IWD 2020: Potret Peranan Perempuan dalam Situasi Kebencanaan
Refleksi atas kondisi Palu-Donggala 546 hari pascabencana
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Bencana memang selalu datang dengan cara tak diduga, semua terkena imbas. Kaya atau miskin, muda atau tua, laki atau perempuan. Akan tetapi, topik tentang perempuan dalam situasi kebencanaan mengemuka belakangan ini. Bahasan menitik beratkan pada bagaimana seharusnya perempuan jadi elemen dasar yang harus mendapat perhatian khusus.
Perempuan jadi elemen yang paling berisiko mendapat kekerasan dan diskriminasi. Apalagi secara biologis, perempuan sebenarnya perlu perhatian khusus dan punya kebutuhan yang berbeda. Mulai dari menstruasi, sedang mengandung, menunggu kelahiran hingga yang memberi asupan ASI bagi sang buah hati.
1. Perempuan dalam situasi kebencanaan dan rehabilitasi jadi topik utama dialog yang digelar JMK-Oxfam pada hari Kamis (12/3)
Berangkat dari narasi perempuan sebagai elemen yang rentan pada masa bencana, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sulawesi Tengah dan Jejaring Mitra Kemanusiaan (JMK) Oxfam menggelar dialog publik dengan tajuk "Merefleksikan Keterlibatan dan Pemenuhan Hak Perempuan PASIGALA Pasca 546 Hari Bencana Sulteng" pada hari Kamis (12/3).
Berbarengan dengan momentum Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret, dialog yang digelar di Cafe Sebelah, Kota Palu, Sulawesi Tengah itu turut dihadiri oleh perwakilan 35 LSM dan unsur pemerintahan.
Mulai dari para perempuan penyintas bencana, perempuan penyintas KDRT, pendamping Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) APIK Sulteng, remaja dampingan PKBI Sulteng, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Sulteng, anggota DPRD Provinsi Sulteng hingga Pemprov Sulteng.
Baca Juga: JMK-Oxfam Ajak Jurnalis Sulteng Peka Isu Gender dalam Pemberitaan
Baca Juga: Setahun Gempa-Tsunami Palu: Tiga Puluh Menit Kelabu di Jumat Sore