Cerita Luka Azimah Fada di Album Debut "Scars Souvenir"

Sarat jazz melankolis, tak melulu terasa muram

Makassar, IDN Times - Musisi muda Azimah Fada akhirnya resmi album debutnya yakni Scars Souvenir pada Jumat pekan lalu (3/3/2023). Selama 40 menit, pendengar diajak untuk hanyut dalam pop jazz yang terasa "campur aduk" (dalam makna secara harafiah dan literal) melalui 11 trek.

Menjadi lagu pembuka, As We Talk begitu padat berkat drum Leca Percussion dan piano lick yang begitu menggoda. Dijamin membuat orang susah menahan godaan untuk menggoyangkan kepala atau kaki mengikuti irama.

Milliseconds, Limèrance dan Under the Influence kental dengan rasa sesal lantaran menceritakan lika-liku hidup. Meski mayoritas lagunya terdengar gloomy, ia masih menyelipkan surat cinta untuk sang ibunda tercinta lewat lagu Mother.

Satu yang unik, penggunaan string section, horn serta timpani di hampir semua lagu memang bertujuan untuk memperkaya rasa dan emosi yang ingin disampaikan. Lagu Scars Souvenir dan HELIOS / TIDE RISES jadi buktinya. Tapi justru bisa membuat sebuah trek terasa megah, seperti di Forgive You, For Me yang bertindak sebagai penutup.

1. Jadi cara Azimah bercerita hal-hal yang ia alami dalam hidupnya sejauh ini

https://www.youtube.com/embed/PfTJ9BF05r8

Azimah sendiri sudah mulai menggarap album ini pada tahun 2022. Tapi, Scars Souvenir memang sarat pengalaman personal. Dan lirik lagu-lagunya, yang 70 persennya ia tulis di dalam kamar tidur sekaligus studio mininya, memang berasal dari segala keresahan di dalam kepala dan hati, yang kemudian ditumpahkan tak bersisa.

"Jadi selama perjalanan menggarap album ini, menulis itu menurutku personal sekali. Dan sulit saja untuk membuka atau mengatakan apa yang di dalam kepala dan hati saya," ujarnya saat menjelaskan proses kreatif lagu ini kepada IDN Times, Jumat 4 Maret 2023 silam.

"Tapi memang ada masa di hidupku yang baru-baru aja terjadi, di mana saya nggak tau bisa cerita sama siapa Jadi, coping mechanism-ku itu dengan menulis lagu," ujarnya saat menjelaskan proses kreatif lagu ini kepada IDN Times, Jumat 4 Maret 2023 silam.

Tak sekadar karya, Scars Souvenir turut menjadi proses transisi Azimah dari seorang perempuan yang berpindah dari fase adolensens ke young adulthood atau dewasa muda. Ia menyebut banyak luka yang mengiringi prosesnya, beberapa membekas dalam dan susah hilang. Tapi, Azimah percaya menjalani hidup dengan luka-luka tersebut jadi cara untuk "berdamai."

2. Album "Scars Souvenir" juga tak selalu berbicara tentang hal-hal muram

Cerita Luka Azimah Fada di Album Debut Scars SouvenirPenyanyi asal Makassar, Azimah Fada, saat tampil di Tipsy Panda Bandung pada 8 Maret 2023. (Instagram.com/azzfdd)

"Ternyata banyak luka, banyak trauma-trauma yang tertinggal. Dan saya merasa kayak, atau mungkin secara tidak sadar, saya memperlihatkan luka-luka itu sebagai berada di punggung saya. Luka-luka tersebut tinggal dan membentuk saya sekarang," ujarnya, merujuk pada artwork sampul Scars Souvenir yang digarap oleh fotografer Aziziah Aprilya.

Ia bahkan tidak sepakat dengan sebuah pesan yang kerap lalu lalang di film romantis atau linimasa media sosial : "waktu adalah penyembuh." Ini tak lepas dari pandangannua bahwa penerimaan harus berasal dari dalam batin.

"Menurut saya enggak sih. Kalau misalnya kita ingin menyembuhkan luka, kita harus berdamai dulu dengan luka itu. Waktu tuh enggak ada hubungannya, meskipun 40 tahun kemudian kalau masih trauma juga ya akan tetap trauma juga. Sebenarnya lebih Berdamai dengan luka-luka itu, bagainana saya bisa hidup, berjalan dengan luka-luka itu," imbuhnya.

