5 Tipe Orang saat akan Bepergian, Lama Bersiap Tak Kunjung Berangkat

- Orang yang tidak bisa berkemas sendiri dan selalu butuh bantuan orang lain
- Orang yang ribet dan membawa barang berlebihan saat bepergian
- Orang yang ribut seperti panik menjelang keberangkatan, sulit tenang dalam berbagai kondisi
Apakah kamu suka bepergian? Maksud bepergian di sini dalam jarak yang cukup jauh. Bukan sekadar dirimu pergi untuk aktivitas rutin seperti bekerja atau kuliah. Tahu gak sih, bahwa dari cara seseorang menyiapkan rencana kepergian dapat mencerminkan karakternya?
Orangnya sendiri belum tentu menyadari hal tersebut. Orang-orang di sekitarnya baik yang hendak pergi bersamanya atau sekadar melihatnya bersiap-siap lebih tahu. Tak jarang perilakunya menjelang keberangkatan bikin stres banyak orang.
Seperti lima tipe orang berikut ini. Semua ada penyebab sekaligus cara mengatasinya. Bila salah satunya malah menggambarkan dirimu perlu segera ditangani. Agar ke depan rencanamu bepergian lebih lancar.
1. Gak bisa berkemas sendiri dan harus dibantu

Bukan hanya anak-anak yang belum bisa menyiapkan keperluannya sendiri sebelum bepergian. Orang dewasa pun ada yang begitu. Bahkan hingga ia menikah dan menjadi orangtua. Juga sekalipun dia sudah cukup sering bepergian.
Secara logika, seharusnya urusan berkemas menjadi lebih mudah untuknya. Ia telah terbiasa. Nyatanya, tiap kali tiba saatnya menyiapkan barang bawaan buat besok, orang lain mesti turun tangan.
Itu bisa pasangan atau orangtuanya. Hal ini umumnya disebabkan kurangnya kemandirian sejak ia anak-anak. Orangtua terbiasa melakukan segalanya buat anak. Termasuk mereka gak mengajari anak cara mengemas barang bawaan.
Setiap dia hendak bepergian menjadi bingung. Ia tak tahu harus dari mana memulai. Dia paham bahwa intinya mesti memindahkan sejumlah pakaian ke koper. Namun, ia bingung pakaian mana saja yang perlu dibawa. Kebiasaan begini cuma bisa diubah dengan memaksa diri berkemas sendiri walau amat lambat.
2. Ribet, apa-apa mau dibawa

Berikutnya, tipe orang yang bakal memenuhi bagasi dengan barang bawaannya. Dia tak pernah simpel soal ini. Tas kecil tidak ada di rumahnya. Ia selalu membawa tas besar supaya semua barangnya bisa masuk.
Malah satu tas besar saja kerap tidak cukup. Masih ada tas lain seakan-akan ia hendak pergi lama sekali. Faktanya, dia cuma pergi 1 atau 2 hari. Juga gak bersama orang lain.
Semua tas itu cuma berisi barang-barang pribadinya. Kalau ia membawa kendaraan sendiri dapat seperti ilustrasi. Selain bagian dalam mobil penuh, atapnya juga buat menaruh tas besar atau barang lain yang dapat diikat.
Pokoknya, sudah seperti pindahan. Cara mengatasinya, pertama bikin daftar barang yang memang harus dibawa dari rumah. Kedua, daftar barang yang bisa dibeli atau disewa di tempat tujuan. Ketiga, tegas membatasi jumlah serta ukuran tas.
3. Ribut seperti orang panik

Saking ributnya, orang yang belum tahu kebiasaan ini dapat mengira dia sedang marah atau berantem dengan seseorang. 2 atau 3 jam sebelum keberangkatan menjadi momen paling genting. Seseorang seperti berkali-kali lipat lebih sensitif daripada biasanya.
Ada saja hal-hal yang membuatnya gak sabaran. Seperti ia memburu-buru semua orang untuk segera berangkat. Akan tetapi, dia sendiri malah hanya mondar-mandir tidak jelas. Padahal, perjalanannya juga tak terlalu jauh.
Mungkin hanya 1 atau 2 jam. Kepanikannya bukan karena perjalanan itu sendiri. Lebih dilatarbelakangi oleh wataknya yang memang sulit tenang dalam berbagai kondisi. Ia mudah kaget dan cemas terkait hal-hal sepele sekalipun.
Duduk untuk menarik napas dalam-dalam kemudian mengeluarkannya pelan-pelan dapat membantunya agar tenang. Sambil kasih sugesti ke diri sendiri bahwa ini cuma perjalanan biasa. Tidak usah panik. Nanti juga sampai dan semuanya baik-baik saja.
4. Pelupa dan mesti kembali buat mengambil atau menata ulang barang

Persis seperti ilustrasi, orang yang pelupa sampai berlari-lari kembali ke rumah buat mengambil barang yang tertinggal. Padahal, tadi saat berkemas pun sudah begitu. Tas telah ditutup rapat, tahu-tahu ia baru ingat ada barang yang belum dimasukkan.
Sudah sampai begitu pun, nanti setibanya dirinya di tujuan tetap bisa masih ada barang yang gak terbawa. Belum lagi pulangnya. Dia pasti juga kerap meninggalkan barang bawaan di penginapan atau kendaraan umum.
Orang yang pelupa harus rajin mencatat setiap barang yang hendak dibawanya. Jangan cuma mengandalkan ingatannya yang kurang kuat. Bila perlu buku catatan kecil digantungkan di leher. Setiap barang yang sudah masuk tas tinggal dicentang.
5. Sangat tenang, tahu-tahu pergi

Empat tipe sebelumnya dapat dengan mudah membuat orang-orang di sekitarnya terganggu. Namun, ada juga tipe orang yang justru kepergiannya seperti agak gaib. Bukan hanya rencana kepergiannya yang kadang tidak diberitahukan ke orang-orang di sekitarnya.
Persiapannya juga gak terpantau oleh orang-orang serumah. Dia melakukannya sendirian di dalam kamar. Tingkah lakunya tak mencuri perhatian. Kalaupun ia memberitahukan rencana bepergiannya, mungkin baru H-1.
Padahal, dia sudah berencana sejak jauh-jauh hari. Ia bukannya seperti orang yang berniat kabur. Dia cuma sangat fokus pada persiapan keberangkatan itu sendiri. Hal-hal yang dianggap tak berkaitan langsung dengan rencana kegiatannya dikesampingkan dulu.
Kebiasaannya itu memang tidak buruk. Apalagi dia sudah dewasa dan mampu menjaga diri dengan baik. Namun, bila kamu menjadi salah satu orang terdekatnya bisa mengingatkannya untuk selalu memberitahukan rencana kepergiannya lebih awal. Supaya dirimu tak bingung mencarinya.
Pada akhirnya, lima tipe orang di atas akan tetap sama-sama pergi. Namun, orang dengan tipe 1 sampai 4 lebih mudah stres setiap akan bepergian. Sementara tipe 5 gak stres, tapi bisa bikin stres orang yang mengkhawatirkannya.