Jenazah ABK Dibuang ke Laut, Wagub Sulsel Minta Investigasi Khusus

Pemprov belum terima keterangan resmi

Makassar, IDN Times - Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menanggapi soal jenazah seorang anak buah kapal (ABK) asal Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan bernama Muhammad Alfatah yang dibuang ke laut lepas. Sudirman meminta perlu dilakukan investigasi khusus untuk mengusut kejadian tersebut.

"Pertama, kita turut berduka cita. Tentu kita minta investigasi khusus untuk kematiannya dan tentu proses-proses prosedural yang terjadi di sebuah kapal kita tentu minta penjelasan daripada instansi terkait untuk hal ini," katanya saat ditemui di Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (21/1).

1. Belum menerima keterangan resmi

Jenazah ABK Dibuang ke Laut, Wagub Sulsel Minta Investigasi KhususDokumen surat yang tersebar di medsos. IDN Times / Istimewa

Andi Sudirman mengatakan hingga saat ini pemerintah masih menunggu hasil laporan resmi terkait masalah tersebut. Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk meminta penjelasan.

Surat resmi pembuangan jenazah Alfatah tertuang dalam pemberitahuan dari  Kementerian Luar Negeri RI, Direktorat Jendral Protokol dan Konsuler, bernomor 00574/WN/01/2020/66, tanggal 16 Januari 2020.

Surat itu berisi Penyampaian Kasus Pembuangan Jenazah ABK WNI ke Laut Lepas dan Kasus Lainnya di Kapal Long Xing 629. Surat resmi itu ditujukan ke BP3TKI Kota Makassar. 

"Makanya kita butuh clear dulu kronologis kejadian yang diumumkan resmi oleh instansi terkait. Nanti setelah itu kita bisa mengambil langkah yang efektif," katanya.

2. Dibuang karena dikhawatirkan mengidap penyakit menular

Jenazah ABK Dibuang ke Laut, Wagub Sulsel Minta Investigasi Khususilustrasi jenazah. IDN Times/Mia Amalia

Dalam poin pertama isi surat resmi tersebut, disebutkan ada dua jenazah yang meninggal dalam perjalanan pelayaran di Kapal Long Xing 629 di Apia, Samoa. Pihak Kemenlu RI, Direktorat WNI dan BHI menerima informasi tersebut melalui Kantor Berita Republik Indonesia (KBRI) Wellington, pada 3 Januari 2020, lalu.

Dua WNI tersebut dilaporkan telah meninggal dunia di atas kapal dan jenazahnya telah dibuang oleh kapten kapal ke laut, karena khawatir dengan adanya penyakit berbahaya yang dapat menular ke kru lainnya.

Berdasarkan laporan agen penyalur ABK Ming Feng International (MFI) yang berlokasi di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), tanggal 18 Januari 2019 lalu, kapten kapal sempat memberikan obat kepada Alfatah yang saat itu disebutkan sedang dalam kondisi sakit.

Kaki dan wajahnya disebutkan bengkak nafasnya pendek dan nyeri pada bagian dada. Setelah diberi obat, Alfatah disebutkan sama sekali tidak membaik. Tanggal 27 Desember 2019, tepatnya pukul 13.30 waktu setempat, Alfatah dipindahkan dari kapal Long Xing 629 ke kapal Long Xing 802, dengan rute Samoah, namun tanpa sepengetahuan agen.

Pemindahan Alfatah dengan maksud perawatan medis di rumah sakit di Samoah. Namun, delapan jam dalam pelayaran di Kapal Long Xing 802 menuju Samoah, Alfatah disebutkan telah meninggal dunia. Tidak berselang lama setelah dinyatakan meningga dunia, jenazah Alfatah dan rekannya yang tidak disebutkan identitasnya dalam surat tersebut langsung dibuang ke laut lepas oleh kapten kapal.

Laporan dibuangnya jenazah tersebut kemudian langsung ditindaklanjuti Direktorat Perlindungan WNI dan BHI melalui rapat koordinasi antar kementerian dan lembaga pada 7 Januari 2019. Hasil rapat disepakati, untuk menyampaikan kabar duka ini langsung ke pihak keluarga korban.

Di dalamnya, lembaga negara tersebut juga menyepakati untuk memenuhi seluruh hak-hak Alfatah, khususnya yang bersifat finansial. Baik gaji hingga tunjangan-tunjangan lainnya untuk diberikan kepada keluarga.

Mereka juga memberikan tanggung jawab kepada PT Alfira Perdana Jaya (APJ) selaku agen penyalur Alfatah memfasilitasi seluruh kelengkapan dokumen administrasi hingga santunan berupa dana kerahiman, untuk keluarganya.

Baca Juga: Viral Jenazah ABK Asal Enrekang Dibuang ke Laut Lepas saat Berlayar 

3. Keluarga Alfatah telah menggelar takziah

Jenazah ABK Dibuang ke Laut, Wagub Sulsel Minta Investigasi Khususilustrasi jenazah. IDN Times/Mia Amalia

Sementara itu, pihak keluarga sejak Senin (21/1) malam tadi mulai menggelar takziah untuk mendoakan kepergian Muhammad Alfatah selama-lamanya. Belum ada tambahan informasi dari pihak keluarga Alfatah sejauh ini, terkait koordinasi BP3TKI Kota Makassar.

Namun, takziah rencananya digelar keluarga hingga tiga hari ke depan. Pihak keluarga Alfatah diketahui melalui penelusuran yang dilakukan Direktorat Perlindungan WNI dan BHI bersama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Kota Makassar.

Rasyid selaku saudara kandung Alfatah mengaku mengetahui soal meninggalnya sang adik dan jenazahnya dibuang ke laut lepas, setelah informasi melalui surat resmi tersebut viral di medsos. 

"Pas viral di medsos, bersamaan itu ada datang surat ada surat datang. Kami heran, kenapa bisa bocor begitu," kata Rasyid saat dikonfirmasi sejumlah jurnalis di Makassar, Senin malam (20/1).

Rasyid, belum bisa berkomentar banyak terkait meninggalnya sang adik. Terakhir, dia mengaku berkomunikasi dengan Alfatah sejak dua bulan lalu di tahun 2019.

Baca Juga: Alasan Kapten Kapal Buang Jenazah ABK Asal Sulsel ke Laut

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya