6 Teknik Mendengarkan Aktif agar Komunikasi jadi Lebih Baik

- Mendengarkan aktif membutuhkan kehadiran fisik dan mental yang penuh dalam percakapan.
- Perhatikan isyarat non-verbal lawan bicara untuk menangkap petunjuk tentang perasaannya.
- Jaga kontak mata, ajukan pertanyaan terkait topik, bersabar, dan hindari menyela pembicaraan.
Dalam membangun hubungan yang sehat, komunikasi yang efektif adalah kunci, baik dalam lingkungan kerja maupun dalam kehidupan pribadi. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas komunikasi adalah dengan menguasai teknik mendengarkan aktif.
Mendengarkan aktif adalah keterampilan komunikasi yang melibatkan lebih dari sekadar mendengar kata-kata yang diucapkan lawan bicara. Keterampilan ini mencakup pemahaman serta usaha untuk menangkap makna dan maksud di balik kata-kata tersebut secara mendalam.
Dengan memiliki keterampilan mendengarkan aktif, kamu dapat menunjukkan empati, mengurangi kesalahpahaman, dan membuat lawan bicaramu merasa dihargai. Berikut adalah beberapa teknik mendengarkan aktif yang bisa kamu terapkan dalam komunikasimu.
1. Hadir sepenuhnya

Mendengarkan secara aktif membutuhkan kehadiran penuh dalam percakapan, baik secara fisik maupun mental. Artinya, kamu benar-benar perlu menyerap apa yang disampaikan lawan bicara tanpa terganggu oleh pikiran lain atau sibuk memikirkan responsmu berikutnya. Jauhkan ponsel, abaikan gangguan, dan hindari melamun saat lawan bicara berbicara.
Kehadiran penuh juga berarti memperhatikan nada suara, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh lawan bicara, karena semuanya memberikan makna tambahan pada kata-kata yang diucapkan. Dengan hadir sepenuhnya, kamu menunjukkan perhatian yang tulus, membangun kepercayaan, dan menciptakan koneksi yang lebih dalam di setiap percakapan.
2. Perhatikan isyarat non-verbal

Beberapa komunikasi terkadang tidak terucapkan melalui kata-kata. Oleh karena itu, dengan memperhatikan isyarat non-verbal, seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, atau kontak mata, kamu bisa menangkap petunjuk tentang perasaan lawan bicara.
Misalnya, jika lawan bicara berbicara cepat, itu bisa menjadi tanda bahwa dia sedang gugup atau cemas. Atau jika dia berbicara lambat, dia mungkin lelah atau mencoba memilih kata-kata dengan hati-hati.
Selama kamu mendengarkan secara aktif, perilaku non-verbalmu juga tak kalah pentingnya. Untuk menunjukkan kepada lawan bicara bahwa kamu benar-benar mendengarkan, gunakan bahasa tubuh yang terbuka dan tidak mengancam, termasuk tidak melipat tangan, tersenyum saat mendengarkan, mencondongkan tubuh, dan mengangguk pada saat-saat penting.
3. Jaga kontak mata dengan baik

Saat mendengarkan secara aktif, menjaga kontak mata sangat penting. Ini memberi tahu lawan bicara bahwa kamu benar-benar hadir dan fokus pada apa yang dia katakan. Menjaga kontak mata yang tepat saat berbicara atau mendengarkan adalah tanda bahwa kamu memberi perhatian penuh pada lawan bicara.
Kontak mata yang baik dapat menunjukkan bahwa kamu tertarik dan menghargai apa yang sedang dia sampaikan. Namun, hindari menatap terlalu lama, ya, karena hal itu bisa terasa menekan, dan pastikan kontak mata berlangsung secara alami.
4. Ajukan pertanyaan yang terbuka

Mengajukan pertanyaan terkait dengan topik yang dibicarakan menunjukkan bahwa kamu benar-benar memperhatikan dan ingin memahami lebih dalam. Pertanyaan ini dapat membantu lawan bicara menjelaskan maksudnya dengan lebih jelas.
Namun, pastikan kamu tidak terlalu banyak bertanya, agar percakapan tidak terasa seperti interogasi. Dengan bertanya secara tepat, kamu membantu percakapan tetap mengalir dan menunjukkan rasa ingin tahu yang tulus.
5. Bersabar dan jangan menyela pembicaraan

Dengan bersabar, kamu memberi lawan bicara waktu untuk menyampaikan pikirannya tanpa merasa harus menyelesaikan kalimatnya. Bersabar berarti tidak mengisi keheningan dengan pikiran atau ceritamu sendiri. Ini juga berarti mendengarkan untuk memahami, bukan sekadar untuk merespons.
Selain itu, tidak menyela pembicaraan juga penting karena kamu memberikan kesempatan pada lawan bicara untuk menyelesaikan kalimatnya tanpa disela. Menyela bisa membuat dia merasa bahwa kamu tidak menghargai pendapatnya.
Oleh karena itu, jika ada ide atau respons yang muncul, simpan sebentar dalam pikiranmu hingga lawan bicara selesai berbicara. Sikap ini menunjukkan respek dan keterbukaan terhadap pendapat orang lain.
6. Tidak menghakimi

Mendengarkan dengan pikiran terbuka dan tanpa menghakimi adalah salah satu kunci dari mendengarkan aktif. Saat mendengarkan, usahakan untuk tidak segera memberikan penilaian atau kritik atas apa yang disampaikan lawan bicara.
Tetap bersikap netral dan tidak menghakimi agar lawan bicara merasa nyaman untuk berbagi pikirannya. Hal ini akan membuat percakapan menjadi zona aman di mana lawan bicara dapat percaya bahwa dia tidak akan dipermalukan, dikritik, disalahkan, atau diterima secara negatif.
Dengan membiasakan diri untuk mendengarkan secara aktif, kamu akan membawa dampak positif yang besar dalam setiap percakapanmu. Selain memperkuat hubungan, mendengarkan aktif juga membuatmu menjadi lebih bijaksana dan lebih memahami sudut pandang orang lain.
Dengan menerapkan teknik-teknik di atas, kamu dapat membangun komunikasi yang lebih efektif, harmonis, dan penuh pengertian. Semoga membantu!
Sumber referensi:
Verywell mind. Diakses pada November 2024. 7 Active Listening Techniques For Better Communication
https://www.verywellmind.com/what-is-active-listening-3024343