Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Makan Harus Sambil Nonton? Simak 6 Alasan Psikologis di Baliknya

ilustrasi makan sambil nonton (vecteezy.com/Wutthichai Luemuang)
ilustrasi makan sambil nonton (vecteezy.com/Wutthichai Luemuang)

Pernahkah kamu merasa gak bisa makan tanpa menonton sesuatu? Entah itu serial favorit, video YouTube, atau bahkan sekadar scroll media sosial?

Kebiasaan ini ternyata lebih umum daripada yang kamu kira, lho. Di era digital seperti sekarang, meja makan sering berubah menjadi “pusat hiburan” pribadi.

Awalnya, kamu mungkin menganggap ini hanya cara santai untuk menikmati makanan. Tapi lama-kelamaan, makan tanpa tontonan terasa kurang lengkap.

Ternyata, kebiasaan ini punya sisi psikologis yang menarik. Mulai dari kebutuhan stimulasi berlebih hingga ketakutan ketinggalan informasi (FOMO), berikut enam alasan psikologis di balik kebiasaan makan sambil menonton.

1. Kamu butuh stimulasi terus-menerus

ilustrasi makan sambil nonton (pexels.com/Norma Mortenson)
ilustrasi makan sambil nonton (pexels.com/Norma Mortenson)

Jika kamu merasa gak nyaman makan tanpa ada tontonan, mungkin kamu termasuk orang yang butuh stimulasi terus-menerus. Otakmu terbiasa menerima rangsangan dari berbagai sumber secara bersamaan. Hal ini membuatmu merasa gelisah kalau suasana tiba-tiba hening.

Menurut Cal Newport, penulis buku Deep Work, otak yang selalu mencari rangsangan bisa kehilangan kemampuan untuk fokus pada satu hal. Mungkin tanpa sadar kamu lebih menikmati makan jika ada sesuatu yang menarik perhatianmu selain makanan itu sendiri.

2. Sulit fokus pada momen saat ini

ilustrasi makan sendirian (pexels.com/Helena Lopes)
ilustrasi makan sendirian (pexels.com/Helena Lopes)

Saat kamu makan sambil nonton, perhatianmu bisa terpecah antara menikmati makanan dan mengikuti alur cerita. Ini bisa menjadi tanda bahwa kamu belum terbiasa menerapkan mindfulness saat makan. Padahal, menikmati setiap gigitan dan benar-benar fokus pada rasa makanan bisa membawa pengalaman makan yang lebih memuaskan.

Jika kamu sering lupa bagaimana rasa makanan yang baru saja habis, mungkin ini saatnya mencoba makan tanpa distraksi. Cobalah sesekali fokus pada tekstur dan rasa makanan, siapa tahu kamu akan menemukan sensasi baru yang selama ini terlewatkan.

3. Takut ketinggalan sesuatu (FOMO)

ilustrasi lihat medsos (pexels.com/mikoto.raw Photographer)
ilustrasi lihat medsos (pexels.com/mikoto.raw Photographer)

Kamu mungkin merasa gak nyaman makan tanpa menonton karena takut ketinggalan informasi atau hiburan terbaru. Fenomena ini dikenal dengan istilah Fear of Missing Out (FOMO). Saat makan tanpa nonton, kamu merasa ada sesuatu yang hilang atau terlewatkan.

Kondisi ini diperkuat oleh kebiasaan multitasking yang sudah tertanam dalam rutinitas sehari-hari. Apabila kamu merasa gak bisa lepas dari tontonan saat makan, bisa jadi ini adalah bentuk kekhawatiran akan kehilangan momen penting atau sekadar hiburan ringan.

4. Mengubah makan jadi momen pelarian

ilustrasi makan sendirian (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi makan sendirian (pexels.com/cottonbro studio)

Buat sebagian orang, makan sambil nonton adalah cara untuk sejenak melarikan diri dari rutinitas atau stres. Apalagi jika keseharianmu penuh dengan aktivitas yang melelahkan, makan bisa jadi waktu rehat yang menyenangkan.

Namun, jika ini sudah jadi kebiasaan harian, penting juga untuk memastikan bahwa kamu benar-benar menikmati makanan itu sendiri, bukan sekadar mengalihkan pikiran dengan tontonan. Sesekali cobalah makan tanpa gangguan layar dan rasakan bedanya.

5. Lebih mementingkan kenyamanan daripada koneksi

ilustrasi makan bareng pasangan (pexels.com/Diva Plavalaguna)
ilustrasi makan bareng pasangan (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Jika kamu terbiasa makan sendiri, menonton bisa jadi cara mengisi kekosongan saat makan. Namun ketika makan bersama orang lain, kebiasaan ini justru bisa membuat interaksi menjadi kurang hangat. Makan tanpa gangguan layar bisa jadi kesempatan bagus untuk berbagi cerita dan mempererat hubungan.

6. Kebiasaan multitasking yang sulit dihentikan

ilustrasi multitasking (pexels.com/Mike Jones)
ilustrasi multitasking (pexels.com/Mike Jones)

Makan sambil nonton mungkin hanya satu dari sekian banyak aktivitas multitasking yang kamu lakukan. Kebiasaan melakukan dua hal sekaligus ini sebenarnya bisa memperkuat pola pikir yang sulit fokus. Semakin sering dilakukan, otak akan terbiasa dan menganggapnya sebagai rutinitas normal.

Kalau kamu merasa perlu selalu nonton saat makan, itu bukan berarti ada yang salah. Namun, ada baiknya kamu menyadari alasannya. Apakah memang untuk mengisi kekosongan, menghindari bosan, atau karena sudah jadi kebiasaan yang sulit dihentikan?

Cobalah sesekali makan tanpa layar dan fokus pada makananmu. Siapa tahu, kamu akan menemukan pengalaman makan yang lebih bermakna.

Ingat, kebiasaan ini bisa berbeda pada setiap orang. Pahami apa yang membuatmu nyaman, tetapi jangan ragu untuk mencoba hal baru. Makan dengan kesadaran penuh bisa jadi cara sederhana untuk menghargai waktu makanmu lebih dalam.

Sumber:
https://dmnews.com/dna-if-you-cant-eat-without-watching-something-psychology-says-these-8-traits-might-apply-to-you/

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us