Dejected Meluapkan Rasa Kehilangan di Single Debut "Phantom Pain"

Mengusung melodic hardcore yang masih asing di Makassar

Makassar, IDN Times - Dejected menambah keriuhan musik keras di Makassar. Grup musik beraliran melodic hardcore tersebut merilis single debut berjudul Phantom Pain pada 15 November silam. Berdurasi tiga menit, lagu ini menceritakan rasa sakit yang timbul dari kehilangan.

Vokalis Andi Irwan Rahman, lead guitar Ragil Hariadi, rhythm guitar Muhammad Shiddiq, Aldi Dwi di bagaian pembetot bass serta Alif Syarif sebagai penabuh drum kompak menghadirkan lagu agresif. Deru irama cepat saling pacu dengan suara Irwan yang meneriakkan bait demi bait lirik.

Phantom Pain sendiri langsung mengingatkan pada lagu-lagi yang dibawakan Four Year Strong serta Comeback Kid. Termasuk pula Stick To Your Guns yang eksis pada dekade 2010-an awal.

Baca Juga: Menyimak Kebisingan JVICI dalam Album Debut "PULCHRUM"

1. Proses penggarapan Phantom Pain ternyata tak memakan banyak waktu

https://www.youtube.com/embed/UeNcrObho8M

Kenapa berjudul Phantom Pain? "Itu adalah sebuah istilah medis yang berarti rasa sakit setelah amputasi. Berasal dari bagian tubuh yang sudah buntung, tapi kita masih bisa merasakan sensasi rasa sakit. Padahal anggota tubuh tersebut sudah tidak ada," ujar Irwan saat bercerita tentang judul lagu debut mereka kepada IDN Times, Senin (26/12/2022).

"Jadi itu sama seperti merasakan kehadiran seseorang yang telah pergi meninggalkan kita. Seperti mengingat mantan, lah," imbuh sosok yang juga jadi vokalis unit hardcore Wajib Militer tersebut. Ini mempertegas melankoli di balik teriakannya serta clean vocal yang saling menimpali dengan musik penuh deru.

Saat ditanya tentang inspirasi, Irwan menyebut lagu debut mereka berasal dari pengalaman personal seluruh personel Dejected.

Proses penggarapan Phantom Pain tak memakan waktu lama. Semua dari sebuah riff gitar milik Ragil. Ia kemudian menyambangi rumah Irwan untuk merekam riff gitar yang jadi cikal bakal lagu.

2. Warna melodic hardcore ternyata jadi bentuk kompromi seluruh personel Dejected

"Jadinya saya bantu rekam. Lalu ketemu Alif untuk buat beat drumnya. Setelah sekitar dua mingguan, kita bentuk beat drum dengan mengikuti riff gitar. Dan kemudian jadilah Phantom Pain," cerita Irwan secara singkat.

"Untuk pengerjaan lagunya itu di studio milik Remains Records. Dua hari untuk take instrumen dan vokal, dan proses mixing sekitar tiga hari. Jadi proses seluruhnya itu satu mingguan," imbuhnya. Semuanya dilakukan pada medio akhir Oktober 2022.

Berbicara tentang patokan musikalitas Dejected, Irwan menyebut beberapa band. Salah satunya adalah Counterparts, grup musik melodic hardcore Kanada, terutama dari album A Eulogy for Those Still Here yang baru rilis Oktober silam. Termasuk juga band Modern Guns asal Depok, khususnya album We Are Strangers After All (2019).

"Cuma basic referensi musik kami berlima itu beda-beda. Jadi agak susah untuk menjelaskannya. Tapi yang kami jadikan garis besar adalah Counterparts dan Modern Guns," jelasnya.

3. Video musik Phantom Pain dan sebuah mini album jadi rencana terdekat Dejected

Dejected Meluapkan Rasa Kehilangan di Single Debut Phantom PainPara personel band melodic hardcore asal Kota Makassar, Dejected. (Instagram.com/dwiii_stranger)

Irwan mengakui memang tak semua personel band yang lahir pada September 2022 itu suka dengan melodic hardcore. Tapi, rasa penasaran untuk eksplorasi membuat kelimanya sepakat untuk membentuk Dejected.

"Karena kebetulan di Makassar juga, sepengetahuan saya, belum ada band yang mengusung genre itu. Jadi ini bisa menjadi warna baru juga lah," ceritanya.

Dejected sendiri sudah membawakan Phantom Pain pada acara festival musik Hardwave Camp yang berlangsung di Pantai Labombo, Kota Palopo, 10 Desember lalu. Selain itu, mereka sedang mematangkan rencana penggarapan video musik untuk single tersebut.

"Kemudian rencana kedua adalah perilisan mini album. Karena rencana kami itu di bulan Februari tahun depan, seluruh materinya sudah harus selesai. Jadi dalam waktu dekat ini hanya dua rencana itu," tutup Irwan.

Baca Juga: Lagu "Fibrin", Cara Akram Hadinata Temani Pendengarnya Move On

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya