[KLASIK] Marwan Sayedeh, Idola Suporter PSM di Musim 2010/11
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Bagi pencinta sepak bola Indonesia dekade 2010-an, nama Marwan Sayedeh sulit dilupakan. Winger asal Suriah ini dikenal sebagai pemain gesit sekaligus momok bagi bek-bek lawan.
Selalu bergerak di sisi kanan lapangan, gerakan Marwan sukar ditebak. Entah langsung cutting inside, mengirim umpan silang atau bahkan mengeluarkan trik mengecoh. Secara aklamasi, kemampuannya mengolah bola memang di atas rata-rata.
Memperkuat beberapa klub Liga Indonesia, PSM Makassar sempat memakai jasa Sayedeh selama musim 2010/11. Datang dari Pelita Jaya di jendela transfer jelang musim baru, ia diperkenalkan sebagai penggawa Juku Eja pada akhir Agustus 2010.
1. Marwan Sayedeh direkrut jelang helatan LSI musim 2010/11
Total ada lima legiun asing yang direkrut oleh PSM musim itu. Selain Sayedeh ada striker Richard Anoure Obiora (Nigeria), gelandang bertahan Jules Basile Onambele (Kamerun) plus duo Australia keturunan Serbia, yakni gelandang serang Srećko Mitrović serta palang pintu Goran Šubara.
Oleh pelatih Robert Rene Alberts, Sayadeh diplot sebagai pilihan utama untuk pos sayap kanan. Ia menjadi bagian dari trisula andalan PSM di paruh pertama LSI 2010/11, bersama Andi Oddang dan Korinus Fingkriew.
Pemain kelahiran Latakia, 5 Oktober 1986, itu menjelma jadi winger yang sulit dihentikan. Bersama Korinus, umpan-umpan kiriman Sayedeh kerap dikonversi jadi gol baik oleh Andi Oddang atau Anoure Obiora. Trio ini berkontribusi atas 9 dari total 11 gol sepanjang putaran pertama, dan mengantar PSM ke peringkat dua klasemen.
Baca Juga: [KLASIK] Kiprah Singkat Nemanja Vucicevic sebagai Juru Gedor Juku Eja
2. Sayedeh tetap menjadi andalan Juku Eja saat menyeberang ke kompetisi LPI
Desember 2010, PSM memutuskan menyeberang ke Liga Primer Indonesia (LPI). Ini sebagai bentuk protes dan kekecewaan atas kepemimpinan wasit yang dialami selama 11 pekan. Robert Rene Alberts mundur, dan diganti oleh Dutchman lainnya, Wilhelmus "Wim" Rijsbergen.
Mengarungi "liga tandingan", tak banyak perubahan kekuatan kecuali hengkangnya Anoure Obiora dan Jules Basile. Wim tetap mengandalkan trisula dengan susunan baru yakni Sayedeh - Oddang - M Rahmat.
LPI 2011 jadi panggung ketajaman Sayedeh. Wim meminta para juru gedornya untuk sering berganti posisi dan aktif bergerak. Alhasil peran mencari gol bergeser dari Oddang ke Sayedeh. Jebolan tim muda klub Suriah Hutteen tersebut berhasil mengemas 10 gol, menempatkannya di daftar top skorer.
Baca Juga: [KLASIK] 5 Pemain Asal Australia yang Pernah Membela PSM Makassar
3. Hengkang pada akhir tahun 2011, Sayedeh mencetak 17 gol dari 32 penampilan
Gol dari trio Sayedeh - Oddang - M Rahmat menghasilkan 26 dari total 36 gol. Saat LPI 2011 dihentikan pada awal Agustus 2011, untuk memberi jalan bagi LPI 2011/12 yang diakui FIFA, PSM finis di peringkat tiga klasemen.
Sayang, Sayedeh hanya berseragam merah marun selama satu setengah tahun (LPI 2011/12 baru dimulai pada akhir November 2011). Ia kemudian menyeberang ke LSI untuk memperkuat Persegres Gresik United di paruh kedua musim 2011/12. Kariernya berlanjut ke Pelita Bandung Raya (2013-2014).
Selama menjadi penggawa Pasukan Ramang, Marwan Sayedeh tampil sebanyak 32 kali dan mencetak total 17 gol.
Kini, di usia 33 tahun, memilih fokus ke bisnis apparel yang didirikannya pada 2019 silam. MAR10 (baca: Marten), nama merknya, diambil dari tiga huruf nama depannya dan nomor punggung yang ia kenakan saat memperkuat PSM. Apparel MAR10 sendiri kini menjadi penyuplai sejumlah klub lokal, salah satunya Badak Lampung FC.
Baca Juga: [KLASIK] Sepak Terjang Empat Pemain Asal Korea Selatan di PSM Makassar