TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Janji Insentif Jokowi Belum Turun, IDI Makassar: Dokter Tidak Menuntut

Dokter tidak berharap imbalan, kata Humas IDI Makassar

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Makassar, IDN Times - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Makassar angkat suara soal janji Presiden Joko "Jokowi" Widodo memberikan insentif kepada tenaga kesehatan yang menangani pasien COVID-19. Insentif itu belum terlaksana sampai sekarang.

Humas IDI Makassar dr Wachyudi Muchsin mengatakan para dokter dan tenaga kesehatan tetap berjuang menangani pasien virus corona meski insentif yang dijanjikan belum turun. Tapi penghargaan dari pemerintah, jika ada, akan tetap disyukuri.

"Kami dokter bekerja lillahi ta'ala. Tidak berharap imbalan. Jika memang itu jadikan reward bagi pemerintah, alhamdulillah. Tidak pun, kita tidak nuntut," kata Wachyudi kepada IDN Times, Jumat (29/5).

Baca Juga: Tenaga Medis di Makassar Belum Terima Insentif yang Dijanjikan Jokowi

1. Semua orang berkorban di tengah pandemik

Dua orang tenaga medis memakai APD lengkap saat menangani bayi yang lahir dari seorang ibu PDP Corona di Labuhanbatu, Sumatera Utara, Rabu (22/4) (Istimewa)

Presiden Jokowi sebelumnya menjanjikan insentif kepada tenaga medis yang menangani pasien virus corona. Jokowi mengatakan, dokter spesialis akan diberikan insentif sebanyak Rp15 juta, dokter umum dan dokter gigi akan diberikan Rp10 juta, sedangkan perawat dan bidan akan diberikan Rp5 juta.

Tenaga kesehatan lain akan diberikan Rp5 juta dan, dengan santunan kematian Rp300 juta. Insentif berlaku untuk daerah yang menyatakan tanggap darurat.

Wahchyudi mengatakan, dokter dan tenaga kesehatan tetap bekerja tanpa lelah dan penuh tanggung jawab. Persoalan kemanusiaan jadi yang utama di tengah kondisi pandemik COVID-19. Tapi jika memang ada insentif dari pemerintah, itu adalah bentuk penghargaan terhadap pengorbanan dokter dan tenaga kesehatan.

"Di tengah pandemi ini, kita semua harus berkorban. Bukan hanya dokter, tenaga medis, masyarakat pun demikian. Pemerintah juga. Kita tentu berterima kasih kalau itu (insentif) diberikan," ujar Wachyudi.

2. Tenaga kesehatan rela tidak pulang bertemu keluarga

ilustrasi (IDN Times/Pemkab Gowa)

Sejak kondisi pandemi COVID-19 berlangsung, seluruh tenaga kesehatan, kata Wahcyudi, semakin terpacu untuk bekerja lebih ekstra. Mereka semangat dengan harapan pasien yang dirawat agar segera sembuh.

Selama pandemik, Wachyudi menyebut banyak tenaga kesehatna yang rela tidak bisa berkumpul dengan keluarga. Sebab waktunya banyak dihabiskan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya.

"Bayangkan saja kalau seperti lebaran kemarin tidak ada yang pulang ketemu keluarga. Harus bekerja atau minimal tinggal di kos atau di rumah sakit. Karena memang ini tanggung jawab bersama. Agar kondisi sama-sama kita harapkan bisa membaik," ujar Wachyudi.

Baca Juga: Terdepan Hadapi COVID-19, Tenaga Medis Belum Terima Insentif  

Berita Terkini Lainnya