TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pilkada Makassar: DILAN Ingin Makassar Jadi Kota Sombere

Berbagai masalah dan isu strategis di Makassar jadi fokus

Pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal (kanan) dan Fadli Ananda (kiri) memberikan keterangan pers usai mendaftar sebagai calon kepala daerah di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (4/9/2020). (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Makassar, IDN Times - KPU telah menetapkan empat pasangan sebagai calon wali kota dan wakil wali kota pada Pilkada Makassar 20202. Masing-masing paslon juga telah menyerahkan berkas visi dan misi ke KPU, sebagai salah satu syarat pencalonan.

IDN Times memuat poin-poin penting dalam visi-misi paslon secara berurutan. Kali ini Syamsu Rizal dan Fadli Ananda yang dikenal sebagai pasangan Dilan.

Pasangan nomor urut 3 ini ini menawarkan serangkaian visi, misi dan program strategis demi memajukan Kota Makassar dalam jangka waktu lima tahun. Diusung PDI Perjuangan, Hanura, dan PKB, mereka membawa visi 'Makassar Kota Sombere'.

Kota Sombere di sini dimaksudkan sebagai tatanan perilaku dan kemampuan beradaptasi sosial dalam berbagai kelompok dan stata sosial dengan mengedepankan prinsip kearifan lokal seperti siri na pacce, sipakatau, sipakainge, sipakalebbi, dan sipangadakkang.

Berdasarkan visi tersebut, paslon ini merumuskan tiga misi. Pertama, menciptakan sumber daya manusia yang unggul, maju, berkualitas, bermartabat berdasarkan nilai-nilai keagamaan, berkebudayaan dan berkearifan lokal.

Kedua, pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana lingkungan dan pemukiman secara terpadu sesuai daya dukung ekologis dan sosial secara terukur, aspiratif dan partisipatif. Yang ketiga, optimalisasi tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, dan transparan.

Baca Juga: DILAN Effect, Ical-Fadli Duta Aspirasi Millennials di Pilkada Makassar

1. Menyoroti berbagai permasalahan dan isu strategis di Kota Makassar

Paslon Pilkada Makassar nomor urut 3 Syamsu Rizal-Fadli Ananda. Dok KPU Makassar

Visi dan misi tersebut tertuang dalam dokumen setebal 42 halaman. Di dalam dokumen tersebut, Ical dan Fadli memaparkan berbagai permasalahan dan isu strategis di Kota Makassar.

Permasalahan tersebut antara lain adalah angka putus sekolah di sektor pendidikan, gizi buruk di sektor kesehatan dan kemiskinan di bidang sosial. Selain itu, Ical-Fadli juga menyoroti masalah banjir yang tiap tahun terjadi juga kerusakan lingkungan.

Berangkat dari permasalahan dan itu strategis itulah maka Ical-Fadli menysun sejumlah program unggulan. Program unggulan itu diperkuat oleh tiga pilar yakni Makassar Maju, Makassar Lestari, dan Makassar Melayani.

2. Makassar Maju

Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal-Fadli Ananda saat konferensi pers usai mendaftar di Kantor KPU Makassar, Jumat (4/9/2020). IDN Times/Asrhawi Muin

Makassar Maju akan memastikan tidak ada lagi masyarakat atau orang Makassar yang tertinggal. Pilar ini dikemas melalui program Kota Macca atau Makassar Kota Cerdas dan Ceria. Salah satu programnya antara lain adalah tunjangan guru terpencil, pemerataan sekolah di setiap kecamatan, dan gratis perlengkapan sekolah.  

Ada pula program Balla Caradde. Pada program ini, setiap kawasan RT akan dipasang wifi gratis untuk memudahkan akses informasi dan edukasi bagi warga Kota Makassar. Selain itu, memberikan subsidi listrik, PPP retribusi dan PDAm pada sarana ibadah yang memiliki fasilitas pendidikan pra sekolah.

Selain itu ada juga program jaminan sosial berkelanjutan, Makassar Sehat, Makassar bahagia, beradab, dan religius, dan hingga program Milenial Andal. 

3. Makassar Lestari

Paslon Wali Kota Makassar Syamsu Rizal konferensi pers usai mendaftar di Kantor KPU Makassar, Jumat (4/9/2020). IDN Times/Asrhawi Muin

Makassar Lestari akan memastikan masyarakat menjadi hidup aman, ramah, dan nyaman di Kota Makassar. Program-programnya adalah Makassar tanpa macet di mana pembangunan infrastruktur akan fokus pada penguraian titik padat.

Lalu ada program lahan kosong produktif di mana lahan kosong yang belum dimanfaatkan selama 3 tahun akan dimanfaatkan untuk kepentingan sosial dan usaha produktif berbasis masyarakat sekitar. 

Selain itu ada program sampah sumber penghidupan/sampah berbasis label usaha, masyarakat tepian air tangguh bencana, Kota Makassar kawasan tanpa banjir, pasokan air bersih yang berkelanjutan, dan kawasan ekowisata kolaboratif.

Baca Juga: IMUN, RINDU hingga DILAN, 6 Akronim Unik Paslon Pilkada di Sulsel

Berita Terkini Lainnya