Kisah Masa Kecil Apriyani Rahayu di Konawe: Berlatih Pakai Raket Kayu
Diminta oleh sang kakak untuk tetap menjaga motivasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Udin (36) bersama anggota keluarga yang lain tengah berbahagia usai Sang adik tercinta, Apriyani Rahayu, bersama Greysia Polii berhasil menyabet medali emas cabang olahraga bulu tangkis ganda putri Olimpiade Tokyo 2020.
"Rasanya senang sekali. Kita bersyukur dan berterima kasih kepada warga Indonesia yang telah mendoakan," ujarnya saat dihubungi IDN Times pada Senin malam (2/7/2021).
Selama nyaris satu jam, sanak famili perempuan 23 tahun itu ikut merasa tegang di depan televisi. Ini tak lain lantaran sengitnya perlawanan pasangan asal China, Chen Qing Chen dan Fan Jia Yi.
Tapi begitu set kedua dituntaskan, pecahlah tangis dan sorak sorai dalam rumah sederhana yang terletak di Kelurahan Lawulo, Kecamatan Anggaberi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
"Setelah penyerahan medali, sekeluarga turut terharu dan meneteskan air mata. Karena tadi ini rasa syukurnya kita, karena ini sejarah baru," lanjut pria yang berprofesi sebagai petani tersebut.
"Kebanggaan ini tidak cuma (bagi) keluarga, juga bagi bangsa Indonesia," lanjut Udin.
1. Minat Apriyani Rahayu terhadap bulu tangkis sudah terlihat sejak umur tiga tahun
Ingatan Udin kemudian melayang pada masa kecil perempuan kelahiran 29 April 1998 tersebut. Ia menyebut minat terhadap bulu tangkis memang sudah ditunjukkan Apriyani sejak usianya masih tiga tahun.
"Dari kecilnya itu dia sudah sering memainkan raket-raket mainan, yang terbuat dari kayu yang dibuat-buat sendiri. Nah, di situlah dia mulai," ungkapnya.
Namun, jangan bayangkan Ani --panggilan keluarga Apriyani Rahayu-- kecil sudah mendapat peralatan yang mumpuni. Meski dengan keadaan serba terbatas, orangtua bisa tetap memutar otak.
Raket rakitan sederhana sempat dibuat oleh sang ayah, sebelum akhirnya membeli raket bekas khusus untuk Ani.
"Waktu kecil dia dibelikan raket, tapi raket bekas. Sudah putus-putus talinya, jadi disambung pakai tali pancing. Tapi di sinilah ia mulai berkembang," lanjut Udin.
Baca Juga: Inilah Daftar Medali Bulu Tangkis Indonesia Sepanjang Olimpiade
Baca Juga: Greysia/Apriyani yang Kembalikan Tradisi Emas Indonesia di Olimpiade