5 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak
.jpg)
Otak manusia adalah organ paling kompleks yang terus bekerja tanpa henti, bahkan saat tidur. Menjaga kesehatan otak sangat penting untuk memastikan fungsi kognitif tetap optimal sepanjang hidup. Namun, beberapa kebiasaan sehari-hari tanpa disadari dapat merusak fungsi otak dan mempercepat penurunan kognitif.
Beberapa kebiasaan buruk bisa menyebabkan peradangan saraf, mengurangi neuroplastisitas, bahkan mempercepat penyusutan volume otak. Memahami kebiasaan-kebiasaan ini adalah langkah awal untuk mencegah dampak negatifnya. Berikut lima kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari dapat menurunkan fungsi otak, disertai penjelasan mengenai dampak dan cara menghindarinya.
1. Tidur tidak cukup dan kurang berkualitas

Tidur adalah waktu penting bagi otak untuk beristirahat, menyimpan ingatan, dan membersihkan racun yang menumpuk selama seharian. Ketika waktu tidur tidak mencukupi atau kualitasnya terganggu, proses ini menjadi tidak optimal. Akibatnya, kemampuan otak untuk fokus, menyimpan informasi, dan berpikir jernih mengalami penurunan drastis.
Kurang tidur juga berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer. Otak yang tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup lebih mudah mengalami stres oksidatif dan inflamasi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga durasi tidur 7-9 jam per malam serta menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan bebas gangguan.
2. Kebiasaan multitasking
.jpg)
Banyak orang bangga bisa mengerjakan beberapa hal sekaligus, padahal multitasking sebenarnya membebani otak. Melakukan beberapa aktivitas sekaligus justru membuat otak bekerja lebih keras untuk berganti-ganti perhatian. Ini menyebabkan beban kognitif meningkat dan memicu kelelahan mental lebih cepat.
Dalam jangka panjang, kebiasaan multitasking bisa menurunkan efisiensi kerja dan memperlambat proses belajar. Otak manusia tidak dirancang untuk memproses informasi dari berbagai sumber secara simultan secara terus-menerus. Fokus pada satu tugas dalam satu waktu jauh lebih baik dalam menjaga daya ingat dan konsentrasi.
3. Jarang melakukan interaksi sosial
.jpg)
Manusia adalah makhluk sosial dan otak kita dirancang untuk berinteraksi dengan orang lain. Isolasi sosial yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko penurunan kognitif dan demensia. Percakapan tatap muka merangsang berbagai area otak, termasuk pusat bahasa dan empati, sehingga membantu menjaga ketajaman mental.
Tanpa interaksi sosial yang cukup, otak kehilangan stimulasi penting untuk tetap aktif dan sehat. Studi menunjukkan bahwa orang yang jarang bersosialisasi lebih rentan mengalami penyusutan volume otak, terutama di area yang terkait dengan memori dan emosi. Interaksi sosial juga membantu mengurangi stres, yang merupakan faktor risiko lain untuk kerusakan otak.
4. Asupan gula yang tinggi
.jpg)
Gula dalam jumlah berlebihan bukan hanya berdampak pada metabolisme tubuh, tapi juga merusak jaringan otak. Asupan gula tinggi dapat menurunkan Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF) yang penting untuk pembelajaran dan memori. Selain itu, lonjakan gula darah yang terjadi terus-menerus bisa merusak fungsi sel saraf dalam jangka panjang.
Kebiasaan mengonsumsi makanan manis secara rutin bisa memicu inflamasi di otak dan meningkatkan risiko gangguan mental. Untuk menjaga fungsi otak tetap tajam, sebaiknya mengurangi asupan makanan dan minuman tinggi gula serta menggantinya dengan nutrisi yang lebih seimbang, seperti buah segar dan lemak sehat.
5. Kurangnya aktivitas fisik

Aktivitas fisik memiliki peran besar dalam menjaga aliran darah dan oksigen ke otak. Orang yang jarang bergerak berisiko mengalami penyusutan volume otak dan penurunan neuroplastisitas, yaitu kemampuan otak untuk beradaptasi dan membentuk koneksi baru. Bahkan olahraga ringan seperti berjalan kaki sudah cukup membantu meningkatkan fungsi kognitif.
Selain manfaat langsung ke otak, aktivitas fisik juga membantu mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur. Dua hal tersebut berkontribusi besar terhadap performa otak secara keseluruhan. Menjadwalkan olahraga teratur setiap minggu merupakan investasi jangka panjang yang sangat bermanfaat untuk kesehatan mental.
Kesehatan otak sangat dipengaruhi oleh kebiasaan sehari-hari yang sering dianggap remeh. Dengan memperbaiki pola tidur, menghindari multitasking berlebihan, menjaga hubungan sosial, mengontrol konsumsi gula, dan rutin bergerak, fungsi otak dapat tetap terjaga dengan optimal. Perubahan kecil hari ini dapat membawa dampak besar bagi kesehatan otak dalam jangka panjang.
Sumber:
https://www.health.harvard.edu/mind-and-mood/the-worst-habits-for-your-brain
https://premierneurologycenter.com/blog/10-habits-that-can-hurt-your-brain/
https://www.webmd.com/alzheimers/ss/slideshow-bad-brain-habits
https://timesofindia.indiatimes.com/life-style/health-fitness/de-stress/6-common-daily-habits-that-can-weaken-memory/photostory/118417991.cms