TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Orasi Buruh Perempuan di Gorontalo Dukung Mahasiswa Demo UU Ciptaker

Tuntutan tak diindahkan, demonstran ancam duduki DPRD

Sandra Durahim (47) saat berorasi menyemangati masa aksi tolak Omnibus Law di Gorontalo, Elias/IDN Times

Gorontalo, IDN Times - Dua hari terakhir aksi demo menolak Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja terus dilakukan mahasiswa Gorontalo. Pada Jumat (9/10/2020), hadir seorang ibu yang memberi semangat kepada massa aksi gabungan aliansi Membela Rakyat (Membara).

“Saya bangga dengan kalian! Sering saya menasehati anak saya, hanya dua yang harus ditakuti. Apa itu? hanya Tuhan Yang Maha Esa dan yang kedua mahasiswa!” kata Sandra Durahim (47) menyemangati mahasiswa, Jumat.

Sandra, buruh perusahaan swasta di Kota Gorontalo itu juga berorasi untuk mendukung dan memberi restu anaknya yang mengikuti aksi tolak UU Cipta Kerja. Selain itu dia juga memohon agar demonstrasi yang dilakukan oleh aliansi Membara berjalan aman dan kondusif.

1. Nasihat Sandra untuk massa demonstran

Didepan para mahasiswa Sandra Durahim (47) berorasi, Elias/IDN Times

Pada aksi demo yang diikuti oleh ribuan mahasiswa Gorontalo itu, Sandra menasihati massa aksi. Katanya, jika di masa depan kelak mahasiswa menjadi pejabat negara, agar tidak mengikuti jejak pemimpin saat ini.

“Jika pada masa pemilihan kita dicari-cari sampai di rumah, jika sudah terpilih kita (masyarakat) dipandang sebelah mata. Setelah kalian di atas, kalian duduk, mana ada kalian memperhatikan kami,” pekik Sandra.

Baca Juga: Sempat Ricuh, Demonstran di Gorontalo: UU Cipta Kerja Kebiri Hak Buruh

2. Tuntutan massa aksi aliansi Membara

Masa aksi tolak Omnibus Law memadati Bundaran Saronde di Pusat Kota Gorontalo, Elias/IDN Times

Sementara itu Presiden BEM Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Aldi Ibura, mengatakan aksi Membara diikuti oleh Universitas Gorontalo (UG), Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Ichsan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGo) dan organisasi ekstra mahasiswa.

Mereka menyuarakan penolakan keras atas UU Cipta Kerja dan menuntut agar Pemerintah Provinsi Gorontalo memfasilitasi tim judicial review. Aldi mengatakan, nantinya aliansi Membara akan melakukan kajian dan menyusun judicial review yang nantinya melibatkan akademisi dan mahasiswa.

“Ada beberapa solusi dan juga permintaan dari kami. Kita lihat (Omnibus Law) sudah disahkan jalan terakhir daripada jalur hukum adalah judicial review. Harapan kami ini akan dibahas kembali."

Selain itu, Aldi menjelaskan bahwa aliansi Membara juga menuntut agar Presiden Joko "Jokowi" Widodo menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Uundang-undang (Perppu) untuk membatalkan UU Cipta Kerja.

Baca Juga: Demo UU Ciptaker di Gorontalo, Dua Mahasiswa Luka Berat di Kepala

Berita Terkini Lainnya