Membongkar Kiat-kiat Jurnalisme Kreatif Bersama Narasi.tv 

Siapa bilang content creator tak bisa menyebarkan informasi?

Makassar, IDN Times - Dengan melonjaknya angka pengguna internet atau yang akrab dengan dunia informatika, para pengguna gawai kini tak sulit mencari berita. Hanya dalam hitungan detik, di ujung jempol atau telunjuk, sebuah kabar dari belahan dunia lain bisa diketahui.

Seiring waktu, mereka yang berhak melahirkan informasi tak hanya mereka yang menyandang status jurnalis. Kini content creator pun memiliki berbagai jalur untuk menambah referensi. Namun, apa saja batasan agar konten-konten tersebut tetap menaati prinsip-prinsip pers hakiki?

Hal tersebut coba dijawab oleh media daring rintisan presenter Najwa Shihab, Narasi.tv, melalui seminar-lokakarya bertajuk The New Wave of Creative Journalism. Berlangsung pada hari Sabtu (21/9) di Hotel Melia Makassar, acara tersebut diikuti pula oleh puluhan content creator lintas bidang dari Kota Daeng.

1. Di era serba internet, media daring jadi acuan utama masyarakat mencari berita

Membongkar Kiat-kiat Jurnalisme Kreatif Bersama Narasi.tv IDN Times/Oetoro Aji

Hadir sebagai salah satu pemateri adalah Imam Wahyudi, salah satu jurnalis senior dengan segudang pengalaman. Sosok yang juga merupakan anggota Dewan Pers tersebut menyuguhkan betapa unik proses pembuatan dan penyebaran informasi era digital. Selain itu, ia mengandaikan dampaknya bak senjata.

"Informasi itu efeknya bisa menjadi seperti nuklir. Luas, masif, serta meninggalkan residu. Lihat saja sekarang. Dulu saat koran dan radio masih jadi sumber utama, persebarannya terbatas. Namun lain cerita ketika berita merambah internet (media daring). Kalau kamu bikin kesalahan, jejaknya tidak bisa hilang," pungkasnya.

Sosok yang pernah menjadi koresponden di sejumlah surat kabar itu menyebut jurnalisme tetap bertumpu pada cara penyampaian. Cara membingkai (framing) acapkali mengaburkan fakta, membuat masyarakat hanya memandang dari satu sisi. Prinsip cover both sides pun dihiraukan.

2. Menurut si pemateri, Imam Wahyudi, beberapa prinsip jurnalistik juga wajib dilakukan para content creator

Membongkar Kiat-kiat Jurnalisme Kreatif Bersama Narasi.tv Dok. Istimewa (Narasi.tv)

Bagi para content creator yang hendak ikut serta menyampaikan informasi, Imam memberi beberapa prinsip dasar dalam jurnalistik. Salah satunya adalah disiplin verifikasi, langkah di mana para pembuat informasi wajib melakukan cek dan ricek fakta seputar sebuah peristiwa. Ini demi menjaga akurasi, integritas dan kredibilitas.

"Contohnya saat peristiwa ledakan bom di Sarinah tahun 2016 kemarin. Beberapa media berskala besar tak melakukan disiplin verifikasi. Ada kesan tergesa-gesa menyampaikan berita. Padahal kabar perihal bom yang meledak di beberapa tempat lain justru berseliweran di media sosial," lanjutnya.

Selain itu ada juga prinsip independen. Artinya, seorang penyebar informasi wajib memisahkan preferensi atau sikap pribadinya dengan kepentingan masyarakat mendapat fakta secara utuh. "Netral jelas tak mungkin, makanya ada sikap independen yang membatasi," ungkap Imam.

Baca Juga: Di Makassar, IDN Creator Network Ungkap Tips Menjadi Influencer Pro

3. Para peserta seminar-lokakarya ternyata menaruh minat terhadap proses mengkritik

Membongkar Kiat-kiat Jurnalisme Kreatif Bersama Narasi.tv Dok. Istimewa (Narasi.tv)

Peserta rupanya menaruh minat pada sejauh mana hak mengkritik terbilang aman. Alumnus jurusan komunikasi Universitas Gajah Mada 1990 itu berujar kritik tetaplah boleh, asalkan berdasarkan fakta dari berbagai sumber. Dan yang terpenting, meminta argumen dari banyak pihak.

"Mengeritik boleh saja. Namun ada yang luput, yaitu menawarkan jalan keluar. Banyak media sekarang yang lebih banyak menyampaikan tanpa mengusulkan solusi. Tak apa-apa tidak digubris atau jadi angin lewat. Setidaknya kalian sudah berusaha berkontribusi atau membantu," papar Imam.

Di akhir sesi, ia mengajak seluruh content creator kembali berpikir perihal informasi yang hendak disebar. Apakah sudah melalui proses pencarian fakta mendalam, mewawancarai seluruh pihak terlibat hingga dampaknya bagi khalayak luas. Namun apa yang paling penting bagi Imam? "Dengarkan hari nurani kalian."

Baca Juga: Kata Najwa Shihab Literasi Bukan Hanya Kemampuan Memahami Aksara

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya