IDI Makassar Kritik OTG dan ODP COVID-19 Dikarantina di Hotel
Fasilitas kesehatan di hotel disebut kurang memadai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar mengkritik program Rekreasi Duta COVID-19 yang dijalankan Pemerintah Provinsi Selatan. Lewat program itu, Pemprov memfasilitasi isolasi mandiri di hotel bagi warga berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan orang tanpa gejala (OTG).
Humas IDI Makassar Wahyudi Muchsi menilai penempatan ODP dan OTG di hotel tidak layak. Sebab untuk menangani COVID-19 dibutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai.
"Di hotel tidak ada peralatan yang memadai. Jadi, ingat pasien corona ini ada yang namanya OTG. Keliatan sehat tiba-tiba ambruk, tiba-tiba memburuk keadannya. Itu yang ditakutkan teman-teman dokter," kata Wachyudi ketika dihubungi IDN Times, Jumat (1/5).
Baca Juga: Karantina di Hotel, OTG dan ODP Disiapkan Jadi Duta COVID-19
1. Dokter perlu kamar khusus untuk berganti baju APD
Menurut Wahcyudi, banyak dokter yang mengeluhkan kekurangan fasilitas karantina mandiri di hotel itu. Antara lain tidak adanya kamar khusus bagi dokter untuk berganti baju APD sebelum bertugas, begitu pun sebaliknya.
"Karena baju APD itu pasti terkontaminasi dengan pasien. Itu yang tidak ada di Swiss-Belhotel Makassar (tempat isolasi mandiri)," katanya.
Selain itu, dokter juga meminta agar hotel tersebut dilengkapi dengan fasilitas tambahan, seperti sabun cuci tangan. Begitu juga dengan kamar kamar yang dipisah antara dokter, tenaga kesehatan, dan pasien.
"Karena mereka ini pasti ada carrier. Kalau pun ada yang positif diisolasi di lantai khusus, itu sudah dilakukan tapi belum maksimal berjalan," katanya lagi.
Baca Juga: Sepekan PSBB di Makassar: Warga Ibadah Berjemaah hingga Balapan Liar