Kerusakan Hulu Sungai Jadi Faktor Utama Penyebab Banjir di Makassar
WALHI Sulsel sebut hujan hanya pemicu, bukan penyebab
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan, telah menganalisis faktor utama penyebab banjir di Kota Makassar. Dua lokasi banjir terparah terjadi di Kompleks Kodam III, Kecamatan Tamalanrea dan Perumnas Antang di Kecamatan Manggala.
"Banjir di Makassar itu ada dua jenisnya. Yang pertama itu banjir kiriman dan kedua banjir karena genangan," kata Direktur Eksekutif WALHI Sulsel Muhammad Al Amin saat berbincang dengan IDN Times, Rabu (23/12/2020).
1. Banjir kiriman karena hulu sungai rusak
Amin menjelaskan, banjir kiriman umumnya melanda kawasan pemukiman warga yang berbatasan langsung dengan daerah lainnya. Biasanya, daerah perbatasan dikelilingi anak sungai. Amin menyebut, anak sungai berasal dari Jeneberang, Kabupaten Gowa dan sungai di Kabupaten Maros.
"Kondisi anak sungai dua daerah itu mengalami degradasi. Penurunan," ujar Amin.
Menurut Amin, degradasi sungai terjadi akibat masifnya aktivitas yang merusak di bagian hulu. Mulai dari penebangan liar, hingga aktivitas pertambangan. Eksploitasi tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan, jelas Amin, mengakibatkan daya dukung sungai menurun.
"Aliran-aliran sungai itu juga mengalami pendangkalan. Karena hulunya yang rusak," jelas Amin.
Pendangkalan sungai akibat kerusakan di hulu, menyebabkan fungsi pengendalian arus air tidak berjalan. Akhirnya sungai meluap lalu mengalir ke kawasan pemukiman. Amin menampik asumsi bahwa banjir terjadi akibat tingginya intensitas curah hujan. "Sekali lagi hujan itu hanya pemicu. Bukan penyebab," ungkap Amin.
Baca Juga: Upaya Pemulihan Mental Anak di Lokasi Pengungsian Banjir Makassar
Baca Juga: Korban Banjir di Makassar Mengungsi Bersama Bayi Usia 2 Minggu