TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[KLASIK] Pengalaman Panjang PSM Makassar Menjadi Tim Musafir

Akibat sanksi Komdis PSSI hingga stadion tak penuhi standar

Pesepak bola PSM Makassar Osas Saha (kiri) berebut bola dengan pesepak bola Shan United Thiha Shitu dalam pertandingan lanjutan fase Grup H Piala AFC di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (26/2/2020). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Makassar, IDN Times - Seiring rencana memusatkan Liga 1 2020 di Pulau Jawa usai jeda akibat pandemik, Provinsi DI Yogyakarta dipilih sebagai homebase sementara tim-tim luar Jawa.

PSM Makassar sendiri memilih Stadion Sultan Agung Bantul sebagai markas sementara hingga musim selesai. Di Bantul, anak asuh Bojan Hodak itu akan berbagi tempat dengan Bali United dan Persija Jakarta.

Nah, menjadi tim musafir sejatinya bukan pengalaman baru. Wiljan Pluim cs turut meminjam Stadion Madya Gelora Bung Karno sebagai homebase untuk AFC Cup 2020. Menilik lebih jauh, Juku Eja memang sudah beberapa lagi mentas jauh dari Kota Daeng.

1. Stadion La Patau, Watampone (Liga Super Indonesia 2009/10)

Pesepakbola Persijap Jepara, Evaldo Silva (kanan) berebut bola dengan pesepakbola PSM Makassar, saat melakukan pertandingan lanjutan Indonesia Super Liga di Stadion La Patau, Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pada Minggu (10/1/2010). Pertandingan tersebut merupakan partai usiran tanpa penonton di luar kandang tuan rumah PSM Makassar yang berakhir dengan skor 1-0 (0-0). (ANTARA FOTO/ADNAN)

Kali pertama PSM lakoni partai kandang kompetisi resmi (di era pasca Perserikatan), namun jauh bukan di Mattoanging, yakni pada putaran kedua LSI 2009/10. Juku Eja, yang waktu itu dilatih Hanafing, pindah ke Stadion La Patau Watampone, Kabupaten Bone, 200 km dari Makassar, untuk dua partai usiran tanpa penonton.

Ini adalah hukuman dari Komisi Disiplin PSSI, buntut rusuh di laga kandang pekan sembilan (Minggu 6 Desember 2009) kontra Pelita Jaya Karawang. Berakhir imbang tanpa gol, penonton hilang kendali jelang peluit panjang ditiup. Wasit dan salah satu ofisial pertandingan terkena bogem mentah.

Laga usiran pekan ke-15 (10/1/2020) pertemukan PSM dengan Persijap Jepara. Kemenangan berhasil dipetik berkat gol semata wayang Diva Tarkas. Namun hasil positif tak berlanjut.

Empat hari berselang, Cristian Carrasco cs ditahan imbang 0-0 oleh tim tamu Persela Lamongan. Hanya kantongi tiga dari enam poin target, PSM gagal merangkak dari zona degradasi.

Baca Juga: [KLASIK] 3 Klub Sulawesi Pesaing PSM Makassar di Ligina 2007

2. Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (Liga Super Indonesia 2014)

Sejumlah pesepak bola PSM Makassar melakukan latihan ketika uji coba lapangan di Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jatim, Jumat (31/1/2014) malam. PSM Makassar sebagai tuan rumah di Surabaya akan menjalani laga perdana kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2014 melawan Putera Samarinda pada Minggu (2/2/2014). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Nasib buruk menimpa PSM jelang helatan Liga Super Indonesia 2014. Stadion Andi Mattalatta Mattoanging dinyatakan gagal lolos verifikasi PT. Liga Indonesia. Alhasil, Ponaryo Astaman beserta kolega "meminjam" Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya untuk musim itu.

Selama di Kota Pahlawan, mereka gagal menembus papan atas klasemen akhir Wilayah Timur. Sepanjang 20 pekan, PSM hanya memetik tujuh kemenangan. Sembilan laga berakhir kekalahan, ditambah empat kali seri. Total poin yang dikumpulkan yakni 25, hanya terpaut tiga angka dari Persela di peringkat empat.

Semangat tanding pemain memang masih membara. Namun dengan dukungan penonton yang minim, PSM kehilangan energi tambahan. Mereka finis di peringkat 7, di bawah Persiba Balikpapan (5) dan Persisam Putra Samarinda (6).

Selama bermarkas di ibu kota Jawa Timur, Juku Eja dua kali berganti pelatih. Jorg Steinebrunner mundur pada 12 Februari 2014 menyusul start buruk di tiga pekan pertama (dua kali kalah, sekali imbang). Jorg diganti oleh Rudy Keltjes, namun Rudy menyusul mundur pada akhir Juli. Eks striker PSM era 1980-an, Assegaf Razak, lalu ditunjuk mengarsiteki PSM hingga akhir musim.

3. Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar (Liga 1 2018)

Pemain PSM Makassar, Rizky Pellu (tengah), saat berusaha melewati hadangan gelandang Bhayangkara FC yakni Sani Rizki Fauzi (kiri) dalam pertandingan pekan ke-14 Liga 1 2018, Minggu (15/7/2018), di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar. Laga tersebut berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan PSM. (Liga-Indonesia.id)

Alih-alih tampil di Mattoanging, PSM menjamu sang juara bertahan di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar. Operator kompetisi beberapa hari sebelumnya mempermasalahkan lampu penerangan yang dianggap belum memadai.

Para suporter sempat khawatir jelang laga pekan ke-14 Liga 1 2018 itu, sebab Wiljan Pluim dkk tanpa dukungan penuh. Namun, laga minim penonton ini jadi bukti kepantasan tim yang waktu itu diracik Robert Rene Alberts menghuni papan atas, sekaligus ramaikan perburuan gelar juara.

Sempat tertinggal lewat gol cepat Paulo Sergio, winger M Rahmat menunjukkan kelasnya. Sepasang gol dari kaki winger jebolan PSM Junior di babak pertama sudah cukup lesatkan PSM ke puncak klasemen.

Baca Juga: [KLASIK] Mengingat Capaian PSM Makassar di Piala Indonesia 2007

Berita Terkini Lainnya