TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Termasuk Sulsel, Waspadai Hujan Lebat dan Angin Kencang Pekan Ini

Berpotensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia

Ilustrasi hujan (IDN Times/Dwifantya Aquina)

Makassar, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperbarui prakiraan cuaca di wilayah Indonesia, Minggu (5/1). Menurut hasil analisis terkini, beberapa wilayah berpotensi dilanda cuaca ekstrem dan curah hujan intensitas lebat dalam satu pekan ke depan.

Dalam rilis yang diterima IDN Times, wilayah Sulawesi Selatan termasuk daerah yang masuk wilayah berpotensi terjadi cuaca ekstrem. Kondisi itu diperkirakan terjadi pada periode 5-8 Januari, dan 9-12 Januari 2020.

"BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan potensi cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG R Mulyono R Prabowo pada keterangan pers Minggu (5/1).

1. Masyarakat diimbau waspada banjir dan longsor

IDN Times/Candra Irawan

Seiring cuaca ekstrem yang diikuti hujan lebat, petir, dan angin kencang, BMKG mengimbau masyarakat waspada. Masyarakat mesti berhati-hati terhadap dampak yang bisa ditimbulkan.

Mulyono menyebutkan sejumlah dampak yang berbahaya, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, dan jalan licin.

"Kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi, diimbau agar selalu waspada," ucap Mulyono.

Baca Juga: BMKG Tepis Hoaks Anomali Hujan Deras saat Bulan Purnama

2. Pertumbuhan awan hujan meningkat signifikan

IDN Times/Dwi Agustiar

Secara ilmiah, hasil kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan potensi hujan lebat hingga pekan depan. Ini terjadi karena berkurangnya pola tekanan rendah di belahan bumi utara. Sebaliknya, pola tekanan rendah di wilayah selatan meningkat.

Di saat yang sama, terjadi peningkatan aktivitas Monsun Asia, sebagai penyebab bertambahnya massa udara basah di wilayah Indonesia. Sedangkan pola tekanan rendah di sekitar Australia membentuk konvergensi atau pertemuan massa udara dan belokan angin menjadi signifikan.

"Ini meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia, terutama di bagian selatan ekuator," Mulyono menerangkan.

Baca Juga: BPBD Sulsel: 24 Kabupaten dan Kota Rawan Terdampak Bencana 

Berita Terkini Lainnya