[KLASIK] Kisah Semusim Julio Lopez, Playmaker Rasa Striker di PSM

Pelatih gonta-ganti, tapi J-Lo tetap jadi pemain andalan

Makassar, IDN Times - Di gelaran Liga Super Indonesia (LSI) 2008/09, PSM Makassar terpental jauh dari persaingan papan atas. Mereka cuma bisa finis di peringkat 8, alias berstatus tim semenjana. Namun, masih ada beberapa cerita tersisa dari perjuangan Juku Eja musim itu.

Salah satu nama yang mencuat adalah Julio Lopez, legiun asing asal Chili. Skill gocekan dan visi bermainnya di atas rata-rata. Punya ciri khas bermain dengan kaus kaki pendek, Lopez juga mahir mencetak gol. Padahal, peran aslinya adalah playmaker.

Usai merumput untuk PSIS Semarang (2003) lalu Persib Bandung (2004), Lopez sempat mencicipi sepak bola Swiss bersama St. Gallen dan FC Vaduz sepanjang tahun 2005. Gagal bersinar di Negeri Alpen, Lopez pulang kampung sebagai pemain Universidad de Chile.

Jelang Ligina 2007, pemilik nama lengkap Julio Gabriel Lopez Venegas itu kembali ke panggung sepak bola Indonesia. Menerima pinangan PSIS, ia tampil impresif di masa bakti kedua untuk Laskar Mahesa Jenar. Sebanyak 20 gol dikemas sepanjang babak penyisihan Wilayah Barat.

Baca Juga: [KLASIK] PSM di Piala Presiden 1974: Kuda Hitam Perusak Dominasi

1. Direkrut PSM Makassar jelang gelaran Liga Super Indonesia musim 2008/09

[KLASIK] Kisah Semusim Julio Lopez, Playmaker Rasa Striker di PSMStadion Mattoanging Makassar, jelang pembongkaran. IDN Times/Sahrul Ramadan

Radoy Minkovski, pelatih kepala PSM saat itu, kepincut dengan kepiawaian Lopes mengeksekusi bola mati. Juru taktik asal Bulgaria itu menyelipkan namanya dalam daftar rekrutan baru Juku Eja jelang LSI 2008/09.

J-Lo, julukan si pemain, sejatinya hanya opsi kedua calon tandem penyerang Aldo Barreto. Opsi pertama adalah Yao Junior Senaya, ujung tombak Timnas Togo pada Piala Dunia 2006. Namun, peraturan Badan Liga Indonesia (BLI) mengharuskan pemain asing minimal tampil di divisi dua liga. Sementara Senaya saat itu adalah penggawa YF Juventus, klub 1. Liga (divisi tiga) Swiss.

Alhasil Senaya gagal menyusul dua kompatriotnya yang sudah lebih dulu mendarat di Makassar sejak Ligina 2007, Ouadja Lantame Sakibou dan Ali Khadafi. Pilihan pun dijatuhkan pada Julio Lopez.

Singkat cerita, berkat mahar Rp1,2 miliar ditambah rumah serta mobil pribadi, Lopez resmi menjadi pemain PSM. Ia diperkenalkan bersama Claudio Pronetto, gelandang yang diangkut dari Deltras Sidoarjo, pada Rabu 7 Mei 2008.

2. PSM perkenalkan J-Lo sebagai pemain anyar pada Piala Gubernur Jatim 2008

[KLASIK] Kisah Semusim Julio Lopez, Playmaker Rasa Striker di PSMANTARA FOTO/Yusran Uccang

Piala Gubernur Jawa Timur 2008 jadi ajang pertama J-Lo sebagai penggawa PSM Makassar. Di ajang pra-musim tersebut, anak asuh Radoy Minkovski keluar sebagai juara tiga.

Masuk LSI 2008/09, Lopez langsung nyetel. DI laga debutnya, saat PSM menjamu Deltras pada Jumat 18 Juli 2008, ia mencetak sepasang gol. Perkenalan dengan para suporter yang memadati Mattoanging kian sempurna sebab sang tamu ditekuk dengan skor 3-0.

Melihat komposisi skuad saat itu, suporter berharap PSM bisa menembus papan atas persaingan Liga Super. Di depan ada duet Aldo Barreto - Julio Lopez, Claudio Pronetto dan Ali Khaddafi di tengah, lalu Ouadja Lantame sebagai palang pintu. Turut pula talenta-talenta lokal seperti Irsyad Aras, Hamdi Hamzah, Iqbal Samad, Ahmad Amiruddin, Diva Tarkas serta Syamsul Chaeruddin.

Empat laga awal dilalui PSM dengan moncer. Tiga kemenangan dikantongi, plus ssekali imbang. Julio Lopez sendiri berhasil mengemas empat gol, sementara Aldo sang tandem mencetak tiga angka. 

3. Sepanjang musim 2008/09, J-Lo mencetak 15 gol dari 21 kali penampilan

[KLASIK] Kisah Semusim Julio Lopez, Playmaker Rasa Striker di PSMStriker PSM Makassar musim 2008/09, Julio Lopez (kiri), dalam pertandingan melawan PSIS Semarang di Stadion Andi Mattalatta Mattoanging Makassar, Minggu (1/3/2009). (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)

Seiring waktu, situasi kamar ganti tak kondusif. Ini berujung pada pemecatan Radoy usai pekan ketujuh. Pos kosong diserahkan ke Raja Isa bin Raja Akram Shah.

Sayang, juru taktik asal Malaysia itu tak mampu mengerek PSM ke puncak klasemen. Di sisi lain, masalah internal turut gerogoti performa anak asuhnya. Raja Isa diberhentikan pada 6 Februari 2008. Sang asisten, Hanafing, jadi pelatih sementara sampai musim berakhir.

Juru taktik boleh saja berganti tiga kali, namun performa J-Lo di lapangan tetap moncer. Ia sukses mencetak 15 gol dari 21 kali penampilan. Lebih subur ketimbang Aldo Barreto (8 gol) yang minggat di tengah musim dan Claudio Pronetto (8 gol).

Ketika LSI 2008/09 rampung, PSM hanya bercokol di peringkat 8. Manajemen langsung merombak total skuad Pasukan Ramang. Seluruh pemain asing mereka dilepas, termasuk Julio Lopez.

Sosok kelahiran Quillota, 4 November 1978 itu sempat bermain untuk sejumlah klub Liga Super. Mulai dari Persiba Balikpapan (2009/10), Persisam Samarinda (2010/11), Persijap Jepara (2011/12) dan Persikabo (2012/13).

Baca Juga: [KLASIK] Bima Kencana, Wakil Makassar Lainnya di Kompetisi Galatama

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya