5 Nasihat untuk Anak Kuliah dari Chicken Soup for the College Soul
Buku Chicken Soup for the College Soul: Inspiring and Humorous Stories about College sudah tidak asing lagi bagi penikmat seri populer Chicken Soup for the Soul. Buku yang disusun oleh Jack Canfield, Mark Victor Hansen, Kimberly Kirberger dan Clark ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1999. Buku ini mengisahkan berbagai cerita inspiratif dan motivatif yang disertai humor yang menyentuh hati dari beragam mahasiswa di berbagai negara.
Menampilkan kisah-kisah yang dibagi dalam 10 subjudul, di antaranya Getting in, Transition, Lessons from the classroom, Lessons from outside the classroom, Love 101, Acts of kindness, Friends, Tough stuff, Mind over matter dan Graduation. Buku ini sangat mungkin membuatmu berpikir dan merenungkan ulang tentang perjalanan kuliahmu. Kamu dapat lebih memaknai setiap detail yang terjadi dan mensyukuri banyak hal yang telah dilakukan.
1. Tetapkan standar keunggulanmu
Varda One di halaman 94 mengatakan, "ketahuilah bahwa kamu memiliki kekuatan dalam dirimu yang belum dimanfaatkan. Bahwa kamu harus menggunakannya, meskipun kamu dapat lolos tanpa mencoba. Bahwa kamu sendiri yang harus menetapkan standar keunggulanmu."
Bertemu banyak orang baru yang terlihat lebih keren bisa saja membuatmu merasa rendah diri. Namun, jadikan perasaan seperti itu untuk membuatmu terus terpacu. Gunakan potensi dirimu yang belum teraktualisasi dan buat kejutan untuk diri sendiri.
2. Tanggung jawab atas diri sendiri
Hanoch McCarry di halaman 105 bertutur, "aku adalah objek tindakan, bukan subjek." Di lembar berikutnya (106), ia menambahkan, "aku memikul tanggung jawab atas tindakan, pilihan, dan perasaanku sendiri."
Kuliah berarti menyelami masa sekolah sebagai orang yang "baru" dewasa. Banyak hal yang perlu kamu pelajari, keputusan yang perlu kamu pilih, kewajiban yang perlu kamu kerjakan, dan kadang kegagalan yang perlu kamu resapi. Semua itu milikmu dan tanggung jawabmu.
3. Pendidikan yang utama
Tony D'Angelo di halaman 166 mengatakan, "ayah ingin kau kuliah supaya dapat meraih gelar, tapi lebih penting lagi, Ayah ingin kau pulang membawa pendidikan."
Kita sepakat bahwa yang penting dari kuliah itu bukan gelar tapi "pendidikan" seperti apa yang kita dapatkan. Tentu, pendidikan yang dimaksud disini adalah sejalan dengan peningkatkan keterampilan dan karakter diri serta kontribusi konkret untuk lingkungan sekitar.
4. Belajar dari teman-temanmu
Suzanne Casamento di halaman 250 mengingatkan kita tentang pentingnya teman. "Tak perlu waktu lama bagiku untuk menyadari bahwa aku belajar lebih banyak dari teman-teman baruku daripada sebagian kuliahku. Memahami dan menjadi teman dengan berbagai jenis orang adalah prestasi terbesar tahun pertamaku."
Teman-temanmu bukan alasan kamu menundukkan diri dan merasa tidak lebih baik dari mereka. Cari hal baik dari apa yang teman-temanmu lakukan, entah kebaikannya menolong sesama teman, kegigihannya mencapai tujuan, maupun keseriusannya dalam belajar dan berkembang.
5. Temukan ruang aman untuk diri sendiri
Eris Kinder di halaman 253 tidak lupa mengingatkan, "kuliah juga soal menemukan tempat aman yang kecil, tempat kau dapat menciptakan apa yang akan menjadi hal terpenting dalam hidupmu, dirimu sendiri."
Cari bagian dalam perkuliahanmu yang bisa membuatmu merasa aman dan nyaman, baik secara fisik maupun emosional. Sesuatu yang bisa membuatmu merasa lepas sejenak dari tekanan dan mengeksplorasi diri lebih dalam.
Buku yang terlalu sayang untuk kamu lewatkan, kan? So, ayo menyelami berbagai kisah lainnya di buku ini.
