TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Maulwi Saelan Antar Timnas Raih Perunggu Asian Games 1958

Jadi satu-satunya medali Indonesia di cabor sepak bola

Kiper dan kapten Timnas Indonesia dekade 1950-an, Maulwi Saelan (kedua dari kiri), berpose sebelum pertandingan kualifikasi Piala Dunia 1958 Zona Asia antara Indonesia melawan China di Xiannongtan Stadium Beijing pada 2 Juni 1957. (Dok. Pribadi Maulwi Saelan / Repro. Majalah Popular edisi Juli 1989)

Makassar, IDN Times - Sejak dekade 2000-an, Timnas Indonesia memang susah bersaing di cabang olahraga (cabor) sepak bola Asian Games. Pencapaian terbaik hanya menembus babak 16 besar, dan ini terjadi pada edisi 2014 dan 2018.

Meski begitu, sejarah mencatat bahwa Merah Putih pernah mendapat medali dari cabor bal-balan ajang multievent Asia tersebut. Pada Asian Games 1958 yang berlangsung di Tokyo, Jepang, Timnas Indonesia berhasil menyabet perunggu sekaligus satu-satunya capaian podium sepak bola hingga sekarang.

Saat itu, skuat asuhan Antun "Toni" Pogačnik memasukkan satu nama pemain PSM Makassar. Ia adalah kiper legendaris Maulwi Saelan.

1. Maulwi Saelan tampil moncer pada putaran nasional Perserikatan tahun 1957

Para pemain dan staf pelatih PSM Makassar berpose dengan trofi juara Kejurnas PSSI Perserikatan 1959. (Dok. Istimewa)

Timnas saat itu menjelma sebagai salah satu kekuatan sepak bola Asia di bawah asuhan Toni Pogačnik. Menjadi semifinalis di Asian Games Manila 1954, jalani tur Eropa Timur medio Agustus-September 1956, menahan imbang Uni Soviet di cabor sepak bola Olimpiade Melbourne 1956 dan jadi juara ajang Pestabola Merdeka Malaysia 1957.

PSM juga sedang menikmati kesuksesan di ajang domestik. Anak asuh E.A. Mangindaan tersebut mengecap gelar juara Perserikatan 1957, capaian mayor pertama tim asal Makassar tersebut. Mereka keluar sebagai juara dalam ajang berformat setengah kompetisi itu dengan lima kemenangan dan sekali imbang.

Selain menjadi tim tersubur di babak nasional Perserikatan, PSM menjadi salah satu tim dengan pertahanan paling kuat. Saelan cuma kebobolan 7 gol dalam 6 laga, catatan ini juga sama dengan PSMS Medan. Alhasil, Toni Pogačnik tak ragu memanggil adik kandung Emmy Saelan terebut untuk Asian Games 1958.

2. Timnas Indonesia menjadi jawara Grup B di cabor sepak bola Asian Games 1958

Laporan hasil pertandingan matchday ketiga Grup B cabor sepak bola Asian Games Tokyo 1958 antara India melawan Indonesia. (Repro. Harian Suara Merdeka edisi Kamis 29 Mei 1958/Perpusnas)

Indonesia saat itu tergabung di Grup B bersama dua tim kuat lainnya yakni India (emas AG New Delhi 1951) dan Burma (kini Myanmar, perunggu AG Manila 1954). Tak disangka, Merah Putih bisa menyapu seluruh pertandingan dengan kemenangan.

Dalam laga pembuka pada 25 Mei 1958, Indonesia menekuk Burma dengan skor 4-2. Laga tersebut berlangsung sengit sebab Burma berbalik menguasai pertandingan sepanjang babak kedua. Beruntung gol Saari (PSMS Medan) memastikan kemenangan Indonesia atas rival sesama negara Asia Tenggara.

Di partai penentuan melawan India, 28 Mei 1958, Indonesia harus menang susah payah dengan skor 1-2. Sayap lincah Persija Jakarta, Thio Him Tjiang, menjadi pahlawan dengan memborong seluruh gol ke gawang The Blue Tigers.

Baca Juga: Respons Wiljan Pluim Kandang PSM Makassar Sepi Penonton 

3. Anak asuh Toni Pogacnik menyabet medali perunggu usai menekuk India di play-off

Laporan hasil pertandingan perebutan medali perunggu cabor sepak bola Asian Games Tokyo 1958 antara Indonesia melawan India. (Repro. Harian Suara Merdeka edisi Senin 2 Juni 1958/Perpusnas)

Pada babak perempat final pada 30 Mei 1958, Indonesia menggulung Filipina dengan skor telak 5-2. Sayangnya, Taiwan menghentikan asa Saelan dkk untuk melaju ke final cabor sepak bola. Bersua di partai semifinal di 31 Mei 1958, gol tunggal Chow Siu-hung memutus tren positif mereka sejak babak grup.

Beruntung, medali perunggu bisa dibawa pulang. Bersua India lagi pada laga play-off yang berlangsung di tanggal 1 Juni 1958, wakil Asia Selatan tersebut kembali dilibas dengan skor 4-1. Taiwan keluar sebagai peraih medali emas setelah menekuk Korea Selatan di partai final.

Meski begitu, dalam arsip yang dikumpulkan oleh IDN Times, Saelan selalu bermain sebagai starter meski dihadapkan pada jadwal padat. Kuintet Suryadi - Fattah Hidayat - Wowo Sunaryo - Bakir - Saari lebih sering menjadi andalan.

Baca Juga: Catatan Pertemuan PSM Makassar Melawan Tim Vietnam di Turnamen Asia

Berita Terkini Lainnya