TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jam Malam di Makassar Tidak Signifikan Turunkan Kasus COVID-19

Tingkat penularan stagnan, maksudnya masih tetap tinggi

Ketua Tim Epidemiolog Satgas Penanganan COVID-19 Kota Makassar, Ansariadi. IDN Times/Asrhawi Muin

Makassar, IDN Times - Ketua Tim Epidemiologi Satgas Penanganan COVID-19 Kota Makassar, Ansariadi, mengatakan sejak kurang lebih sebulan terakhir saat jam malam mulai diberlakukan, tidak terjadi peningkatan kasus COVID-19 secara eksponensial seperti dua atau tiga minggu sebelumnya.

"Namun demikian, jumlah kasus ini masih tetap tinggi. Jadi kita antara 1.800 - 1.200 kasus baru per minggu. Jadi ini stagnan. Tidak meningkat tapi tidak juga menurun. Kalau disebut menurun belum, walaupun ada kelihatan tapi itu sedikit sekali penurunannya," kata Ansariadi, Selasa (2/2/2020).

Sebagai informasi, pembatasan aktivitas masyarakat dengan menerapkan jam malam mulai diberlakukan Pemkot Makassar pada 24 Desember 2020 lalu. Hingga kini, pembatasan aktivitas malam hari masih diterapkan, namun dengan pelonggaran yang awalnya kegiatan dibatasi sampai pukul 19.00 WITA menjadi pukul 22.00 WITA.

1. Jam malam disebut mencegah peningkatan kasus COVID-19 secara eksponensial

Ilustrasi. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Menurut Ansariadi, penerapan jam malam minimal bisa mencegah terjadinya angka peningkatan kasus yang berlipat ganda atau eksponensial. Setidaknya, kata dia, hal itu jauh lebih baik dibandingkan dengan terjadinya kenaikan kasus terus-menerus seperti pada dua minggu sebelumnya.

"Mudah-mudahan kita berharap walaupun terjadi penurunan sedikit dari waktu ke waktu kita harapkan itu bisa terjadi," katanya.

Baca Juga: Pj Wali Kota Makassar Janji Bakal Serius Menindak Pelanggar Jam Malam

2. Peningkatan kasus tertinggi sejak awal pandemik

Suasana salah satu warung kopi di Makassar pada malam hari, Senin (11/1/2021). IDN Times/Irwan Idris

Berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19 Sulsel, pada beberapa hari terakhir, tercatat jumlah kasus yang cukup tinggi. Pada 30 Januari tercatat 430 kasus baru dan pada 31 Januari ada 601 kasus baru.

Ansariadi mengatakan jumlah itu termasuk yang tertinggi selama pandemik di Kota Makassar. Di tanggal 29 Januari kasus tercatat hanya 153, pada 28 Januari 169, dan 27 Januari 130 kasus. 

"Tapi kalau kita lihat distribusi onset-nya itu sebetulnya lebih pada terjadi penumpukan kasus. Karena sebelumnya kalau saya melihat memang cukup rendah yang dilaporkan dari estimasi saya," ujar epidemiolog Universitas Hasanuddin ini.

Baca Juga: Jam Malam, Penjual Nasi Kuning Begadang di Makassar Harus Jualan Siang

Berita Terkini Lainnya