TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BBPOM Makassar Belum Temukan Takjil dengan Zat Berbahaya

BBPOM rutin menyidak kawasan kuliner selama bulan Ramadan

Petugas BPOM Makassar memeriksa makan-minum di pusat takjil di Jalan Mappanyukki. (IDN Times/Sahrul Ramadan)

Makassar, IDN Times - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Makassar sejauh ini belum menemukan kandungan zat berbahaya dalam takjil yang dijual di pasaran selama bulan Ramadan.

Selama Ramadan, BBPOM gencar menyidak sejumlah penjualan takjil baik di pasar maupun sentra kuliner. Sampel-sampel diperiksa untuk menjamin makanan yang dikonsumsi masyarakat bebas dari bahan berbahaya, seperti boraks dan formalin.

"Hasil negatif dari semua jenis bahan berbahaya yang biasa ditambahkan pada pangan," kata Kepala BBPOM Makassar Hardaningsih dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (16/4/2022).

Baca Juga: BBPOM Makassar Tarik Sementara Produk Kinder Joy

1. Petugas menguji sampel lewat mobil laboratorium keliling

Mobil laboratorium keliling BBPOM Makassar. (Dok. BBPOM Makassar)

Sejak awal Ramadan, BBPOM intens menggelar inspeksi mendadak ke sejumlah pasar hingga kawasan pusat kuliner di Makassar. Salah satunya, pusat kuliner di Jalan Andi Mappanyukki.

BBPOM juga menguji banyak jenis pangan jajanan takjil di luar kota, seperti Kabupaten Barru hingga Selayar.

"Semuanya diuji oleh tim laboratorium BBPOM Makassar di mobil laboratorium keliling," ujar Hardaningsih.

2. Masyarakat sudah sadar dampak bahan berbahaya

Petugas BBPOM Makassar memeriksa makan-minum di pusat takjil di Jalan Mappanyukki. (IDN Times/Sahrul Ramadan)

Hardaningsih mengungkapkan, kegiatan pengecekan langsung bahan makanan di lapangan ini sebagai bentuk pencegahan supaya makanan yang mengandung zat berbahaya tidak beredar karena dapat merugikan masyarakat. Khususnya berdampak ke kesehatan.

Menurutnya tak ditemukannya kandungan berbahaya dari hasil pengecekan banyak sampel makanan selama Ramadan menunjukan bahwa masyarakat sudah sangat sadar.

"Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat telah mulai memahami tentang keamanan pangan," kata Hardaningsih.

Baca Juga: Cerita Pedagang Takjil di Makassar, Ramadan Tahun 2022 Lebih Cuan

Berita Terkini Lainnya