TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Walhi Sebut Wakil Bupati Sangihe Aktif Menolak Tambang Emas

Mendiang Helmut sempat melayangkan surat kepada menteri

Wakil Bupati Kepulauan Sangihe Helmud Hontong di ruang kerjanya. ANTARA/HO-Dok. Pribadi.

Makassar, IDN Times - Meninggalnya Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Helmud Hontong, mengejutkan berbagai pihak. Termasuk Wahana Lingkungan Hidup (WALHI).

Helmud Hontong meninggal di pesawat, pada perjalanan udara Lion Air JT 740, dari Denpasar, Bali, menuju Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu, 9 Juni 2021.

Direktur Eksekutif WALHI Sulut Theo Runtuwene mengatakan mendiang Helmud selama ini dikenal sebagai orang yang aktif menolak tambang emas di daerahnya. Meski tak mengenalnya secara pribadi, dia sudah sering mendengar cerita-cerita masyarakat setempat mengenai Helmud.

"Sering mendengar dari masyarakat bahwa beliau sangat dekat dengan mereka. Sangat baik dalam kesehariannya memimpin di Kabupaten Sangihe," kata Theo yang dihubungi IDN Times melalui sambungan telepon, Minggu (12/6/2021).

Baca Juga: 4 Fakta Tambang Emas yang Ditolak Wabup Sangihe sebelum Meninggal

Baca Juga: 5 Fakta Wakil Bupati Sangihe Meninggal Dunia di Pesawat

1. Sempat melayangkan surat penolakan kepada Menteri ESDM

Google

Aktivitas tambang pasir di wilayah Sangihe memang belum dimulai. Tapi izin sudah dikeluarkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 29 Januari 2021 lalu. Izin tambang inilah yang ditolak oleh Helmud.

Helmud bahkan sempat melayangkan surat kepada Kementerian ESDM pada 28 April 2021. Surat itu merupakan surat penolakan aktivitas tambang yang dioperasikan oleh PT Tambang Mas Sangihe.

"Wabup pro kepada masyarakat. Artinya dia sangat memperhatikan apa yang menjadi aspirasi masyarakat Sangihe," kata Theo.

2. Tambang emas dikhawatirkan berdampak buruk pada masyarakat

Ilustrasi pertambangan (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Theo mengatakan rencana pertambangan emas di Kabupaten Sangihe sudah ada sejak lama. Tapi hal ini baru menjadi perhatian karena izinnya juga baru keluar tahun ini. Masyarakat setempat jelas sangat menentang pertambangan ini. 

"Sebagian besar masyarakat sangat menolak kehadiran perusahaan pertambangan di Sangihe karena itu lebih dari setengah pulau akan mengalami aktivitas," kata Theo.

Selain itu, pertambangan emas di sana juga dikhawatirkan akan berdampak buruk pada kehidupan mulai dari sisi sosial, ekonomi, hukum hingga budaya. Apalagi Sangihe merupakan wilayah kepulauan.

"Kearifan lokalnya pasti akan hilang dan mata pencaharian masyarakat setiap hari baik di perikanan maupun di pertanian pastinya akan hilang," katanya.

Baca Juga: Kronologi Meninggalnya Wakil Bupati Sangihe di Pesawat versi Lion Air

Berita Terkini Lainnya