - Pameran seni rupa dua tahunan Makassar Biennale (MB) digelar untuk kali keempat, mulai hari ini, Rabu ini (1/9/2021) hingga 31 Oktober 2021.

Meneruskan tradisi dari edisi 2019, MB 2021 digelar di sejumlah kota. Ada Makassar sebagai kota pembuka, lalu disusul Pangkep, Parepare, Bulukumba, Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur) serta Nabire (Papua).

Khusus untuk tahun ini, pihak Tanahindie serta Yayasan Makassar Biennale mengangkat subtema "Sekapur Sirih" sebagai pendamping tema abadi "Maritim."

"Sekapur Sirih" sendiri berasal dari tradisi Nusantara yakni mengunyah sirih pinang ketika menerima tamu. Di sisi lain, tema tersebut juga sebagai simbol kekayaan pengobatan alami (fitofarmaka).

Baca Juga: Sentil Isu Reklamasi, Makassar Biennale Gelar Lomba Foto Sunset

1. Khazanah pengobatan tradisional jadi penggerak subtema Makassar Biennale 2021

Makassar Biennale 2021: Pengobatan Tradisional Jadi Nyawa SeniSalah satu dokumentasi penelitian pengobatan tradisional dari tim penulis "Sekapur Sirih" Makassar Biennale di Nabire, Papua. (Instagram.com/makassarbiennale)

Bagi Tanahindie dan Yayasan Makassar Biennale, pandemik COVID-19 disebut jadi momentum masyarakat kembali mengingat resep pengobatan turun temurun. Memori warisan para sesepuh dibuka lagi. Terlebih tumbuh-tumbuhan yang diracik tumbuh dekat dari masyarakat, entah di halaman rumah hingga pepohonan dekat pemukiman.

Direktur Yayasan Makassar Biennale, Anwar "Jimpe" Rachman, mengatakan ada isu akses kesehatan yang turut terekspos.

"Siasat pengobatan ini, (...) menjadi jalan keluar untuk mengatasi masalah akses mereka ke pengobatan modern yang tak merata, kerap tak terjangkau, bahkan obatnya belum ada," tulis Jimpe dalam kata pengantar Ramuan di Segitiga Wallacea (Makassar Biennale, 2020).

2. Buku "Ramuan di Segitiga Wallacea" jadi pendahulu kegiatan MB 2021

Makassar Biennale 2021: Pengobatan Tradisional Jadi Nyawa SeniSampul buku "Ramuan di Segitiga Wallacea" (Makassar Biennale, 2020). (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Dalam konteks sebagai subtema MB 2021, fitofarmaka jadi titik berpijak dan nyawa untuk inspirasi hal-hal terkait, yang kemudian diekspresikan dalam seni dwimatra (dua dimensi), trimatra (tiga dimensi) sampai tingkat yang lebih performatif.

Sebelum MB 2021, telah diadakan residensi penulis di enam kota penyelenggara pada September-November 2020. Melibatkan 29 anggota komunitas, mereka menelusuri dan mendokumentasikan tradisi pengobatan tradisional yang ada di wilayah timur Indonesia. Hasilnya dihimpun dalam buku Ramuan di Segitiga Wallacea yang terbit tahun lalu.

Selama dua bulan diselenggarakan, MB 2021 mengadopsi format gabungan luring dan daring. Ada pameran instalasi seni, lokakarya, simposium hingga panggung pertunjukan. Tanpa kehadiran seniman dari luar negeri, MB tahun ini melibatkan lebih dari 25 penggerak seni lokal, baik individu ataupun kelompok.

3. Untuk rangkaian pembuka di Makassar, MB 2021 akan digelar di tiga tempat berbeda

Makassar Biennale 2021: Pengobatan Tradisional Jadi Nyawa SeniSuasana pembekalan tim Makassar Biennale 2021 oleh sineas Rachmat Hidayat Mustamin di Kampung Buku, Minggu 29 Agustus 2021. (Instagram.com/makassarbiennale)

Didapuk sebagai kurator untuk MB 2021 yakni Fitriani A. Dalay (Komunitas Quiqui, Makassar) serta Pingkan Polla (69 Performance Club, Jakarta). Mereka didampingi dua asisten kurator asal Makassar yakni Aziziah Diah Aprilya (fotografer lepas, Tanahindie) dan Wilda Yanti Salam (penulis, Kampung Buku).

Kegiatan ini terlaksana berkat Dana Bantuan Internasional untuk Organisasi Pendidikan dan Kebudayaan 2021 dari Kementerian Luar Negeri Jerman, Goethe-Institut, serta sejumlah mitra lainnya.

Rangkaian kegiatan di Kota Makassar akan dihelat di tiga lokasi berbeda yakni Kampung Buku, Floom serta Artmosphere Studio. Berlangsung dari 13.00 hingga 20.00 WITA, pihak penyelenggara juga bakal menerapkan protokol kesehatan.

Pembukaan MB 2021 sendiri berlangsung pada Rabu sore (1/9/2021) di Kampung Buku. Tampil di hari pertama adalah duo sineas Makassar, Rachmat Mustamin - Deli Luhukay, serta kelompok seni PELAKOR (Pelantun Keroncong).

Makassar Biennale 2021: Pengobatan Tradisional Jadi Nyawa SeniPoster pameran seni Makassar Biennale 2021 yang bertajuk "Maritim: Sekapur Sirih". (Dok. Yayasan Makassar Biennale)

Baca Juga: Makassar Biennale Adakan Pelatihan Penulisan-Penelitian di Enam Kota 

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya