5 Kalimat Gaslighting yang Bikin Kamu Ragu pada Dirimu Sendiri

Gaslighting adalah cara manipulasi yang membuat seseorang meragukan ingatannya, pandangannya, atau bahkan kewarasannya sendiri. Pelaku gaslighting sering kali menggunakan kata-kata yang tampak biasa saja, namun secara halus meruntuhkan rasa percaya diri korbannya.
Pelaku gaslighting memang tidak selalu terlihat seperti penjahat kayak di film-film. Akan tetapi, dia sering kali adalah orang terdekatmu yang tahu di mana titik lemahnya dirimu, seperti pasangan, teman atau bahkan keluarga. Oleh karena itu, mengenali kalimat-kalimat gaslighting yang halus seperti di bawah ini sangat penting agar kamu bisa menjaga kewarasan dan harga dirimu sendiri. Yuk, simak artikelnya.
1. “Aku cuma bercanda, kok.”

Kalimat ini biasanya muncul setelah dia melontarkan ucapan yang menyakitkan atau merendahkan dirimu. Dan ketika kamu mencoba menanggapinya dengan serius, dia justru beralasan bahwa itu hanya sebuah candaan. Akibatnya, kamu terlihat seolah terlalu sensitif. Padahal, sebenarnya dia sedang berusaha menghindari tanggung jawab atas kata-kata yang sudah melukai hatimu.
Ucapan seperti ini bisa membuatmu bingung membedakan mana lelucon dan mana yang penghinaan. Batas antara yang wajar dan yang tidak pun semakin kabur. Lama-kelamaan, kamu bisa terbiasa menerima perlakuan yang buruk. Tanpa sadar, kamu pun mulai menoleransi hal-hal yang seharusnya tidak boleh kamu biarkan.
2. “Ini semua salahmu!”

Kalimat semacam ini bisa membuatmu merasa semua kesalahan adalah tanggung jawabmu, padahal kenyataannya tidak selalu begitu. Kadang masalah terjadi karena melibatkan banyak orang atau memang di luar kendalimu. Namun, pelaku gaslighting sengaja menuduhmu agar kesalahannya sendiri tidak terlihat. Dengan cara itu, dia memindahkan rasa bersalah dan tekanan emosionalnya kepadamu.
Akibatnya, kamu mulai percaya bahwa dirimu selalu salah dan tidak pernah cukup baik. Kamu mungkin merasa kurang sabar atau dianggap terlalu banyak menuntut. Itu sebenarnya hanyalah bentuk manipulasi yang membuatmu terus merasa bersalah. Jika dibiarkan, harga dirimu bisa terkikis dan kamu jadi takut memperjuangkan kebutuhanmu sendiri, lho.
3. “Kamu bereaksi berlebihan, deh!”

Ketika kamu menunjukkan rasa marah, sedih, atau kecewamu, mereka akan mengatakan bahwa kamu berlebihan. Secara halus, ini menyiratkan bahwa perasaanmu tidak masuk akal atau kamu sangat lebay. Pelaku gaslighting ingin kamu percaya bahwa reaksimu tidak wajar, padahal sebenarnya emosimu muncul karena memang ada sesuatu yang salah. Akibatnya, kamu mulai mempertanyakan diri sendiri, apakah kamu terlalu dramatis, terlalu emosional, atau terlalu sensitif.
Jika ini terus terjadi, kamu bisa jadi menahan diri untuk tidak bereaksi, bahkan saat terluka sekalipun. Kamu takut dianggap berlebihan atau menyusahkan. Padahal, semua emosi yang kamu rasakan itu valid dan pantas untuk diungkapkan. Perasaanmu bukan sesuatu yang salah, apalagi untuk menjatuhkanmu.
4. “Aku tidak bermaksud seperti itu.”

Kalimat seperti ini sering dipakai untuk menghindari tanggung jawab atas ucapan atau tindakan yang menyakitimu. Orang yang melakukan gaslighting biasanya ingin membalikkan keadaan. Dia berusaha membuat seolah-olah kamu yang salah, bukan dia. Akibatnya, kamu bisa merasa bersalah hanya karena marah atau sedih.
Padahal, meski dia berkata, “Aku tidak bermaksud begitu,” itu tidak menghapus rasa sakit yang sudah muncul. Luka atau dampak buruk tetap ada, meskipun dia menyangkalnya. Jika hal ini terus terulang, kamu bisa mulai meragukan perasaanmu sendiri, lho. Lama-kelamaan, kamu mungkin percaya bahwa emosi dan reaksi yang kamu alami tidak berharga untuk disampaikan.
5. “Kamu yang memulainya.”

Kalimat seperti ini sering dipakai pelaku gaslighting untuk memutarbalikkan kenyataan. Mereka melempar tanggung jawab atas konflik, seolah-olah kamulah penyebab masalahnya, padahal masalah itu muncul karena ucapan atau tindakan mereka sendiri. Alih-alih mengakui kesalahan, mereka justru menyudutkanmu dan membuatmu merasa bersalah. Pelan-pelan, kamu bisa mulai mempertanyakan siapa yang sebenarnya salah.
Kamu mungkin hanya mencoba membela dirimu, tapi itu dianggap memicu keributan. Hal ini bisa membuatmu bingung membedakan mana sikap bertahan dan mana yang dianggap menyerang. Akibatnya, kamu memilih diam meskipun sedang disakiti. Kalimat seperti ini perlahan akan merusak keyakinanmu dan mendorongmu terus meminta maaf atas hal-hal yang bahkan bukan salahmu.
Gaslighting memang sangat berbahaya dan bisa merusak kepercayaan dirimu sendiri. Semakin sering kamu terpapar kalimat seperti di atas, semakin besar juga kemungkinan kamu merasa bingung, bersalah, atau tidak berdaya.
Oleh karena itu, mengenali pola ini adalah langkah awal untuk melindungi dirimu dari manipulasi emosional. Karena setiap perasaan itu valid dan kamu berhak mempertahankan kenyataan versimu sendiri.
Sumber informasi :
https://www.yourtango.com/self/subtle-gaslighting-phrases-people-say-make-you-question-your-reality