Pasca Gagal Juara Liga 1, PSM Siap Hadapi Sejumlah Agenda Ini

Saat Liga 1 2018 resmi tutup buku pada akhir pekan lalu, Piala Indonesia masih berjalan. Peluang menyabet trofi di kancah nasional masih dalam helatan yang baru diadakan setelah "hilang" selama beberapa tahun.

Lolos dari putaran pertama akibat Sidrap United mengundurkan diri, Persiter Ternate sudah menunggu di babak 64 besar. PSM bakal bertandang ke markas klub yang tengah berkutat di Liga 3 tersebut, Stadion Gelora Kie Raha, pada Sabtu 22 Desember mendatang.

Namun, kecil kemungkinan Juku Eja datang dengan kekuatan penuh. Meneer Robert tak menganggapnya sebagai prioritas utama. Seluruh pemain asing diistirahatkan selama sebulan. Begitu pula dengan beberapa pilar inti. Alhasil, para pemain lapis dua-lah yang diboyong.

Setidaknya, mereka yang punya jam terbang minim bisa menambah menit bermain. Mulai dari kiper Hilmansyah, bek Muhammad Syafii, para winger muda seperti Arsyad Yusgiantoro dan Saldy Amiruddin, hingga duet penyerang muda Agi Pratama - Heri Susanto.

Setelah menikmati libur, anggota Pasukan Ramang langsung menatap kompetisi Asia, sesuatu yang baru kembali dirasakan sejak 17 tahun berlalu. Tak tanggung-tanggung, AFC Cup 2019 sudah bergulir pada akhir Februari.

PSM tergabung dalam Grup H bersama Home United asal Singapura (catatan: jika mereka gagal lolos dari babak kualifikasi AFC Champions League), Kaya-Iloilo dari Filipina, serta perwakilan Laos yakni Lao Toyota.

Jika wacana Liga 1 2019 baru dimulai akhir April atau awal Mei jadi kenyataan, setidaknya mesin PSM sudah panas setelah jalani empat matchday turnamen antar-klub Asia kelas dua. Menurut jadwal, PSM bakal awali perjuangan di kancah Asia dengan melawat ke kandang Home United pada hari Kamis 27 Februari 2019.

Bisa dipastikan jika sejumlah turnamen pra-musim siap padati agenda sepak bola nasional antara bulan Januari hingga pertengahan April. Bertindak sebagai pengisi kekosongan, bukan tak mungkin PSM akan ambil bagian dalam satu atau dua ajang pemanasan.

Satu hal yang jadi pertanyaan, apakah agenda tahunan Piala Presiden akan hilang sementara akibat Piala Indonesia? Lantas apakah nilai gengsi dari Piala Indonesia akan luntur lantaran kurangnya prioritas? Agaknya pertanyaan ini baru terjawab seiring waktu.

Kesibukan tak hanya milik elemen kesebelasan, tapi juga pihak manajemen. Hasil evaluasi nanti akan tunjukkan siapa saja yang layak dipertahankan atau didepak. Belum lagi jika pemain dengan durasi kontrak singkat memilih angkat kaki alih-alih berunding. Patut ditunggu siapa saja calon bintang dari daftar rekrutan baru.