TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pandemik, Curhat Sopir Rute Barru-Makassar: Kadang Tak Ada Penumpang

Tiap hari Ilham tempuh rute Barru ke Makassar dan sebaliknya

Ilham, sopir antar daerah dari Makassar-Barru. IDN Times/Asrhawi Muin

Makassar, IDN Times - Sopir angkutan penumpang antardaerah di Sulawesi Selatan termasuk orang-orang yang turut merasakan dampak pandemik COVID-19. Mereka merasakan minimnya penumpang sejak awal pandemik.

Salah satu sopir angkutan lintas daerah itu bernama Ilham (25). Dia melayani rute dari Kota Makassar ke Kabupaten Barru dan sebaliknya dengan jarak tempuh sekitar 2-3 jam. Dia mengaku penumpangnya berkurang drastis selama pandemik.

"Penumpang berkurang. Kurang orang yang pesan mobil. Tidak seperti dulu selalu penuh. Kalau sekarang paling yang terisi cuma setengahnya," tuturnya saat ditemui IDN Times di Jalan Raya Pendidikan Makassar, Jumat (1/10/2021).

1. Tetap berangkat meski tak ada penumpang

Ilustrasi perjalanan darat (IDN Times/Umi Kalsum)

Setiap pagi, Ilham mengangkut penumpang dari Barru ke Makassar. Di malam hari, barulah dia mengangkut penumpang dari Makassar ke Barru. Begitu setiap hari.

"Biasanya full mobil. Kadang sampai dua kali. Tapi sekarang kadang full, kadang tidak ada," katanya.

Ketika sampai di Makassar, dia terkadang tidak mendapatkan penumpang satu orang pun. Walau begitu, tak ada pilihan lain selain tetap berangkat ke Barru.

"Tetap naik (ke Makassar) mau itu ada atau tidak penumpang. Kita tetap jalan, yang penting badan masih sehat," katanya.

Baca Juga: Cerita Sopir Bone-Makassar Nekat Angkut Penumpang Lalui Pos Penyekatan

2. Disuruh putar balik karena penyekatan

Ilustrasi kendaraan diputar balik di perbatasan Sleman. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Minimnya penumpang antardaerah sedikit banyak dipengaruhi oleh pembatasan setiap daerah. Belum lagi jika orang memang memilih untuk tidak bepergian jika tidak terlalu mendesak.

Selama bekerja di masa pandemik, Ilham teringat dirinya pernah terpaksa menginap di rumah rekannya di Makassar karena disuruh putar balik. Waktu itu, pemerintah sedang gencar menyekat perbatasan karena adanya aturan larangan mudik.

"Saya pernah disuruh putar balik waktu mau berangkat dari Makassar ke Barru. Terpaksa saya menginap di rumah teman di Makassar. Penumpang juga saya bawa," katanya.

Dia menuturkan baru bisa melintas di perbatasan saat hari masih sangat pagi ketika penyekatan belum dimulai.

Baca Juga: Sopir Angkutan Antar Daerah di Sulsel Risau soal Larangan Mudik 

Berita Terkini Lainnya