Stok Vaksin COVID dari Bantaeng Dialihkan ke Wilayah Aglomerasi Sulsel
Vaksinasi diprioritaskan untuk wilayah aglomerasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Provinsi Sulawesi Selatan mengalihkan alokasi vaksin dari Kabupaten Bantaeng ke daerah lain di wilayahnya yang mengalami kekurangan stok. Karena dari 24 kabupaten/kota, Bantaeng yang memiliki stok vaksin paling banyak saat ini.
Plt Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Sulsel, Muhammadong, mengatakan alokasi vaksin di tiap kabupaten/kota ditentukan pemerintah pusat. Namun kini, gubernur masing-masing provinsi telah mendapat kewenangan untuk merealokasi vaksin.
"Kami sudah lakukan realokasi di Bantaeng. Jadi Bantaeng itu terstok sehingga mengisi kekosongan, yang relatif kosong itu diarahkan ke sana (daerah lain). Bantaeng banyak persediaannya," kata Muhammadong kepada IDN Times, Kamis (5/8/2021).
1. Vaksinasi diprioritaskan untuk wilayah aglomerasi
Saat ini Pemprov Sulsel memprioritaskan vaksinasi di wilayah aglomerasi Mamminasata. Karena itu, realokasi stok vaksin diutamakan untuk wilayah Gowa, Makassar, dan Maros, dan Takalar yang dianggap sebagai episentrum penuluaran COVID-19. Di wilayah aglomerasi ini, stok vaksin di Makassar sudah mulai kosong.
"Beliau (Plt Gubernur) itu memprioritaskan beberapa daerah yang dianggap aglomerasi dan episentrum penularan. Jadi sehingga ada beberapa daerah yang kemudian diatur ulang jatah vaksin. Bantaeng direalokasi ke daerah yang butuh," jelas Muhammadong.
Muhammadong menegaskan bahwa hanya Bantaeng saja yang stok vaksinnya direalokasi karena daerah itulah yang paling surplus. Menurutnya, ada sejumlah faktor mengapa stok vaksin di Bantaeng masih banyak dibandingkan daerah lain yang mulai kosong.
"Mungkin karena waktu alokasi pertama diratakan, kemudian mereka lebih cepat dan mungkin penduduknya juga kurang, kan targetnya, sehingga pada saat orang masih terlihat bahwa berlebih. Begitu memang juga karena cakupannya juga tinggi. Jadi beralasan untuk kita tarik," kata Muhammadong.
Baca Juga: Sempat Kosong, Sulsel Kembali Distribusikan Vaksin ke Daerah
Baca Juga: Anggota DPR Minta Warga Sulsel Awasi Vaksinasi Booster untuk Nakes