[UPDATE] 4.838 Warga Selayar Masih Mengungsi Pascagempa
Bupati mengimbau warganya agar kembali ke rumah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Ribuan warga Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, masih berada di tempat pengungsian. Mereka mengungsi sejak terjadi gempa M 7,4 di Laut Flores, Nusa Tenggara Timur, Selasa (14/12/2021).
Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), setidaknya 4.838 orang mengungsi di dua kecamatan, yakni Pasinarannu dan Pasilambena. Mereka tersebar di 34 titik pengungsian.
Sebaran titik pengungsian di Kecamatan Pasimarannu, antara lain di Mintu’u, enam titik dengan jumlah penyintas terbanyak, yaitu 2.200 jiwa. Sedangkan di Lambego ada enam titik dengan 900 jiwa, Lakawu tiga titik 500 jiwa, Puncak Majapahit satu titik 250 jiwa, Lamantu enam titik 200 jiwa, dan Langundi satu titik 50 jiwa.
Untuk Kecamatan Pasilambena, BPBD mengidentifikasi di Desa Lembangmatene terdapat satu titik yang dihuni 200 jiwa. Kemudian di Latokdo Timjur satu titik berisi 192 jiwa, Kalaotoa delapan titik 300 jiwa, dan Barumbung satu titik 46 jiwa.
Baca Juga: Bantuan untuk Korban Gempa Selayar Dikirim via Kapal Perang
1. Dampak terbesar gempa di Desa Sambali
Hingga kini, BPBD mencatat 825 rumah rusak berat akibat gempa, sedangkan 502 rumah rusak ringan. Untuk fasilitas umum, tiga masjid, satu rumah jabatan, dan satu pelabuhan rakyat rusak berat. Di samping itu ada lima sekolah dan satu balai pertemuan warga yang terdampak, meski tingkat kerusakannya masih sementara didata.
Bupati Basli Ali menyebut dampak gempa paling parah dirasakan di Pulau Bonerate. Tepatnya di Desa Sambali. Setidaknya, 162 rumah, satu kantor, dan satu gedung sekolah, san sebuah masjid, juga rusak berat akibat gempa.
Sementara di Pulau Lambego yang berjarak satu mil dari Pulau Bonerate, tercatat sekitar 90 rumah warga rusak sedang hingga berat.
Baca Juga: Sebagian Warga Selayar Masih Mengungsi Pascagempa NTT