Di sisi lain, proses menulis lagu-lagu di album Scars Souvenir ternyata tak melulu bergulat dengan kemuraman. Seiring proses penggarapan, Azimah menggali lagi memori-memori masa lalu yang lebih cerah, pengiring masa transisinya menuju usia dewasa. 

"Awalnya saya pikir 11 trek ini, atau berapa pun lagu yang jadi, bakal sedih semua. Tapi ternyata sepanjang proses, saya jadi belajar menulis lirik yang happy juga. I talk about lust, I talk about love. Meman banyak cerita sedihnya, tapi ada juga bright side-nya," papar Azimah.

3. Dapat inspirasi dari beragam genre, libatkan banyak musisi dalam proses penggarapannya

Cerita Luka Azimah Fada di Album Debut Scars SouvenirSolois muda asal Makassar, Azimah Fada, saat tampil di helatan Prolog Fest 2021. (Instagram.com/azzfdd)

Lantas apakah jazz sudah menjadi bagian dari musik Azimah sekarang dan nanti? Ia rupanya enggan lantaran referensi musik selama menggarap Scars Souvenir datang dari banyak genre. Bahkan, inspirasi trek penutup Forgive You, For Me datang lantaran saat itu ia gemar mendengar lagu-lagu symphonic metal.

"Sejujurnya saya gak bisa stick di satu genre. Saya gak bisa bilang kalau genreku hanya satu, karena ada juga beberapa trek yang lebih ke rock alternatif Jadi kalau ditanya apa trek yang saya banget, saya gak bisa jawab karena keseluruuan album ini adalah saya," jelasnya.

Digarap pada Agustus 2022, Azimah tak cuma menulis lirik. Ia menyusun sendiri musik enam lagu tersebut. Irama gitar, bass, drum, strings, piano, synthetizer, celesta hingga alat musik tabuh bongo diraciknya selama enam bulan.

Meski begitu, ia tetap berkolaborasi dengan sejumlah musisi Makassar. Di lagu As We Talk melibatkan drummer Leca Percussion, pianis Rhesa Siregar, bassis Surya Idrus, dan Dauglas Randy Kastanya pada saksofon.

Pada bagian choir lagu Scars Souvenir dan HELIOS / TIDE RISES ada Hirah Sanada, Mutiara Salsabila, Fariq serta Reinaldi Todinglayuk. Ia pun turut mengajak serta teman kuliahnya, Sari Wardani, untuk menabuh bongo di lagu Paraphrased.

Baca Juga: Menyimak Perjalanan Satu Dekade Mr.Azman di Album "Cerita Membiru"

4. Sebuah tur mini di empat kota dilakoni untuk perkenalkan "Scars Souvenir"

Cerita Luka Azimah Fada di Album Debut Scars SouvenirPenyanyi asal Makassar, Azimah Fada, saat tampil di Etika Studio Makassar pada 4 Maret 2023. (Instagram.com/azzfdd)

Berbicara dari aspek teknis, Azimah mengakui album tersebut masih memiliki kekurangan. Proses mixing-mastering ia pun lakoni sendiri, bermodal seabrek tutorial di internet.

"Setelah merilis single, saya belajar lagi salahnya di mana, kurangnya di mana. Jadi saya kayak learning by doing, lambat juga gitu karena harus keberpatokan dengan apa yang sudah dibikin sebelumnya. Tapi ada juga senior-senior di dunia musik yang membantu," jelasnya.

Azimah merayakan perilisan album debutnya lewat intimate gig yang berlangsung di Etika Studio pada 4 Maret silam. Konser kecil ini sekaligus membuka tur mini di empat kota. Setelah Makassar, ia bersama tiga personel "membawa" Scars Souvenir ke Jakarta, Bandung dan Yogyakarta hingga 12 Maret.

Setelah melepas album debut dan lakoni tur mini. Apa rencana Azimah selanjutnya? "Saya akan mengerjakan lagu teman kampus, yang menurutku suaranya bagus sekali. Saya ingin memperlihatkan dia, kayak berlian yang ditemukan," pungkasnya, memberi semacam teaser tanpa membuka detail.

Baca Juga: Martil Sajikan Persaudaraan Lingkar Moshpit dalam Lagu Debut

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya