Overthinking Jelang Tahun Baru? Ini 7 Tanda dan Solusinya!

Ketika mendekati tahun baru, apakah kamu pernah merasa terbebani oleh harapan yang belum tercapai? Bukannya semangat, pikiran tak berujung membuatmu semakin gelisah.
Pergantian tahun biasanya menjadi momen refleksi dan evaluasi diri. Tapi, bagi sebagian orang justru bisa memicu overthinking, kebiasaan berpikir berlebihan yang sulit dihentikan. Alih-alih membuat rencana, overthinking menimbulkan kecemasan, stres, dan menurunkan produktivitas. Jika dibiarkan, kebiasaan ini tidak hanya mengganggu kesehatan mental, tapi juga keseimbangan hidupmu secara keseluruhan.
Nah, sebelum terlambat, kenali tanda-tandanya agar bisa segera kamu atasi. Apa saja tanda-tandanya?
1. Terjebak dalam penyesalan masa lalu

Terlalu fokus pada kesalahan masa lalu bisa menjadi tanda kamu sedang mengalami overthinking. Pikiran seperti, “seandainya saya mengambil jalan lain, mungkin akan berbeda,” terus menghantuimu. Seolah ada pilihan lebih baik yang kamu lewatkan.
Menyesal itu wajar, tapi memikirkannya terus-menerus tidak akan mengubah apa yang sudah terjadi. Cobalah untuk mengambil pelajaran dari pengalaman itu. Misalnya, kamu bisa menuliskan tiga hal baik dan positif akibat keputusan tersebut, kemudian fokus pada hal yang bisa kamu perbaiki di masa kini. Sebuah studi di National Library of Medicine menyatakan, bahwa dengan melakukan tindakan bersyukur, kepuasan hidup dan kesehatan mental akan meningkat. Selain itu, dapat mengurangi gejala kecemasan dan depresi.
2. Sulit membuat keputusan untuk masa depan

Jika kamu tidak terjebak di masa lalu, mungkin kamu terjebak dalam kekhawatiran akan masa depan. Overthinking sering muncul dalam bentuk pertanyaan “bagaimana jika..?”, "what if..?".
Rasa ragu itu manusiawi, tapi jika berlebihan, bisa menghambat aktivitasmu. Daripada terlalu jauh memikirkan skenario buruk hidupmu, buatlah langkah kecil yang realistis. Ingatlah, tidak ada keputusan yang sempurna, tapi setiap langkah akan membawamu lebih dekat pada tujuan. Ini lebih baik daripada tidak mengambil keputusan dan tindakan sama sekali.
3. Sulit tidur karena pikiran terus berputar

Pikiran yang terus bergema dengan beragam kekhawatiran bisa mengganggu tidurmu. Mungkin kamu akan terbangun di tengah malam dengan kepala penuh beban. Memikirkan hal kecil yang seharusnya tidak menjadi masalah besar.
Teknik relaksasi seperti meditasi dapat membantumu lebih tenang. Kamu juga bisa menulis jurnal sebelum tidur untuk menenangkan pikiran. Tuliskan semua kekhawatiranmu di atas kertas, dan katakan pada dirimu sendiri, “Aku akan memikirkan ini lagi besok.” Hal ini bisa membantu otakmu untuk beristirahat.
4. Membandingkan diri dengan orang lain

Media sosial sering menjadi pemicu overthinking. Ketika orang-orang berbagi pencapaian dan resolusi mereka, kamu mungkin merasa tidak cukup baik, minder, atau gagal, karena pencapaianmu terlihat kecil dibandingkan mereka.
Setiap orang memiliki perjalanan dan tahapan yang berbeda. Apa yang terlihat di media sosial hanyalah sebagian kecil dari kehidupan mereka yang sesungguhnya. Menurut Mave Health, media sosial memberikan perasaan cemas, dan rendah diri yang menampilkan kehidupan sempurna bagi banyak orang, tapi kenyataannya jarang terjadi. Sehingga, fokuslah pada perjalananmu sendiri. Jika perlu, batasi penggunaan media sosial untuk menjaga kesehatan mentalmu.
5. Fokus pada hal-hal yang tidak bisa dikontrol

Mereka yang mengalami overthinking sering tidak menyadari hal-hal di luar kendali. Kamu terus memikirkan skenario terburuk tanpa menyadari bahwa tidak semuanya bisa kamu ubah. Dilansir Psychology Today, sangat mudah untuk merasa bahwa hidup benar-benar di luar kendali kita ketika sesuatu yang buruk terjadi. Namun, selalu ada hal-hal yang dapat kita kendalikan pada saat tertentu.
Daripada waktumu dihabiskan untuk memikirkan hal-hal yang tidak bisa kamu kendalikan, alihkan energimu pada tindakan yang bisa kamu lakukan. Misalnya, jika kamu khawatir tentang pekerjaan, fokuslah pada peningkatan keterampilan, atau mencari peluang baru.
6. Merasa stres tanpa alasan yang jelas

Apakah kamu merasa stres meskipun tidak ada masalah besar yang dihadapi? Ini bisa jadi akibat dari pikiran yang terus menumpuk tanpa penyelesaian. Kamu juga merasa tegang, cemas, atau tidak nyaman.
Jika ini terjadi, coba identifikasi sumber stresmu. Kamu pun dapat membuka obrolan dan meminta saran kepada teman-teman terdekatmu. Selain itu, lakukan aktivitas yang bisa membuatmu rileks, seperti berjalan-jalan, menonton film, atau membaca buku favorit.
7. Takut membuat rencana dan resolusi tahun baru

Ketakutan akan kegagalan bisa membuat seseorang memilih untuk tidak membuat resolusi dan rencana ke depan. Akibatnya, mereka kehilangan kesempatan untuk berkembang, dan meraih pencapaian baru. Tanpa tujuan kamu juga akan kehilangan arah dan motivasi.
Menurut Catherine Hallissey, seorang psikolog, menahan diri untuk tidak membuat resolusi justru bukan cara efektif dalam mengubah hidup. Sebaliknya, jika menetapkan tujuan spesifik, terperinci, dan realistis, kamu dapat meningkatkan keberhasilan. Jika bingung, coba buat tujuan kecil atau target harian, seperti membuat to-do list, melakukan aktivitas fisik, atau mencoba rutinitas baru. Fokus pada proses, bukan pada hasil akhir.
Ovethinking menjelang tahun baru adalah hal umum, tapi jika dibiarkan dapat berdampak buruk pada kesehatan mentalmu. Ingatlah, setiap langkah kecil yang kamu ambil bisa menjadi langkah besar menuju kehidupan yang lebih baik.
Sambut tahun baru dengan harapan, optimisme, dan semangat baru. Fokuslah pada apa yang bisa kamu kontrol. Nikmati momen ini, dan buat kenangan indah bersama orang-orang terdekat. Selamat menyambut tahun baru!
Referensi:
- National Library of Medicine https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10393216
- Mave Health https://www.mavehealth.com/blogs/how-to-stop-overthinking
- Psychology Today https://www.psychologytoday.com/intl/blog/life-without-anxiety/201912/a-new-years-resolution-for-you-change-the-way-you-think
- Psikolog Catherine https://www.stylist.co.uk/health/mental-health/new-year-anxiety/745724