TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Maju di Pilkada Makassar, Appi Bilang Ogah Jadi 02

Appi bakal menolak semua pinangan sebagai bacalon wakil

Kandidat Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (tengah). Dok. IDN Times/Istimewa

Makassar, IDN Times -  Kandidat Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin atau yang akrab disapa Appi, menegaskan bahwa dirinya tidak akan bertarung sebagai 02 atau wakil wali kota dalam Pilkada Makassar 2020.

Dia mengatakan akan menolak seluruh tawaran dari pihak yang menginginkannya menjadi calon wakil wali kota. “Insya Allah saya maju 01, bukan sebagai 02. Kalau ada yang menawarkan saya jadi 02, lebih baik kita sama-sama maju 01 dan masing-masing cari 02. Nanti kita bertemu di arena,” tegasnya saat menghadiri  diskusi Bedah Visi-Misi dan Kendaraan Politik Appi di Garda Strategi Munafri Arifuddin (GASMAR), Gedung Lestari 45, Minggu (1/3).

1. Appi membidik calon wakil dari kalangan birokrat

Dok. Istimewa/MO PSM Makassar (Ahmad Alia)

Dalam pertarungan PIlkada Makassar 2020, Appi membidik kalangan birokrat sebagai bakal calon wakil. Kendati demikian, tak menutup kemungkinan bakal calon wakilnya itu nanti berasal dari kalangan akademisi atau politikus.

Menurutnya bukan persoalan latar belakang yang menjadi indikator utama bakal calon wakil yang ingin digaetnya. Appi mengatakan, kesamaan visi dan misi untuk membangun sumber daya manusia dan kesejahteraan warga Kota Makassar, jauh lebih penting.

“Calon pendamping itu bagus kalau kita cocok dari awal. Jadi jangan kita dipaksa. Umpamanya bisa disuruh memilih, bagus barangkali kita pilih birokrat. Karena para birokrat ini punya pengalaman pemerintahan yang matang dan menghargai aturan-aturan birokrasi,” imbuhnya.

Baca Juga: Ketum PPP Isyaratkan Dukung Appi di Pilkada Makassar

2. Enggan pakai strategi di Pilkada 2018 lalu

IDN Times/Aan Pranata

Disinggung soal partai tunggangan, CEO PSM Makassar itu enggan menggunakan strategi lama. Saat berpasangan dengan Andi Rachmatika Dewi di Pilkada 2018 lalu, Appi menggunakan strategi memborong seluruh rekomendasi partai politik.

Dia menilai, strategi yang lalu itu dipakai karena dianggap paling tepat untuk melawan Moh Ramdhan Pomanto yang berstatus sebagai petahana dengan skenario duel atau head to head. 

“Tahun ini tidak harus semua partai. Cukup 3-4 partai politik. Yang penting kursinya cukup untuk mendaftar di KPU,” kata Appi.

Baca Juga: Unggah Paket Deng Ical-Appi di Instagram, IAS Harap Keduanya Berjodoh

Berita Terkini Lainnya