Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Lokasi bendungan Jenelata. IDN Times/sda.pu.go.id
Lokasi bendungan Jenelata. IDN Times/sda.pu.go.id

Makassar, IDN Times – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersama Kejaksaan Tinggi Sulsel menggelar Rapat Koordinasi Lanjutan Satgas Percepatan Investasi di Kantor Kejati Sulsel, Makassar, Rabu (8/10/2025). Rapat ini membahas percepatan pembangunan Bendungan Jenelata di Kabupaten Gowa, yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).

Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Jufri Rahman, mengatakan rapat ini bertujuan mempercepat pelaksanaan pembangunan bendungan agar manfaatnya segera dirasakan masyarakat. “Hari ini rapat lanjutan untuk percepatan investasi dalam hal ini pembangunan Bendungan Jenelata. Kita harap pembangunan ini bisa segera dilakukan dan manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” ungkap Jufri Rahman.

1. Dana yang bergulir sudah mencapai Rp800 miliar

Rapat Koordinasi Lanjutan Satgas Percepatan Investasi Provinsi Sulsel yang digelar di Kantor Kejati Sulsel, Makassar, Rabu (8/10/2025). (Dok. Istimewa)

Kepala Kejaksaan Tinggi Sulsel, Agus Salim, menjelaskan bahwa Satgas Percepatan Investasi berperan mempertemukan berbagai pihak untuk menyelesaikan hambatan pembangunan di lapangan. “Kehadiran Satgas Percepatan Investasi ini menjadi wadah dalam mempertemukan berbagai pihak untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sehingga pembangunan Bendungan Jenelata bisa berjalan sesuai yang diharapkan,” ujarnya.

Sejak groundbreaking tahun 2023, progres proyek ini sempat lambat. Berdasarkan laporan Kejati, pembangunan yang sebelumnya berada di angka 0 persen pada 2023 meningkat menjadi 3 persen pada 2024. Namun, pada 2025 realisasi fisik telah mencapai 17 hingga 20 persen, dengan sekitar Rp800 miliar dana yang telah beredar di wilayah Gowa dari anggaran pembangunan Jenelata.

Agus menambahkan, pembangunan bendungan ini sejalan dengan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yang menekankan ketahanan pangan serta hilirisasi sumber daya alam. “Saat ini memasuki tahap empat pembebasan lahan. Alhamdulillah progresnya berjalan baik. Kita harap pembangunan bendungan ini berjalan lancar tanpa kerugian negara. Saya di sini mewakili masyarakat, dan kita tidak ingin masyarakat dirugikan,” sebutnya.

2. Bendungan dibangun untuk mengairi 23.340 hektar lahan irigasi

Ilustrasi bendungan. (Dok. Kementerian PU)

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, Heriantono Waluyadi, memaparkan bahwa Bendungan Jenelata mencakup lahan seluas 1.722,28 hektar dan ditargetkan mencapai progres 20 persen pada tahun 2025.

Bendungan ini dirancang memiliki manfaat besar, antara lain mengairi 23.340 hektar lahan irigasi, menyediakan air baku sebesar 6,05 meter kubik per detik, menghasilkan PLTA berkapasitas 7 Mega Watt, serta berfungsi sebagai pengendali banjir di kawasan hilir. “Bendungan Jenelata memiliki manfaat besar mengairi lahan irigasi,” ujar Heriantono.

Proyek ini juga diharapkan menjadi penggerak ekonomi di sektor pertanian dan energi bersih di wilayah Sulawesi Selatan, sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan ketahanan pangan nasional.

3. Pemkab Gowa dukung percepatan dan perlindungan masyarakat

Bupati Gowa, Husniah Talenrang (tengah). IDN Times/Darsil Yahya

Bupati Gowa, Sitti Husniah Talenrang, menyampaikan apresiasinya terhadap koordinasi yang terjalin antara Pemprov Sulsel, Kejati, dan BBWS. Ia menilai sinergi antarinstansi menjadi kunci utama agar pembangunan Bendungan Jenelata dapat diselesaikan tepat waktu.

“Kita harap ada solusi terbaik untuk masyarakat agar pembangunan Bendungan Jenelata bisa selesai sesuai harapan. Kita juga mengajak masyarakat mendukung pembangunan ini karena manfaatnya langsung dirasakan oleh petani,” ungkapnya.

Pemerintah daerah berkomitmen memastikan bahwa proses pembebasan lahan berjalan transparan dan adil, tanpa menimbulkan kerugian bagi warga. Dengan dukungan masyarakat dan pengawasan lintas lembaga, proyek strategis nasional ini diharapkan dapat segera memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat Sulsel.

Editorial Team