TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

SEJUK Sayangkan Sikap Dosen Unhas yang Usir Mahasiswa Gender Netral

Sulsel mengenal lima gender

Ilustrasi (Pixabay)

Makassar, IDN Times - Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) buka suara soal sikap dosen Fakultas Hukum Unhas yakni, Muhammad Hasrul dan Sakka Pati. Dua dosen tersebut dikabarkan mengusir mahasiswa keluar ruangan setelah mengaku seorang gender netral.

Direktur SEJUK, Ahmad Junaidi menyayangkan hal ini terjadi di Sulawesi Selatan. Pasalnya di Sulawesi Selatan, kata dia, dikenal lima gender yaitu uroane (laki-laki), makkunrai (perempuan), calabai (laki-laki berpenampilan perempuan), calalai (perempuan berpenampilan laki-laki), dan bissu (perpaduan semua gender).

"Sangat disayangkan sikap dosen yang meminta mahasiswa itu keluar ruangan. Sebagai akademisi seharusnya dia tidak melakukan diskriminasi berdasarkan agama, ras, etnis dan orientasi seksual. Apalagi ini, terjadi dalam masyarakat Sulawesi Selatan yang mengenal lima gender," kata Ahmad Junaidi ketika dihubungi IDN Times, Sabtu (20/8/2022).

1. Pilihan gender tiap individu harus dihormati

Puang Matoa Acce di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. IDN Times/Indra Abriyanto/bt

Menurut Ahmad, harusnya seluruh pihak  menghormati pilihan gender masing-masing orang. Selain itu, setiap orang juga tidak seharusnya memaksakan pandangannya kepada orang lain.

Dalam kasus kampus Universitas Hasanuddin, Ahmad sepakat bahwa sebaiknya institusi pendidikan menghormati pilihan gender mahasiswanya.

"Tidak boleh dipaksa apalagi dikeluarkan," kata Ahmad.

2. Prof Jamaluddin: kita minta maaf kalau perlu

Rektor Universitas Hasanuddin Prof. Jamaluddin Jompa saat meninjau hari pertama UTBK-SBMPTN di Kampus Unhas Tamalanrea, Selasa 17 Mei 2022. (Dok. Direktorat Komunikasi Universitas Hasanuddin)

Peristiwa pengusiran terhadap maba berinisial MN (18), terjadi pada, Jumat (19/8/2022). Kejadian ini viral setelah video rekaman layar berdurasi 1 menit 5 detik beredar di media sosial.

Diketahui, momen itu terjadi di Auditorium Baharuddin Lopa Fakultas Hukum Unhas, kompleks kampus Unhas Tamalanrea, Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar.

Rektor Unhas juga telah angkat bicara perihal kejadian itu. Dia membantah bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah diusir gara-gara menjawab dia merupakan gender netral.

"Saya kira itu bukan pengusiran. Itu biasa bahasa-bahasa dalam setiap penerimaan (mahasiswa) baru, suara keras," katanya.

"Pasti (ambil langkah) dan kita fasilitasi seluruh kebaikan, bahwa ini Unhas inklusif, iya, dan terbuka untuk semua. Tetapi tentu kita paham terbuka peluang ada hal-hal terselip. Kita minta maaf kalau perlu," lanjut Prof Jamaluddin Jompa.

Baca Juga: Momen Penerimaan Maba Unhas Viral, Dosen Tanya Jenis Kelamin Mahasiswa

Berita Terkini Lainnya