9 Makanan Khas Wakatobi yang Terkenal Lezat

Sebagian masyarakat Indonesia tidak dapat dipisahkan dari nasi, berbeda dengan masyarakat Wakatobi yang tidak dapat dipisahkan dari Kasuami, Bagi masyarakat Wakatobi Kasuami ibarat sebuah nasi yang dijadikan sebagai makanan pokok. Kasuami berasal dari singkong yang diparuh dan diperas airnya hingga kering kemudian dikukus. Uniknya bentuknya kerucut, namun ada juga yang berbentuk persegi panjang dengan tambahan minyak ikan dan bawang goreng. Kasuami tersebut disebut Kasuami Pepe dan lebih nendang rasanya.

Konon asal muasal Kasuami dulunya dijadikan penduduk yang sering melaut karena dapat bertahan selama satu minggu lamanya. Tidak heran salah satu ciri khas masyarakat Wakatobi ialah seorang pelaut ulung. Kalian mudah sekali menemukan Kasuami disini, tapi kalau Suami tidak menjamin yaa!

Sama seperti Kasuami, Kambalu juga menjadi pengganti nasi bagi masyarakat Wakatobi. Topografi tanah yang tidak mendukung untuk menanam padi menyebabkan masyarakat Wakatobi beralih pada tanaman lain untuk pemenuhan karbohidrat. Bahan dasar makanan Kambalu dari Wakatobi adalah keladi atau talas. Bahan itu dihaluskan terlebih dahulu kemudian diberi tambahan garam, bawang merah, dan bawang putih.

Adonan tersebut kemudian dibungkus dengan daun kelapa. Pemilihan pembungkus daun kelapa bermaksud menjaga cita rasa Kambalu agar tetap nikmat dan lezat. Tekstur dalam satu gigitan Kambalu amat kenyal dan cocok disajikan bersama lauk seperti Ikan Bakar Colo-colo. Sekilas bentuknya seperti Lepet bagi masyarakat Jawa karena menggunakan daun kelapa sebagai pembungkusnya.

Makanan atau kuliner khas Wakatobi berbahan dasar hasil laut, salah satunya ialah ikan parende. Ikan Parende terbuat dari ikan kakap merah, namun juga dapat diganti dengan jenis ikan lainnya. Ikan dipotong-potong dan ditambahkan bumbu rempah dan kuah asam yang membuatnya terasa lebih segar. Perpaduann rasa asam, gurih, manis, pedas dalam satu hidangannya siap menggoda lidahmu.

Dahulu Ikan Parende hanya bisa disantap oleh masyarakat golongan atas saja karena kemewahannya. Namun sekarang semua golongan masyarakat dapat merasakan lezatnya masakan satu ini.

Nama Heloa Sira berasal dari Bahasa Wakatobi. Yaitu kata Heloa dan Sira Heloa yang artinya memasak, sementara Sira memiliki arti kelapa. Apabila dimaknai, Heloa Sira merupakan olahan ikan tuna yang diasap terlebih dahulu kemudian dimasak menggunakan kelapa tanpa adanya proses tumis-menumis.

Heloa Sira wajib disajikan di rumah-rumah masyarakat Wakatobi saat lebaran tiba karena merupakan makanan berat dan kaya rempah yang disukai semua usia apalagi orang tua.

Heloa Sira juga diartikan makanan yang dimasak secara efektif dan sederhana. Ini terlihat dari cara memasaknya yang tidak ribet. Masakan ini pun tergolong sehat dan rendah lemak serta cita rasanya yang gurih. Rasa asam segar berasal dari kelapa yang telah disangrai dan tambahan belimbing wuluh.

Selain makanan berat dan berkalori, Wakatobi mempunyai camilan khas disebut Gule-Gule yang disuguhkan dalam berbagai acara. Camilan ini mudah ditemui dalam acara sakral seperti khitanan, pernikahan, bahkan acara bertema sedih layaknya acara duka cita.

Gule-gule berasal dari parutan singkong yang didiamkan terlebih dahulu selama seminggu untuk kemudian dihancurkan menyerupai tepung. Adonan tepung tersebut ditambahkan dengan campuran terigu dan air untuk bisa dibuat lilitan unik menyerupai bentuk Gule-gule. Dibalik seni dari bentuk yang unik, ternyata terdapat filosofi bentuk lilitan yang menyerupai bagian tubuh dari manusia. Wow!

Meskipun padi bukan tanaman yang mudah dijumpai di Wakatobi, masyarakatnya mempunyai olahan makanan yang berasal dari beras. Disebut Luluta yaitu olahan beras yang dibungkus daun pisang kemudian dimasukkan dalam bambu lalu dibakar bagian ujungnya hingga matang. Konon makanan ini asalnya dari Pulau Binongko.

Hampir sama seperti Lemang di daerah Jambi, namun terdapat pilihan beras merah sebagai bahan utamanya selain beras putih.

Selain terkenal di Wakatobi, Kapusu Nosu juga mudah ditemukan di daerah Buton. Bahan yang mudah ditemukan berupa jagung tua dan cara pembuatannya yang tidak sulit menjadikannya makanan yang cukup sering disantap. Kapusu Nosu akan lebih nikmat didampingi dengan ikan kering dan sambal terasi.

Sekilas bentuknya seperti bubur jagung yang lebih nikmat disantap ketika hangat. Terdapat beberapa resep yang ditambahkan dengan kacang merah. Kandungan dalam satu mangkok Kapusu Nosu penuh akan nutrisi.

Di pulau Kaledupa, Kosean No Kaudafa menjadi makanan khas Wakatobi yang cukup digemari. Bentuk makanan ini seperti sayur mayur yang berbahan dasar daun kelor dan kelapa muda.

Kosean No Kaudafa cocok disantap pada siang hari saat matahari sedang terik. Adanya kelapa muda membuat makanan ini cukup segar. Disajikan dengan Kasuami dengan lauk ikan bakar atau ikan goreng pun tidak kalah nikmat.

Mencari kuliner dengan cita rasa manis di Wakatobi, Sanggara Banda jawabannya. Sanggara Banda berbahan dasar singkong yang di dalamnya terdapat pisang rebus. Adonan tersebut kemudian dikukus sekitar 30-40 menit. Sementara pada bagian luarnya ditaburi dengan parutan kelapa muda.

Itulah daftar makanan khas di Wakatobi yang mempunyai ciri tersendiri. Kekayaan alam membuat jenis kuliner di Wakatobi memiliki cita rasa beragam. Tidak hanya keindahan alam yang menarik, ragam kuliner yang unik dan lezat menjadikan Wakatobi sebagai destinasi wisata yang tidak boleh terlewatkan dalam rencana liburanmu.