Ada 8.400 Koperasi di Sulsel, Tapi 60 Persen Tidak Aktif
Koperasi macet karena pengelola tidak dipercaya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Sebanyak 60 persen dari sekitar 8.400 koperasi di Sulawesi Selatan tidak menjalankan usahanya, menurut data Dinas Koperasi dan UKM Sulsel per akhir tahun 2022.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Ashari Fakhsirie Radjamilo dalam kegiatan Ngobrol Bareng OPD di Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (7/2/2023). Jika dihitung, maka ada sekitar 5.040 koperasi yang aktif.
"60 persen itu tidak aktif, ngos-ngosan," kata Ashari.
Baca Juga: Koperasi Tak Bisa Lagi Merampok Anggota Bermodus Pailit
1. Anggota tidak percaya pada pengelola
Salah satu faktor yang membuat banyak koperasi tidak aktif adalah ketidakpercayaan anggota terhadap pengelola. Hal ini diketahui Dinas Koperasi dan UKM setelah menanyakan langsung kepada staf, anggota hingga ke pengelola.
Ashari mencontohkan, ada 10 orang anggota koperasi yang dikelola 3 orang yakni ketua, sekretaris dan bendahara. Anggota yang biasanya membayar iuran per bulan justru tidak percaya terhadap pengelolanya sehingga koperasi itu mundur.
"Kadang tidak aktif, namanya ji dikenal tapi tidak berjalan. Itu kadang berlaku di koperasi konvensional. Tetapi KSP (koperasi simpan pinjam) cukup maju. Malah ada beberapa koperasi yang bukan cuma lingkup provinsi tapi itu ada lingkup nasional," kata Ashari.
Baca Juga: 8 Koperasi Bermasalah di 2022, Kemenkop UKM Ubah Aturan Pengawasan