Peneliti Bilang Kaum Pria Ternyata Lebih Doyan Gosip dan Bergunjing
Riset menunjukkan bahan gosip pria jauh lebih 'brutal'
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Seorang psikolog asal University of California bernama Megan Robbins, pernah menyebut bahwa masing-masing orang menghabiskan rata-rata 52 menit per hari untuk membicarakan orang lain alias bergosip atau lagi tren disebut gibah.
Ya, gosip atau gibah seolah identik dengan aktivitas yang membuang-buang waktu. Belum lagi kalau topiknya ternyata tentang orang terdekat. Eit, ternyata para ahli ternyata menemukan bahwa bergosip bukan sekadar melampiaskan emosi sesaat. Terjadi proses sosial penuh makna yang ternyata bisa menjadi keuntungan bagi diri sendiri.
Nah, berikut ini manfaat bergosip bagi psikologis seperti yang dihimpun oleh BrightSide.me.
1. Gosip ternyata tidak selalu identik dengan topik yang negatif
Stereotip bahwa gosip itu kejam memang sudah melekat banget. Segala pembicaraan di belakang dianggap bertujuan merusak reputasi seseorang. Namun, bergosip disebut sebagai bagian integral sehari-hari manusia, dan dilakukan dengan berbagai alasan.
Megan Robbins bersama koleganya di University of California, Alexandar Karan, melakukan riset perihal aktivitas gosip. Hasilnya diuraikan secara rinci dalam artikel berjudul Who Gossips and How in Everyday Life? dalam SAGE Journal edisi Mei 2019.
Sebanyak 467 orang menjadi responden dalam penelitian ini. Percakapan mereka semua direkam dalam alat khusus yang harus dibawa kemana pun mereka pergi. Dari penelitian tersebut, ditemukan bahwa hanya ada 15% gosip bernada miring yang diketahui dibicarakan oleh responden. Dengan kata lain, hanya ada 70 responden yang gibahannya benar-benar menohok.
Baca Juga: Selain Belajar, 5 Aktivitas Ini Juga Bisa Membuatmu Tambah Cerdas
Baca Juga: Mengenal Nokeso, Tradisi Melepas Masa Remaja di Sulawesi Tengah