DPRD Sulsel: Elpiji 3 Kg Langka Karena Tidak Tepat Sasaran
Distribusi gas subsidi harusnya berbasis data warga miskin
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan menilai kelangkaan gas bersubsidi tabung 3 kilogram (kg) di sebagian daerah disebabkan distribusi tidak tepat sasaran. Ke depan, Pertamina diharapkan membatasi penjualan gas itu hanya untuk masyarakat miskin, sesuai peruntukannya.
Penyebab kelangkaan gas terungkap saat Komisi B DPRD Sulsel memanggil pihak-pihak terkait dalam rapat dengar pendapat, Senin (12/8). Rapat antara lain dihadiri perwakilan Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VII, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sulsel, serta Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas).
"Kemarin kita undang mereka, kita tanyakan mengapa terjadi kelangkaan. Memang ada beberapa faktor, yang umumnya banyak penggunaan tidak sesuai peruntukan," kata anggota Komisi B DPRD Sulsel Yusran Paris di Makassar, Selasa (13/8).
Baca Juga: Peristiwa Cendrawasih, Percobaan Pembunuhan Soekarno di Makassar
Baca Juga: Jelang Iduladha, Bupati Gowa: Distributor Jangan Timbun Barang Pokok!
1. Gas bersubsidi dipakai pengusaha binatu hingga petani
Yusran mencontohkan sejumlah penggunaan gas bersubsidi elpiji 3 kg tidak tepat sasaran. Misalnya, petani memakainya untuk pompa air di ladang pada musim kemarau panjang. Lalu ada pengusaha binatu atau laundry yang memakai untuk mesin pengering pakaian.
Contoh lain, kata Yusran, gas bersubsidi digunakan pengusaha rumah makan kelas menengah. Belum lagi kalangan orang mampu atau pegawai negeri sipil yang seharusnya tidak menerima subsidi, malah ikut memakai gas tersebut.
"Banyak juga pengusaha yang tidak berhak. Ini menyangkut subsidi kan ada batasan untuk orang dengan penghasilan di bawah Rp2 juta, ada aturannya," ucap Yusran.
Baca Juga: KPPU Minta Polisi Usut Kelangkaan Gas 3 Kg di Makassar