Viral Dugaan Sepak Bola Gajah di Kompetisi Usia Dini Makassar
- Dugaan "sepak bola gajah" dalam kejuaraan kelompok umur PSM National Championship U-10 dan U-12 di Makassar mencuat karena tindakan tidak suportif dalam pertandingan.
- Pihak penyelenggara menepis anggapan pengaturan pertandingan, menyebut bahwa pernyataan pelatih kepada pemainnya hanya sebagai motivasi untuk meraih hasil seri.
- Hasanuddin FC dikenai sanksi berupa pengurangan 3 poin sehingga gagal lolos ke Babak 16 Besar, serta dilarang mengikuti turnamen lain yang diselenggarakan oleh Celebes Filanesia Sport Management.
Makassar, IDN Times - Publik sepak bola nasional mengarahkan fokus ke Makassar selama beberapa hari terakhir. Ini lantaran dugaan "sepak bola gajah" dalam kejuaraan kelompok umur PSM National Championship U-10 dan U-12 yang berlangsung di Makassar pada 4 hingga 7 Juli lalu.
Dugaan tersebut mencuat lantaran kejanggalan yang terjadi di kompetisi level U-12 yang mempertemukan Hasanuddin FC Makassar dan Lapatau Football School Bone, Sabtu 6 Juli. Dalam laga yang berlangsung di Lapangan FIK Universitas Negeri Makasssar, terjadi tindakan tidak suportif.
Dalam video pendek berisi cuplikan pertandingan yang viral, terlihat Lapatau bisa menyamakan kedudukan lewat proses gol nan janggal. Bola tendangan dari tengah lapangan yang bergulir pelan justru dibiarkan lewat oleh kiper Hasanuddin FC.
1. Pihak penyelenggara menyebut bahwa para pemain Hasanuddin FC salah paham dengan instruksi pelatih
Andi Suruji, Direktur & Penanggung Jawab Turnamen, menyebut bahwa pihaknya langsung memanggil pelatih dan ofisial Hasanuddin FC Makassar setelah laga berdurasi 2x10 menit tersebut. Dalam rapat, pihak tim yang bersangkutan menepis jauh-jauh anggapan bahwa terdapat pengaturan pertandingan.
"Sebelum peristiwa itu terjadi, kepada siswa atau pemainnya, pelatih mengaku hanya menyampaikan motivasi bahwa 'jika berhasil meraih hasil seri saja, maka Hasanuddin FC sudah lolos ke babak 16 besar'," tutur Andi Suruji dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times pada Rabu siang (10/7/2024).
"Diduga, pernyataan itulah kemungkinan yang ditangkap dan diartikan oleh anak-anak Hasanuddin FC sebagai 'suatu keharusan untuk mencapai hasil seri saja.' Jadi diduga terjadi miskomunikasi dan misinterpetasi antara pelatih dan ofisial dengan pemainnya," imbuhnya.
2. Hasanuddin FC disanksi pengurangan tiga poin, dan gagal lolos ke babak 16 besar meski jadi pemuncak klasemen Grup A
Dugaan lain bahwa Hasanuddin FC menghindari calon lawan di babak 16 besar juga disebut tak berdasar. Andi Suruji menjelaskan bahwa masih ada grup yang menunggu siapa urutan tiga terbaik yang akan lolos ke fase gugur. Kendati demikian, pihak penyelenggara tetap menjatuhkan sanksi kepada tim tersebut.
"Direktur Pertandingan bersama panitia dan wasit sepakat tetap memberikan dua pilihan sanksi, yakni diskualifikasi atau pengurangan poin kepada Hasanuddin FC. Dengan menjatuhkan sanksi berupa pengurangan 3 poin, maka Hasanuddin FC otomatis tidak lolos ke Babak 16 Besar atau sama dengan diskualifikasi," jelasnya.
Hasanuddin FC pun gagal lolos ke 16 besar meski saat itu menjadi pemuncak klasemen Grup A. Sementara itu, Lapatau Football School lolos dari sanksi. Ini lantaran pihak penyelenggara turnamen menyimpulkan bahwa sama sekali tidak terdapat indikasi mereka terlibat dalam peristiwa tersebut.
3. Manajemen PSM Makassar berharap kejadian serupa tak terulang di kemudian hari
Sanksi tambahan juga diberikan pada Hasanuddin FC. Mereka dilarang terjun ke turneman-turnamen yang diselenggarakan Celebes Filanesia Sport Management pada semua kategori kelompok usia mulai dari U-10, U-12, U-13, U-15 hingga U-17. Sanksi tersebut berlaku sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Pihak PSM National Championship U-10 dan U-12 juga sudah melaporkan hal ini ke manajemen PSM Makassar pada Senin lalu (8/7/2024) untuk diteruskan ke PSSI. Juku Eja berharap agar kasus serupa tak terjadi di edisi mendatang.
"Manajemen PSM menekankan agar kualitas penyelenggaraan turnamen-turnamen selanjutnya semakin ditingkatkan. Hal-hal seperti kasus Hasanuddin FC tersebut tidak terulang lagi agar maksud dan tujuan diselenggarakannya PSM Cup untuk usia dini (grassroot) dapat tercapai dengan baik," tukas Andi Suruji.
