TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Petani Palu Mulai Tanam Padi Pascabencana Gempa dan Tsunami 2018

Terkendala mesin traktor untuk menggarap lahan lebih cepat

IDN Times/Kristina Natalia

Palu, IDN Times - Mukhlis, 49 tahun, bisa bernafas sedikit lega setelah melihat padinya mulai tumbuh subur. Ini adalah kali kedua Petani di Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sulawesi Tengah menanam padi setelah panen perdana di Maret 2021.

Mukhlis merupakan warga Jalan Taipa Ranggu RT01/RW02 sekaligus ketua Kelompok Tani Jamba di Kelurahan Pengawu. Ia dan 20 rekan petani lainnya mulai menanam padi lagi pascabencana gempa dan tsunami melanda Sulteng pada 2018 lalu.

"Setelah bencana itu penanaman terhenti, kemudian (selama pandemik) corona ini kami juga tidak bisa menanam. Nah saya berpikir tidak mungkin begini-begini terus, makanya ajak petani lain untuk mulai menanam lagi," kata Mukhlis saat berbincang dengan IDN Times, Kamis (8/4/2021).

Baca Juga: Pasar Avo Silae di Palu, Sempat Tutup karena Sepi Kini Beroperasi Lagi

1. Ada 20 petani yang menggarap 12 hektar sawah di Pengawu

IDN Times/Kristina Natalia

Akhir Desember 2020, petani di Kelurahan Pengawu mulai menanam padi lagi. Gerakan tanam padi itu merupakan tanam perdana setelah dua tahun lebih terhenti.

Sebanyak 20 petani di Kelurahan Pengawu mendapat bantuan pengelolaan lahan sebanyak 12 hektar. Panen perdana menghasilkan 10 ton beras dari 1 hektar lahan.

12 hektar lahan tersebut sebagian besar milik yayasan yang dipinjamkan ke petani untuk dikelolah sementara menjadi lahan sawah. Petani akan membagi kurang lebih 30 persen dari hasil panen untuk pihak yayasan.

"Tanam perdana hanya sekitar 5 hektar lahan yang difungsikan, makanya hasilnya tidak begitu banyak. Lainnya dikonsumsi, sisanya dijual. Kalau yayasan maunya lahan ini bisa dikelola baik saja," tutur Mukhlis.

Lanjut Mukhlis, pada tanam perdana petani mendapat bantuan Perluasan Area Tanam Baru (PATB) dan bibit unggul dari pemerintah. Tidak hanya itu, Kelompok Tani Jamba juga diberi pinjaman empat mesin traktor.

"Di lahan ini semua tanam padi, satu orang ada satu hektar dan ada juga yang setengah," kata Mukhlis.

2. Terkendala mesin traktor untuk empat kali menanam dalam setahun

IDN Times/Kristina Natalia

Sejak dibentuk 2004, Kelompok Tani Jamba menanam padi hanya satu kali dalam setahun. Hal ini disebabkan pengelolaan lahan petani hanya mengandalkan tenaga sapi untuk menggarap.

Pemerintah kemudian memberikan bantuan mesin traktor tahun 2009 dan 2016. Namun menurut Mukhlis  penggarapan lahan mengejar musim hujan belum maksimal mengingat petani harus menggunakan mesin itu secara bergantian.

"Ada petani yang sudah panen dan ada yang justru baru mau mulai tanam. Kalau masalah air aman untuk saat ini," ucap Mukhlis.

Tahun 2021 ini Dinas Pertanian Kota Palu kembali memberikan bantuan sistem pinjam empat mesin traktor dan bukan diberikan untuk Kelompok Tani Jamba. Empat mesin traktor ini diharapkan dapat memaksimalkan tanam padi empat kali dalam setahun.

"Satu saja kendala kami untuk menanam padi ini, mesin yang tidak memadai. Seandainya mesin kami ini cukup maka kami bisa terima tantangan BPTP untuk tanam empat kali dalam setahun," sebut Mukhlis.

Baca Juga: Buaya Muara di Palu: Cerita, Mitos dan Populasi

Berita Terkini Lainnya