Bupati Tana Toraja Sebut Kasus PMK di Daerahnya Melandai
Saat ini tersisa dua kasus aktif PMK di Tana Toraja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Tana Toraja menyebut kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di daerahnya mulai bisa dikendalikan. Tingkat kesembuhan mulai naik dan penyebaran diklaim mulai menurun.
Bupati Tana Toraja Theofilus Allorerung mengatakan penyebaran penyakit PMK di daerahnya sudah mulai melandai. Hal itu didukung bahwa Tana Toraja bukan merupakan wilayah peternakan massal.
"Tinggal satu sampai dua kasus. Perkembangannya sudah mulai melandai, karena wilayah kita juga bukan peternakan massal. Jadi, hanya di keluarga-keluarga sehingga mudah diisolasi," katanya di Hotel Four Points Makassar, Kamis (11/8/2022).
Baca Juga: Pemerintah Ganti Rugi Setiap Ternak di Sulsel yang Dipotong karena PMK
1. Tidak ada kerbau dipotong bersyarat
Terkait laporan pemotongan bersyarat bagi hewan ternak yang terjangkit PMK, Theofilus mengatakan sejauh ini belum ada kerbau yang dipotong. Alasannya, karena harga kerbau yang tinggi sedangkan bantuan keuangan atau biaya kompensasi yang diberikan oleh pemerintah tergolong kecil.
"Kita di Toraja ini susah sekali, pemusnahan itu ganti ruginya hanya Rp10 juta sedangkan harga kerbau bergerak dari Rp30 - Rp500 juta. Jadi coba bayangkan jika kerbaunya harga Rp100 juta lalu mau diganti Rp10 juta tiba-tiba kita potong," ucapnya.
Kematian hewan ternak yang terjangkit PMK juga tergolong rendah. Sementara hewan yang sembuh juga tinggi sehingga pemotongan bersyarat bukan opsi utama penanganan PMK di Tana Toraja.
Baca Juga: 1.589 Ekor Hewan Ternak di Sulsel Terinfeksi PMK, Tersebar 14 Daerah